Reserve

As I sat on the sofa, I leaned against an invisible shoulder.  I walked quickly right toward him. He also came toward me, so quickly that we almost hit each other's heads. We both laughed. The obstacle was that I couldn’t see what was holding me back today. 'I shouldn’t have run toward you. If I had been a little faster, we could have ended up hitting each other,' he said. I didn’t say anything. I thought the funnier this meeting began, the better it would be. Yet, typical him, he just a mind-reader. I only smiled and replied, "Let's just go walk, now." yet I remained frozen in space and time, just me and emptiness. We're walking to the city park and just went around, nothing really far but our steps actually might count like a mile. Restless just with him. I simply sat in silence, lost in my thoughts. It's nothing like there's no other place we can be. It's just I found my complete and I don't need to find anywhere else. "If only our ...
Do you know why it's hard to say goodbye? Because we afraid if our memories might not be able to remember them, rightly. The fact is, goodbye means good. No matter how hard.
~Aurora Esterlia

Last Touch

Aku menutup mataku dan seseorang yang kukenal ada di sana.
Aku melangkahkan kakiku ke arahnya sama seperti ia mendatangiku.
Aku berhenti dan ia selangkah mendekat.
Aku menyapanya namun ia tidak menyahut.
Aku menanyakan siapa yang ia cari namun raut mukanya tidak mengenalku.
Aku menanyakan siapa yang ia cari lagi dan ia memberitahukannya.
Aku kembali menutup mataku dan seseorang yang kukenal kembali di sana.
Aku tidak melangkahkan kakiku dan raut mukanya berubah sedih.
Aku benci melihatnya dan ia membiarkanku meninggalkannya.
Aku menutup mataku dan seseorang yang kukenal ada di sana.
Aku terdiam dan tidak bergerak ketika ia berubah tersenyum padaku.
Aku tidak membalas dan ia mendatangiku.
Aku memandangnya dan ia kembali mencari seseorang.
Aku menjawab kalau yang ia cari tidak ada di sini.
Aku menanyakan kapan yang ia cari akan datang dan ia tidak tahu.
Aku ingin pergi karena udara berubah menjadi dingin dan ia pun menggigil.
Aku berjalan dan ia menemani.
Aku menutup mataku dan seseorang yang kukenal ada di sana.
Aku berada di depan pintu bersamanya.
Aku pikir untuk menemaninya hingga yang ia cari datang.
Aku mengajaknya berjalan namun ia menanyakan pertanyaan yang berbeda.
Aku tidak mengerti mengapa ia menanyakannya karena ia tidak lagi mencari seseorang.
Aku membalikkan pertanyaannya dan ia tersenyum membenarkan.
Aku hendak membuka pintu dan ia kemudian memegang tanganku.
Aku menutup mataku dan seseorang yang kukenal itu tidak ada lagi.

Comments

Popular posts from this blog

I leave it to you

BATMAN V SUPERMAN: Sense for Being Smart

Broken Bells "The After Disco"