Posts

Showing posts from January, 2013

Reserve

As I sat on the sofa, I leaned against an invisible shoulder.  I walked quickly right toward him. He also came toward me, so quickly that we almost hit each other's heads. We both laughed. The obstacle was that I couldn’t see what was holding me back today. 'I shouldn’t have run toward you. If I had been a little faster, we could have ended up hitting each other,' he said. I didn’t say anything. I thought the funnier this meeting began, the better it would be. Yet, typical him, he just a mind-reader. I only smiled and replied, "Let's just go walk, now." yet I remained frozen in space and time, just me and emptiness. We're walking to the city park and just went around, nothing really far but our steps actually might count like a mile. Restless just with him. I simply sat in silence, lost in my thoughts. It's nothing like there's no other place we can be. It's just I found my complete and I don't need to find anywhere else. "If only our ...
Do you know why it's hard to say goodbye? Because we afraid if our memories might not be able to remember them, rightly. The fact is, goodbye means good. No matter how hard.
~Aurora Esterlia

The Accident

      Ketika kau terbangun dari mimpi indahmu dan yang kau harapkan mimpimu bukannya berhenti begitu saja namun ia merupakan kenyataan dalam hidupmu, maka apa yang terjadi pastinya adalah kebahagiaan terbesar yang tidak terlukis dengan kata-kata bahkan tangisan air mata sekalipun. Namun, tidak selamanya mimpi ku menjadi kenyataan.         " Honey... wake up... " Aku dapat mendengar suara memanggilku. Seluruh kesadaranku cukup pulih untuk merasakan badan, tangan, dan kakiku kembali. Mataku yang masih tertutup mulai menyadari sinar di sekelilingku. Aku mencoba membuka mataku perlahan-lahan. Pandanganku begitu silau dengan terangnya sinar matahari yang masuk dari jendela yang terbuka tirainya. Telingaku begitu bising dengan suara-suara yang begitu banyak dan riuh. "Dia bangun! Terimakasih, Tuhan!" Aku mendengar suara itu lagi. Aku dapat melihat ruangan di sekitarku berwarna putih, dan terdapat beberapa bayangan orang mengelil...

They are My Friends

     "Kau tahu aku sedang bermain gitar, Rose." Aku tersenyum padanya. Ia hanya berdiri di depan jendela kamarku yang terbuka. Rambut panjang nya terus berhembus ditiup angin yang masuk. "Mengapa warna rambutmu diwarnai merah, kali ini?"      "Akhirnya kau menanyakannya." Ia tertawa dan segera mendatangi tempat tidur. Dengan cepat ia melempar dirinya ke kasur. Aku dan gitarku sedikit berguncang. "Aku tertarik dengan apa yang kuminum. Apa mereka seindah bila rambutku berwarna sama?"       "Ya, mereka terlihat yummy ." jawabku.       "Aku tahu, right ?" Ia memainkan helaian rambutnya dengan tangannya. "Aku tidak pernah merasa ingin sekali menggigiti rambutku sendiri." Aku terkaget mendengarnya. Ia melihat wajahku, "Aku bercanda." Ia terkikih-kikih.       "Aku mencoba membayangkannya, Rose..."Aku benar-benar membayangkannya, "Kau tidak segila itu, kan?"   ...

The Shortest Noir Story I ever made

"Once upon a time, The Blind Princess can do no more wrong. that's happily ever after came from."