Diari Usang Tersayang
Oleh: Aurora Esterlia
Kisah
ini dimulai pada suatu sore hari yang penuh dengan tiupan angin. Andaikan angin
sepoi-sepoi tidak bertiup terlalu kencang sore itu, diari ini mungkin akan
bertuliskan kisah yang berbeda. Namun, sore itu, Yuri terduduk di pinggir
sungai yang memiliki rerumputan yang lembut hingga ia segan untuk pulang. Itu,
pertama kalinya Yuri disana, lalu angin kencang membuat seseorang yang sedang mengendarai sepeda dari jalanan setapak di
atas rerumputan itu terdorong dan terjatuh. Yuri yang terkejut mendatangi, dan
disanalah Yuri mulai menceritakan seseorang yang ia kenal di sore hari itu.
Orang itu dari sekolah sebelah sedangkan Yuri dari
sekolah mahal. Bagi Yuri, ia tidak boleh berbicara dengan orang tak dikenal. Karena
orang itu lelaki, ketika orang itu minta tolong, Yuri malah berlari dan pergi
pulang. Orang itu tidak memiliki nama dalam diari karena Yuri tidak ingin
bebicara dengannya. Esoknya, Yuri berjalan melewati daerah itu saat berangkat
ke sekolah, orang itu menunggu dengan sepedanya. Orang itu mengajaknya
berbicara tapi Yuri hanya berjalan cepat hingga akhirnya berlari. Yuri berlari
hingga ia sampai ke sekolah. Orang itu berhenti di depan gerbang sekolah dengan
sepedanya. Yuri hanya kembali menuliskan hal itu di diari. Lalu, saat ia
pulang, Yuri tidak bertemu dengan orang itu.
Hari berikutnya, Yuri sebelum pulang pergi ke toko
swalayan dan ia bertemu dengan orang itu bersama dengan teman perempuannya.
Yuri hanya melihat dari jauh dan ia menuliskan orang itu seperti bukan orang
jahat. Orang itu hanya anak lelaki sekolahan biasa. Yuri pulang dan kembali
menuliskan dalam diari. Beberapa hari kemudian, Yuri pergi ke sebuah kafe dan
membeli donat yang tinggal satu buah macamnya, yang ternyata ia bertemu dengan teman
sekelasnya, Boyung. Boyung adalah anak perempuan yang pendiam dan ia ditemani
oleh pelayannya. Yuri menuliskan kalau ia membiarkan Boyung mendapatkan donat
itu lalu Yuri pergi. Dari sana, Yuri melewati sungai itu dan menemukan orang
itu. Orang itu berdiri dengan sepedanya dan ia sudah siap mengejar Yuri jika ia
berlari. Namun, Yuri malah tersenyum dan pergi melewati. Orang itu pun
menemaninya berjalan hingga ke stasiun kereta MRT. Meski, Yuri tidak mengatakan
sepatah katapun, orang itu terus mengajaknya berbincang. Hingga akhirnya Yuri
harus turun dan orang itu pergi. Yuri mengingat semua yang orang itu ceritakan
dan ia menuliskan semuanya.
Pagi harinya, orang itu menyodorkan telepon genggamnya
dan meminta menukar nomor telepon. Yuri tidak mau memberikan dan segera pergi. Orang
itu kembali menemaninya berjalan dengan sepedanya, berbincang banyak hal hingga
Yuri hanya masuk gerbang sekolahnya. Kali ini, Yuri tertarik dengan cerita
orang itu di hari itu maka ia berbalik dan tersenyum. Yuri menuliskan bahwa orang
itu terlihat senang dan melambaikan tangan kepadanya sebelum pergi bersama
dengan sepedanya.
Sorenya, mereka berdua bertemu di pinggir sungai. Orang
itu bilang kalau ia punya telepon genggam kecil yang ingin ia berikan kepada
Yuri, tapi jika Yuri mau jalan-jalan dengannya besok di hari libur. Yuri hanya
tidak menjawab. Ia pergi. Orang itu meneriaki tempat dan waktunya. Besok, Yuri
tidak datang. Yuri menuliskan kalau orang itu kemungkinan besar seorang pemain
perempuan karena Yuri pernah melihatnya dengan perempuan lain sewaktu di toko
swalayan. Yuri merasa benar kalau ia tidak datang.
Semenjak hari itu, orang itu tidak terlihat lagi. Yuri
menuliskan kalau ia merasa hari-harinya tidak spesial seperti biasanya. Hingga,
ia memilih hari itu untuk tidak melewati jalan sungai itu karena tidak mau
melihat orang itu tidak lagi disana, ia malah melewati depan gerbang sekolah
orang itu. Sekolah orang itu adalah sekolah negeri. Sore hari, masih ramai.
Yuri melihat orang itu sedang bermain sepak bola dengan teman-temannya di dalam
lapangan sekolah. Semua yang ada di lapangan itu menyadari keberadaan Yuri
karena seragamnya yang menunjukan dari sekolah yang mahal itu. Hal itu pun
membuat orang itu tersadar dan segera berlari keluar mendatangi Yuri menanyakan
apa yang dilakukan Yuri disitu. Yuri ingin berbicara namun ia tidak mau. Yuri
malah berbalik tapi orang itu mencegat jalannya. Orang itu bilang tunggu, ia
akan mengambil sepedanya. Yuri bingung namun ia akhirnya menunggu. Saat orang
itu datang dengan sepedanya, anak perempuan yang Yuri lihat di toko swalayan
itu mendatangi mereka berdua. Yuri menuliskan kalau keduanya memang berpacaran
karena mereka bertengkar saat itu. Yuri hanya menunggu, yang akhirnya anak
perempuan itu meminta putus jika orang itu mengantarnya pulang. Yuri mendengar
itu menjadi kaget dan segera kabur, ia diteriaki oleh anak perempuan itu.
Namun, beberapa saat, orang itu sudah menghentikannya berlari dengan mencegat
Yuri dengan sepedanya. Orang itu benar mengantarnya sampai ke stasiun kereta.
Yuri menuliskan orang itu memberikan telepon genggamnya. Ia ingin sekali
berbicara dengan Yuri, yang akhirnya Yuri mengembalikan telepon genggam itu
dengan menyimpan nomor telepon Yuri. Lalu, Yuri pergi. Pertama kali ia sedang
menunggu kereta datang, orang itu segera menelepon. Ketika Yuri angkat, Yuri
mengenal suara orang itu tapi langsung dimatikan. Orang itu mengirim pesan dan
Yuri baru membalas.
Yuri tidak pernah menyimpan nomor telepon orang itu,
sedangkan orang itu mengajaknya untuk makan di kafe, dan orang itu menunjukan
kalau ia menyimpan nomor telepon Yuri dengan panggilan, ‘Gadis Dinding’. Dari
sana, Yuri tertawa. Orang itu kemudian mulai dapat mendengar suara Yuri ketika
tertawa. Orang itu pun ketika ia kembali mengantar Yuri ke stasiun kereta bilang
ia akan melakukan apa saja untuk membuat Yuri tertawa. Yuri menuliskan kalau ia
belum pernah dikatakan seperti itu oleh seorang pria manapun.
Pada hari Kasih Sayang, Yuri membuat donat manisan. Lalu,
ia bersiap memberikan kepada orang-orang yang ia kasihi. Pagi itu ia berjalan
dan menunggu orang itu di pinggir sungai, namun orang itu tidak ada, dimana
Yuri pun ingin menghubungi tapi karena sudah waktu masuk sekolah, ia mengurung
niatnya. Ia bertemu dengan Boyung dan juga memberikan bingkisan untuknya. Dari
sana, Boyung pun memeluk Yuri dan bilang kalau selama ini Boyung ingin sekali
berbincang dengan Yuri. Yuri pun menjadi melupakan kesedihannya karena tidak
bisa memberikan bingkisan itu pertama kali kepada orang itu. Lalu, Yuri pulang
dan ketika Boyung mengajaknya untuk diantar dengan mobilnya, Yuri dengan senang
hati. Namun, ketika melewati pinggir sungai, Yuri tidak melihat siapapun
disana, Yuri kembali tersadar dengan bingkisannya. Ketika sampai di stasiun
kereta dan mobil Boyung pergi. Yuri memberanikan diri menghubungi orang itu.
Sayangnya, tidak diangkat. Lalu, ia tahu waktunya untuk pulang. Untuk kedua
kalinya, Yuri hanya bisa mengirim pesan selamat hari Kasih Sayang. Yuri
terduduk di dalam kereta dan ia melihat pasangan-pasangan yang menikmati hari Kasih
Sayang. Yuri hanya mencoba menutup mata. Ia sampai di stasiun dan keluar dari
stasiun, sebuah mobil hitam besar sudah menunggu, dan memiliki plat nomor
kenegaraan. Ia masuk ke mobil itu dan sampai di sebuah rumah begitu besar
dengan pagar kenegaraan, yang bertuliskan rumah menteri komunikasi dan
teknologi. Ia masuk ke dalam rumah dan ia mengira ia kembali sendirian. Ia
mendatangi ruangan kerja ayahnya, namun ia tidak ada. Yuri hampir menangis saat
itu tapi ketika ia sampai di kamar, ayahnya disana dan telah menghias kamar
tidurnya dengan suasana hari Kasih Sayang. Yuri pun memeluk ayahnya dan
mengatakan kalau ia merindukan ayahnya selama ini untuk pulang. Darisana, Yuri
menuliskan bingkisan untuk orang itu ia berikan kepada ayahnya. Ia juga
menambahkan kalau ia meralat perkataan sebelumnya, kalau orang pertama yang
selalu ingin membuat Yuri tertawa adalah ayahnya sendiri.
Besoknya, seperti biasa Yuri bangun tidur, mandi, sikat
gigi, dan berdandan, yang ternyata Yuri berambut panjang. Ia mengikat rambutnya
dan menutupinya dengan rambut palsu. Yuri makan pagi dengan ayahnya dan ayahnya
berbincang soal Yuri menyembunyikan identitasnya. Yuri bilang semua orang
memperlakukan dirinya berbeda karena ia terlihat miskin. Satu-satunya orang
yang mau berteman dengannya Boyung. Yuri merahasiakan keberadaan orang itu
karena ia kesal. Yuri pun diantar ayahnya sampai stasiun kereta, lalu Yuri
seperti biasa melewati pinggir sungai. Orang itu ada disana. Orang itu seperti
habis babak belur, dan penuh lebam. Yuri terkejut. Orang itu tidak membawa
sepedanya. Orang itu bilang telepon genggamnya rusak, tapi ia tahu kalau
kemarin Yuri meneleponnya. Hanya, orang itu tidak bisa mengangkatnya. Orang itu
bilang kalau lebih baik Yuri jangan menghubunginya lagi, menunggunya lagi.
Lalu, orang itu pergi. Yuri mengejar dan mencegatnya. Orang itu hanya kembali
berjalan, tapi Yuri kembali mencegatnya. Yuri menuliskan dalam diari kalau ia
tidak mau meninggalkan orang itu. Orang itu marah dan mengatakan kalau ia babak
belur karena penagih hutang. Hutangnya banyak dan ia kemungkinan besar
dibuntuti oleh orang-orang jahat. Yuri tetap mencegatnya. Orang itu akhirnya
menyerah dan berhenti. Yuri pun segera terdiam. Yuri bilang ia tidak tahu ingin
mengatakan apa kepada orang itu, tapi ia hanya tidak mau orang itu
meninggalkannya. Tapi, pada akhirnya, Yuri hanya berbalik dan berjalan
mendahului orang itu. Alhasil, orang itu mengikuti Yuri berjalan ke sekolah Yuri
seperti biasanya. Yuri yang menyadari hal itu, memundurkan langkahnya hingga
mereka berdua berjalan bersama. Yuri pun masuk ke gerbang sekolahnya dan
kembali berbalik memberikan senyuman. Orang itu hanya memandang Yuri lalu
pergi.
Sepulang sekolah, Yuri tahu ia tidak akan menemukan orang
itu di rerumputan pinggir sungai. Yuri pun berbaring di rerumputan itu. Ia
menutup matanya sebentar dan ketika terbangun, orang itu sudah ada di
sebelahnya dan terduduk. Orang itu menceritakan tentang abangnya. Abangnya sekolah
di tempat Yuri karena ia memang pintar. Abangnya mendapat beasiswa. Tapi,
abangnya jarang pulang ke rumah. Yuri bilang di diari kalau ia tidak pernah
tahu abangnya ternyata ada di sekolahnya. Orang itu bilang kalau ia tidak akan
pernah memberitahukan nama abangnya karena Yuri sendiri tidak memberitahukan
namanya. Yuri hanya tertawa. Semenjak itu, orang itu senang sekali menceritakan
tentang abangnya, bagaimana abangnya mendukung cita-cita nya untuk menjadi
dokter. Yuri benar-benar menuliskan semua yang diceritakan orang itu tentang
abangnya dalam diarinya. Orang itu bilang kalau ia tidak boleh terlihat bersama
dengannya karena itu akan memalukan. Yuri menuliskan kalau ia tidak pernah malu
berjalan dengan orang itu.
Suatu hari, Boyung menanyakan siapa orang dari sekolah
negeri yang selalu mengantar Yuri pergi ke sekolah. Yuri pun mengatakan kalau
itu teman sekolahnya dulu. Yuri pun menanyakan siapa saja orang yang
mendapatkan beasiswa di sekolah ini, Yuri pun mendapat beberapa nama orang
kakak kelas, dan Yuri mulai memperhatikan. Tapi, tidak ada yang sesuai dengan
apa yang diceritakan diari. Yuri pun melewati semua gedung di sekolah. Tiap
gedung memiliki jurusannya sendiri. Saat itu, Yuri dan Boyung bersembunyi masuk
ke dalam studio fotografi. Boyung bilang ia sangat menyukai para model dan klub
fotografi suka menyewa model-model mapan. Yuri dengan senang hati menemani
Boyung. Dan disana, Yuri melihat Aksa. Aksa adalah dari jurusan teknologi. Aksa
dikenal oleh ayah Yuri karena Aksa adalah ketua dari klub CGI nasional
seangkatan remaja. Yuri selalu mengaguminya sejak dulu, ia dapat merasakan
kalau Aksa memiliki kepintaran seperti ayahnya. Namun, Yuri tidak menyangka
kalau Aksa juga senang fotografi. Boyung bilang ia memiliki cita-cita menjadi
seorang wartawan gelar busana. Yuri mendukung sekali. Sedangkan Yuri mengatakan
kalau ia tidak tahu apa yang ia inginkan. Lalu Boyung mengatakan Yuri lebih
baik ikut masuk ke bagian gelar busana juga. Yuri pun belajar banyak dengan
Boyung. Yuri bilang ia mengerti apa yang dilihat oleh Boyung dan kecantikan
yang diperlihatkan di gelar busana.
Seperti biasa, Yuri dan Boyung berpisah ketika ia akan
pulang. Namun, ternyata yang menjemput Boyung adalah kedua orang tua Boyung dan
keduanya terlihat begitu galak. Yuri pun ditanya banyak hal yang dengan
identitas palsu, Yuri mengatakan kalau dirinya anak beasiswa sini. Keluarga
Boyung dengan tegas mengatakan untuk jangan lagi berteman dengan anaknya. Yuri
yang mendengar itu tercengang dan tidak tahu harus mengatakan apa, hingga Boyung
pun pergi. Yuri pulang dan tidak bertemu orang itu di pinggir sungai. Yuri
hanya memandang ke arah sungai. Lalu, orang itu ternyata datang. Ia membawakan
makanan. Yuri pun menikmati bersama. Bagi Yuri, selama ini orang itu juga
merupakan sahabatnya saat ini. Yuri menuliskan dalam diarinya, kalau ia juga
tidak akan menyerah untuk Boyung.
Esoknya, Boyung mendatangi meja Yuri dan Yuri segera
menyapa Boyung. Boyung terlihat begitu lega karena Yuri masih mau berteman
dengannya. Yuri bilang kalau pendapat orang tua Boyung salah mengenai dirinya.
Yuri mengatakan kalau ia adalah orang paling pantas untuk bersama dengan Boyung
dibandingkan yang lain. Hal itu membuat Boyung senang, dan mereka pun masih
bersama belajar mengenai gelar busana. Lalu, pesta promnight sekolah itu pun
datang. Boyung dan Yuri berdua mendaftar menjadi logistik backstage. Hal ini
dikarenakan supaya mereka berdua bisa melihat para model berdandan, bersiap,
juga para artis undangan.
Malam itu, Boyung dan Yuri terpukau dengan semua para
temannya yang berdandan dan berpakaian modis juga para model yang sedang
berdandan di backstage. Boyung menjelaskan semua hal kepada Yuri seakan Boyung
tahu semua pakaian, perhiasan, dandanan, dan merek yang dipakai. Aksa juga ada
disana. Bagi Yuri, melihat Aksa dengan jas formal membuat Aksa begitu wibawa.
Boyung dan Yuri terasa lelah dan mereka terududuk di sekitar pakaian gelar
busana yang tersisa. Mereka berdua pun bermain dengan pakaian itu. Terutama
Boyung yang mengatakan kalau ia ingin sekali memakai satu gaun. Yuri pun bilang
kalau Boyung harus mencobanya dan ternyata cocok. Pas sekali, mereka tertangkap
basah. Tapi, ternyata Boyung disangka model yang telat datang. Ia segera
ditarik dan disuruh segera berdandan. Karena Yuri dikira teman sang model, Yuri
diminta mendadani Boyung. Yuri pun segera melakukannya. Seakan, Yuri mampu
memasangkan warna yang cocok untuk wajah Boyung, kuku, hingga perhiasan. Lalu,
Yuri cukup bingung dengan rambut Boyung karena ia sama sekali tidak belajar.
Lalu, Yuri pun hanya menyisir dan membiarkan telinga Boyung terlihat dengan
perhiasan anting. Boyung seakan tidak percaya karena Yuri membuatnya seakan
seperti model. Boyung pun keluar dari disoraki banyak orang. Yuri memandang
dirinya di depan kaca dan ia merasakan dari dalam dirinya apa yang benar ia
mampu dalami. Yuri menuliskan kalau tanpa Boyung, ia tidak akan pernah tahu.
Yuri melihat Boyung didekati oleh Aksa dan terlihat Aksa
terkagum dengan Boyung. Itu membuat Yuri memandang dirinya yang tidak bisa
mendekati Aksa. Hal ini dikarenakan identitas palsunya sedangkan Aksa sangat
dekat dengan ayahnya. Lalu, Yuri terkaget ketika melihat orang itu ada ditengah
pesta. Orang itu lebih terkaget karena Yuri tidak berpakaian atau berdandan
apapun. Keduanya keluar dari ruangan pesta dan Yuri penasaran bagaimana ia bisa
masuk. Orang itu menunjukan kartu pelajar abangnya. Yuri ingin melihat namun
orang itu segera menyembunyikannya. Keduanya terduduk dan menikmati makanan
yang ada. Lalu, sesaat ada yang mendorong Yuri hingga orang itu menolongnya.
Orang itu sesaat terdiam namun segera membuat Yuri berdiri kembali. Yuri
menuliskan kalau orang itu mengajaknya berdansa, padahal dirinya tidak memiliki
pakaian yang pantas. Lalu, orang itu mengajaknya ke balik panggung dan suara
lagu masih terdengar. Orang itu mengajaknya berdansa dan ia menyanyikan lagunya
untuk membuat musik lebih terdengar. Bagi Yuri itu adalah hal yang romantis.
Keduanya pada akhirnya berbincang banyak dibalik panggung dan tertidur tanpa
diketahui orang-orang. Pagi hari, Yuri tidak menemukan orang itu, hanya satu
pesan di telepon genggamnya, “Maaf, aku pulang lebih dahulu.” Yuri dengan
sembunyi untuk pertama kalinya minta dijemput oleh mobil kenegaraan.
Pada hari sekolah berikutnya, Boyung mengatakan kepada
Yuri kalau dirinya benar-benar berkesan dengan kemampuan Yuri. Yuri pun juga
semakin belajar dengan Boyung. Hal ini membuat Boyung semakin dekat dengan
Yuri, namun Yuri tidak bisa terlalu dekat dengan Boyung karena identitasnya.
Hingga, masa penulisan formulir jurusan. Kedua orang tua Boyung datang lagi ke
sekolah dan memarahi Boyung, lalu menyalahkan semuanya kepada Yuri. Yuri merasa
terpojoki dan ia tidak berani melawan, Yuri hampir menangis dan ia pun merasa
ia tidak memiliki kesabaran lagi. Yuri pun ingin sekali menelepon ayahnya,
namun Boyung sudah keburu marah. Ia berteriak seperti orang gila, lalu Yuri tak
jadi menelepon, ia malah menampar Boyung. Yuri menyuruh Boyung meminta maaf
kepada kedua orang tuanya. Lalu, Yuri menuliskan di diari kalau ia menjelaskan
bagaimana Boyung memiliki prospek yang bagus untuk menjadi seorang wartawan
gelar busana. Hal ini malah berbalik meyakinkan kedua orang tua Boyung. Lalu,
orang tua Boyung mengatakan kembali mereka memperbolehkan anaknya masuk ke
dunia gelar busana selama Yuri tidak sejurusan dengan Boyung. Yuri pun
menerimanya. Yuri bilang kalau ia sejak awal memang tidak memiliki gambaran
dirinya di bidang itu.
Yuri pulang melihat Boyung dengan mobilnya pergi terlebih
dahulu. Lalu, Yuri berjalan dan orang itu sudah menunggu dengan sepedanya.
Orang itu mengajaknya berjalan namun Yuri hanya menahan sepeda orang itu, ia
ingin naik sepeda. Dan, selama di belakang, Yuri memeluk punggung orang itu dan
menangis. Orang itu mengetahui tapi ia tidak menanyakan banyak hal. Bahkan
sampai Yuri sudah berpisah dan menaiki kereta. Yuri pun mengirim pesan kepada
orang itu, kalau apa yang ada di hadapannya terasa kabur dan membingungkan.
Lalu, orang itu segera menelepon. Yuri menuliskan kalau orang itu mengira ia
akan bunuh diri dan melompat padahal tidak. Lalu orang itu pun mengatakan kalau
Yuri harus tetap berjuang meski keadaan disekitar serasa ingin membuat Yuri
ingin melompat jurang yang terdalam. Tidak ada gunanya juga melompat, karena
disana hanya ada kegelapan. Yang perlu Yuri lakukan adalah menjauh dari jurang
itu dan menikmati proses yang ada. Yuri terdengar menangis hingga ia menutup.
Sesaat sebelum tertidur, Yuri ditelepon lagi, dan
ternyata orang itu meminta maaf karena membuatnya menangis. Lalu, tiba-tiba
orang itu menyanyikan lagu yang waktu itu mereka dengar saat mereka berdansa
bersama. Yuri menuliskan di diari kalau ketika bertemu lagi, Yuri merekam suara
orang itu dan Yuri menaruhnya menjadi ringtone jika orang itu menelepon atau
mengirim pesan. Orang itu juga meminta tapi Yuri tidak mau.
Besoknya, orang itu tidak ada di pinggir sungai. Yuri
berjalan sendiri ke sekolah. Hari itu, Yuri berolahraga. Dan disana, ia melihat
orang itu, berpakaian olahraga sekolahnya. Yuri berlari dan mendatangi orang
itu yang duduk sendirian. Yuri untuk pertama kali melihat nametag yang ada pada
orang itu, nametag sekolah, bernama Eun Chairil. Orang itu hanya tersenyum dan
mengatakan sampai saat ini semua orang masih tidak ada yang menyadari. Yuri
hanya segera membuang muka dan pergi bermain. Yuri sangat tidak pintar bermain
bola voli. Ia banyak jatuh, dan membuat badannya kotor. Yuri pun segera
dimarahi dan Yuri melihat orang itu berusaha menyemangatinya. Lalu, bel
berbunyi dan istirahatlah Yuri. Selama istirahat, Yuri tidak melihat orang itu.
Yuri pun segera ke ruang ganti baju. Dan, disana Boyung menunggu. Yuri terdiam
sambil mencuci mukanya. Boyung mengatakan kalau ia merindukan obrolan mereka
berdua. Yuri menuliskan di diari, ia selesai mencuci muka, Boyung mengeringkan
mukanya dengan usapan handuk. Boyung membantunya mengeluarkan pakaian dari tas,
lalu memakaikannya. Yuri bilang, “Boyung, kau tidak perlu seperti ini.” Lalu,
tiba-tiba Boyung menciumnya.
Bagi Yuri, itu adalah tegangan yang kuat. Yuri berteriak
dan seketika mendorong Boyung. Yuri gemetaran dan ia pun terjatuh. Wignya pun
terjatuh, dan rambut panjang nya pun keluar. Boyung terkejut hingga ia tidak
dapat berbuat apapun. Tiba-tiba keluar dari salah satu bilik, dan orang itu ada
disana. Terkejut dengan apa yang ia lihat, orang itu segera mendorong Boyung
dan membawa Yuri pergi. Ia membawa semua tas Yuri dan pergi keluar sekolah.
Kali ini, mereka menaiki taksi segera ke kereta api. Orang itu segera mengambil
telepon Yuri dan menelepon yang tertulis bodyguard pada buku alamat nomor telepon
yang ada dan segera minta dijemput di depan stasiun kereta. Orang itu
mengatakan kalau Yuri tidak pandai memilih kawan. Orang itu mengatakan kalau
semua orang tidak seharusnya memandang Yuri dengan pandangan lain dan memang
Yuri tidak semestinya menutupi identitasnya. Untuk pertama kalinya Yuri yang
menangis berkata kepada orang itu, “Aku... tidak bisa... mendapat pelecehan
seksual...” Lalu Yuri menangis keras.
Orang itu mengatakan, “Mulai sekarang, pergilah ke
sekolah dengan mobil termewah yang kau punya, jangan lagi memakai rambut palsu,
dan jadilah kamu apa adanya. Tunjukan kalau kau orang tertinggi di negara ini
dan jika kau takut diculik lagi, jangan malu membawa dua atau lima kali lipat
bodyguard. Kau tidak boleh dilecehkan seperti itu lagi.”
Yuri hanya terus menangis dan benarlah di depan stasiun
kereta, mobil ayahnya telah menunggu. Yuri pulang dengan keadaan terkejut.
Sebenarnya Yuri telah beberapa kali diculik dan mendapatkan pelecehan seksual
karena orang tahu siapa dirinya. Kali ini, Yuri telah berusaha mendapatkan
sekolah terjauh dari lingkungan tempat tinggalnya dan menutupi identitasnya,
berharap semua akan berjalan baik-baik saja, namun ternyata semua kandas di
tengah jalan.
Orang itu memegang tangan Yuri dan mengatakan, “Aku tahu
siapa kau, aku juga tidak seharusnya berteman denganmu. Kupikir jika aku bisa
sedikit lebih lama bersamamu, semua akan baik-baik saja. Song Yuri, aku tidak
bisa bertemu lagi dengan mu. Maafkan aku.”
Yuri menjawab, “Apa yang sedang kau katakan? Eun
Chairil...”
Orang itu membalas, “Eun Chairil adalah nama abangku. Kau
juga tidak boleh berteman denganya, kau mengerti? Jangan mencariku. Sedikit pun
jangan mencari.”
Lalu, orang itu pergi. Selama seminggu setelah kejadian
itu, serasa dua sahabatnya telah mendustai dirinya, ia pun mogok sekolah.
Ayahnya begitu khawatir, Yuri tidak mau makan dan hanya menangis semalaman. Ia
mencoba menelepon tapi nomor telepon orang itu sudah tidak aktif lagi. Hingga
akhirnya ia harus bedrest. Lalu, Yuri
di suatu pagi, telah berdandan rapi, dengan dirinya yang sesungguhnya. Ia
menuliskan di diari hari itu, “Aku akan melupakan yang ada.” Yuri meminta untuk
masuk ke jurusan yang sama dengan ayahnya, jurusan teknologi.
Terkejutlah semua orang melihat Yuri ternyata Song Yuri,
anak dari kementerian komunikasi dan teknologi negara. Semua orang segan
kepadanya bahkan Boyung sendiri. Yuri bahkan menatap dingin Boyung. Saat masa
pendaftaran formulir, Boyung sudah takut Yuri akan masuk jurusan yang sama
dengannya, namun yang Yuri lakukan tetap memegang janjinya, ia memasukkan
jurusan teknologi. Lalu, Boyung dengan keberanian mendatangi Yuri namun Yuri
hanya tidak mau berbicara dengan Boyung lagi. Dalam pikirannya, Yuri berpikir
keras dengan traumanya. Namun, melihat Boyung dengan berani tetap memasukkan
formulirnya ke jurusan gelar busana, Yuri berjanji pada dirinya sendiri bahwa
rahasia Boyung tidak akan ia bocorkan ke siapapun. Yuri menuliskan di diari. Ia
menulis, “Aku akan menemukanmu, Eun Chairil.”
Dengan kemampuan teknologi, Yuri dengan mudah mengetahui
informasi detil tentang Eun Chairil. Alhasil, Eun Chairil masuk kelas seni dan
klub drama. Yuri pun mendekati Eun Chairil, kakak kelasnya dengan ikut
mendaftar menjadi klub drama.
Rasanya seperti bermain api. Yuri berubah dari yang
selalu tersenyum ceria dan dengan gaya tomboynya, ia berubah seakan seperti
seorang bangsawan. Semua perhiasan bermerek dan rambutnya yang panjang. Dan,
para pengawal di sekitarnya. Bagi dirinya, tidak memiliki teman adalah hal yang
biasa. Ia sudah tidak memikirkan apapun lagi, apalagi tentang dunia gaya
busana. Ia hanya memikirkan cara bertemu dengan Eun Chairil.
Di klub drama, seakan semua berbeda. Yuri menulis di
diari kalau ia sangat terkesan dengan mereka klub drama. Seakan semua
melepaskan urusan kekayaan orang tua mereka dan menjadi seseorang yang lain.
Semua rang menunukkan kebolehannya hingga giliran Yuri sendiri. Yuri berdiri,
dan ia membawa rambut palsunya itu. Ia mengikat rambutnya dan memasang rambut
palsunya. Semua menyadari selama ini mereka tidak menyadari keberadaan Yuri
sebagai seorang anak pejabat melainkan hanya orang yang tak dikenal. Yuri
dengan gerakan pantomimnya, memainkan berbagai macam topeng. Seakan, Yuri di
akhir menunjukkan seorang yang tertampar lalu ia tetap mengejar orang yang
telah menamparnya hingga akhirnya seseorang itu pergi. Yuri menuliskan
tangannya yang melepaskan kepergian orang itu, ia arahkan ke arah Eun Chairil
berada.
Eun Chairil adalah seorang pelukis yang handal. Berbeda dengan
orang itu, Chairil memiliki gaya yang dingin dan hanya sedikit berbicara.
Namun, Yuri sendiri memilih untuk berperilaku dingin juga. Yuri kemudian
mengatakan dalam diari kalau semua yang diceritakan orang itu adalah sama. Yuri
menggunakan semua yang diceritakan orang itu untuk membuat Chairil
memperhatikannya. Nyatanya, Chairil memang memperhatikannya. Hingga akhirnya
masa penungguan Yuri datang. Chairil mendatanginya dan mengajaknya kencan. Lalu,
Yuri memilih tempat cafe dimana ia pernah bersama orang itu.
Yuri datang dengan begitu cantiknya. Namun, ternyata
disana Chairil sudah bersama dengan wanita lain. Wanitanya ibu-ibu. Yuri merasa
dibohongi. Sedangkan Chairil hanya meladeni wanita itu. Dalam pikiran Yuri saat
itu, “Mungkinkah orang itu menceritakan dirinya kepada abangnya?” Karena
Chairil mengatakan kalau lebih baik Yuri pulang saja karena sejak awal ia tidak
pernah tertarik kepada Yuri. Namun, Yuri dengan dinginnya berdiri dari meja dan
mengatakan kepada wanita itu siapa dirinya dan apa yang bisa ia lakukan apabila
ia memberikan informasi perselingkuhannya ke media. Wanita itu segera memohon
dan pergi. Chairil bilang, “Apa yang kau tahu tentang diriku?” Yuri menjawab
kalau ia tidak perlu tahu apapun karena ia memiliki kekuatan ayahnya. Yuri mengatakan,
“Kau tidak perlu tahu juga siapa diriku. Setahuku hubungan seperti itu juga
bisa dilakukan.” Ia mengingat dirinya dengan orang itu.
Semenjak itu, Chairil tidak lagi menghindari Yuri yang
meski dingin selalu ingin berjalan bersama, meski tidak berbicara banyak,
biasanya Yuri hanya menanyakan apa yang dipelajari hari ini, makanan apa yang
disukai, hingga Yuri sendiri membantu Chairil mempelajari semua studi kesenian.
Namun ketika Chairil bertanya tentang dirinya, Yuri tidak menceritakan apapun.
Ia selalu ingat perkataan orang itu untuk jangan pernah mencari abangnya, namun
Yuri tetap melakukannya. Hanya saja, saat ini, tidak ada yang ia percaya. Lalu,
suatu hari, Yuri sedang berolahraga. Chairil sedang mendapat kelas melukis
pemandangan. Yuri memperhatikan keberadaan Chairil namun ia tidak mendatangi.
Saat istirahat makan, Chairil mengatakan kalau ia tidak pernah mengerti diri
Yuri yang sebenarnya bagaimana hingga ia mengatakan kalau Yuri memang cocok di
klub drama, karena Yuri mampu memiliki seribu wajah dimanapun ia berada. Yuri
menuliskan di diari belum ada yang pernah mengatakan hal seperti itu. Kali ini,
Chairil adalah satu-satunya orang yang benar menyatakan yang sebenarnya tentang
dirinya. Lalu, Yuri memutuskan untuk
membalas perkataannya.
Besoknya, Yuri membawa diari itu kepada Chairil pada klub
drama. Lalu, Yuri mengajukan kisah yang ingin ia angkat. Semua mendukungnya.
Sedangkan Chairil, raut wajahnya nampak marah. Chairil pergi dengan marah. Selanjutnya,
Chairil berubah kembali dingin ketika semua anak sibuk dengan pelatihan
pementasan. Yuri tidak peduli karena ada satu tujuan yang ia ingin dapatkan.
Sehari-hari mereka terlihat berargumen, saling memarahi, dan tidak saling
memperdulikan. Namun, semua menyadari betapa Yuri selalu memperhatikan Chairil.
Dan, ketika pementasan dimulai, Yuri memilih untuk menjadi pujangga.
Seorang pujangga akan berada di atas panggung namun tidak
dilihat oleh semua pemeran. Seorang pujangga tidak memiliki perasaan ketika
para pemeran sedang merasakan sakit atau sedang merasakan kesedihan. Seorang
pujangga bahkan tidak bisa tertawa ketika semua merasakan bahagia. Seorang
pujangga hanya harus menceritakan. Ketika pementasan dimulai, semua berjalan
seakan tak ada yang pernah menyadari keberadaan Yuri. Lalu, satu adegan tanpa
sepengetahuan siapapun, pemeran lelaki diganti oleh Chairil. Kisahnya, pemeran
lelaki sedang berdansa dengan sang pujangga untuk membuat cemburu sang pemeran
wanita. Pemeran lelaki itu hanya menatap ke arah pemeran wanita, mengharapkan
perhatiannya, namun sang pujangga tidak pernah dilihat meski mereka berdua
sedang berbicara.
Bagi orang lain, mungkin itu adalah adegan dimana pemeran
lelaki menuangkan isi hatinya kepada pujangga betapa ia mencintai pemeran
wanita. Namun, bagi Yuri, ia menggambarkan dirinya yang tak akan pernah bisa
dilihat oleh pemeran lelaki. Dan, Chairil mengubah skrip yang membuat Yuri
tidak dapat membalas.
“Apa yang kau lihat?”
“Yang kuharap kekasih jiwaku?”
“Apakah kau tidak bisa meyakini nya?”
“Ia berdansa dengan seseorang.”
“Pasti menyedihkan jika kau tidak bisa mendapatkannya.”
“Ya. Lihat, betapa cantiknya dirinya ketika ia
tersenyum.”
“Apa yang sebenarnya yang kau lihat dari dirinya?”
“Ia membuatku terdiam ketika berbicara, karena ia ada.”
“Kau mungkin tidak dapat berkata-kata karena jantungmu
berdetak dengan cepat.”
“Apa kau juga mendengarkannya?”
“....”
“Andai aku bisa mengatakannya, bahwa aku mencintainya,
namun aku tidak bisa.”
“Mengapa?”
“Karena aku tidak pernah mengetahui dirinya yang
sebenarnya. Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan pernyataan yang sama jika
kau mengatakannya?”
“....”
Lalu, Chairil memandang Yuri, sang pujangga dan ia
mencium Yuri. Detik itu, Yuri menangis. Chairil berbisik, “Kau tahu ia sedang
menonton. Kau berharap ia mengenalmu? Tentu saja, namun kau tak akan pernah meninggalkanku.
Kau tahu mengapa? Karena kau membuatku jatuh cinta padamu.” Chairil menciumnya
kembali. Yuri mengalami syok dan ia segera mendorong Chairil hingga terjatuh.
Semua penonton dan bahkan para orang di balik panggung takut pementasan
tersebut akan gagal. Lalu, Yuri memutuskan untuk berbicara.
“Perasaan ini... Air mata ini... kata-kata yang tak bisa
tersampaikan...” Lalu, Yuri menghapus air matanya. Yuri mendatangi pemeran
wanita yang juga menjadi melihatnya. “Andai ia dapat mengetahuinya.” Tangan
Yuri gemetar lalu Yuri mencium pemeran wanita itu. Lampu segera dimatikan,
karena pelayan Yuri harus melindungi privasi Yuri. Lampu mati dan Yuri segera
didorong oleh sang pemeran wanita. Dan, para pelayan Yuri segera menurunkan
Yuri dari panggung. Chairil juga diamankan. Malam itu, dikatakan kalau Yuri
telah menyelamatkan pementasan, dengan ia mencium pemeran wanita, adegan
selanjutnya sang pujangga menghilang karena ia telah melakukan tugas melebihi
kemampuannya. Pemeran wanita menyadari perasaan cinta sang pemeran lelaki dan
akhirnya mereka pun bersama.
Yuri termenung karena ia melihat orang itu di bangku
penonton. Dan Boyung. Ia merasakan dirinya sedang berada di ambang maut. Bukan
ini yang ingin ia tunjukkan ke kedua sahabatnya itu. Bukan ini. Yuri menulis di
diarinya kalau ia tidak tahu apa yang harus ia tulis. Namun, esoknya foto
penampilannya begitu memukau. Dan, Lee Aksa yang memotretnya. Semua orang
menyalami para pemain drama dan Aksa. Yuri sendiri mendatangi potret dirinya dan
Aksa mengatakan kalau ia ingin sekali berkenalan dengan anak dari pejabat
negara yang selama ini sangat dekat dengannya. Yuri tidak memperhatikan karena
ia sedang melihat dirinya yang sedang dicium oleh Chairil. Yuri menanykan,
“Mungkinkah ada yang menangkap gambar mereka yang sedang menonton ku pada waktu
ini?” Dan, Aksa menunjukkannya. Hari itu, Yuri berpapasan dengan Chairil dan
Yuri membuang muka, meski Chairil memanggilnya. Aksa memasuki ruangan CCTV.
Aksa bilang dunia teknologi memang begitu memudahkan segalanya. Yuri mengutip
di diarinya perkataan Aksa, “Tembok memiliki mata dan telinga. Tak ada yang tak
bisa diketahui.” Lalu, Aksa menunjukkan kembali ciuman itu namun dari pandangan
balik panggung. Yuri meminta berhenti dan memotret lagi. Aksa menanyakan apa
yang Yuri inginkan dari foto itu. Yuri merasa letih dan ia menulis di diari
bersama dengan foto itu, “Jawaban pembalasanku.”
Yuri meninggalkan klub drama. Jika saja ia bertahan,
dirinya akan begitu populer satu angkatan. Namun, Yuri memilih untuk
membereskan kelas teknologinya. Chairil selalu menunggunya di kantin dan
memperhatikannya ketika Yuri hanya duduk bersama Aksa. Karena ayah Yuri
mengenal Aksa, Yuri pun menjadi terbuka kepada Aksa. Dan, satu-satunya orang
yang mengetahui dirinya adalah Aksa.
Di hari ulang tahun Yuri, ia pergi ke sekolah dan Aksa
memintanya menutup mata. Ketika ia membuka mata, ia dikelilingi oleh para model
dan pakaian-pakaian. Aksa bilang kalau tidak seharusnya Yuri berhenti dari apa
yang sebenarnya Yuri ingin lakukan. Lalu, Yuri menulis di diari kalau itu
hadiah yang indah. Yuri mendadani mereka bersama dengan pakaian-pakaian yang
ada. Lalu, giliran Yuri yang didandani. Kemudian, Aksa bilang ia akan memotret
mereka. Selesai pemotretan Aksa memberikan hasilnya kepada Yuri dengan
memberikan selamat ulang tahun. Aksa mengatakan, “Hanya diriku kah yang dapat
melihat kecantikan ini?” Semenjak itu, mereka berpacaran.
Kehidupan Yuri semenjak itu, ia tidak menulis diari lagi.
Lalu ia naik kelas ketika Chairil dan Aksa menjadi angkatan terakhir. Yuri dan
Aksa pun sudah berjalan dua tahun dan ayah Yuri pun mendukung hubungan mereka
berdua. Yuri meski berkecimpung di kelas teknologi tapi ia membantu Aksa dalam
hobinya menjadi fotografer. Selama dua tahun Yuri mendatangi klub gaya busana.
Boyung ada disana. Selama dua tahun, tepatnya Yuri sama sekali tidak menunjukan
kalau ia pernah mengenal Boyung. Karena ia tahu, Boyung termasuk model yang
sering dipakai Aksa karena cantiknya. Yuri pun sering mendadani Boyung namun
tidak ada sedikitpun Yuri seakan ingin menyapanya lagi. Selama dua tahun, tak
sedikitpun ada senyuman dari Yuri untuk Boyung. Lalu, di tahun itu, Aksa secara
tidak sengaja meninggalkan sesuatu di ruangan kesenian dan ia harus masuk kelas
lebih dulu sehingga Yuri yang masih berjalan menuju kelas melewati kelas
kesenian membantu mengambilnya. Ini pertama kalinya setelah dua tahun, Yuri
kembali menulis diari. Yuri menulis di diari kalau ia begitu senang berjumpa
dengan Chairil.
Chairil ada di sana dan ia sedang tertidur menghadap ke
jendela. Di atas meja, sesuai dengan yang dikatakan Aksa, ada buku menggambar
yang harus Yuri ambil. Yuri ingin mengambilnya namun ia berhenti untuk
memandang Chairil. Yuri menulis di diari kalau Chairil selama dua tahun ini
semakin kurus dan pucat. Yuri mengatakan kalau ia tahu Chairil memiliki
penyakit. Yuri menulis di diari bahwa selama dua tahun, Yuri tidak pernah lupa
memperhatikan Chairil. Ia menjaga Chairil meski dari jauh, meski Yuri tidak
pernah memperdulikan Chairil. Namun, Yuri dapat melihat betapa semakin parah
penyakit Chairil. Yuri menuliskan di diari kalau ia berbincang dengan Chairil
saat itu, karena Chairil ternyata terbangun.
Chairil mengatakan kalau ia tidak pernah mengerti diri
Yuri yang sebenarnya. Lalu, Yuri mencium Chairil. Yuri menuliskan di diari
kalau ciuman dengan Chairil menjadi hal yang biasa baginya. Yuri bilang, “Aku
tidak akan pernah meninggalkan orang yang telah mencuri ciuman pertamaku.
Sampai kapan pun.” Chairil dikatakan segera pergi meninggalkan Yuri karena ia
merasa dibohongi selama ini. Selama ini Chairil mengejarnya dan ternyata ia
sendiri tidak pernah tahu kalau Yuri juga memiliki perasaan yang sama. Saat
pulang sekolah, Yuri menunggu Chairil. Yuri pun bilang kalau selama ini ia
hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya.
Hari itu, Yuri memutuskan untuk menceritakan tentang
diari itu. Mereka berjalan mengikuti jalan yang dulu pernah Yuri lewati bersama
orang itu hingga sampai ke stasiun kereta. Mereka memesan tiket pulang dengan
jurusan yang berbeda. Lalu, Yuri dan Chairil harus berpisah karena mereka
berbeda kereta. Yuri menulis diari kalau ia memegang wajah Chairil yang sudah
kurus itu. Yuri mengatakan kalau mulai dari saat ini ia tidak akan pernah
meninggalkan Chairil. Yuri kembali menciumnya, Chairil pun pergi berjalan.
Yuri menuliskan kalau ia menangis. Dan, ia menulis
monolog pujangga di sana. Monolog yang menceritakan kisah sang pemain
perempuan.
“Seseorang sedang menunggu kereta nya datang. Selama
menunggu banyak hal yang ia pikirkan. Ia tidak pernah memikirkan kalau
seseorang itu bahkan akan berada di sana. Seseorang itu menunggu dan berharap
orang itu datang. Bahkan ia seringkali memperhatikan orang-orang lalu lalang,
namun orang yang ia tunggu tidak pernah berada di sana. Mengapa, Mengapa
seseorang itu menunggu jika ia bisa mengejarnya?” Lalu, Yuri menulis di diari
kalau seseorang akan melompat ke rel kereta. Yuri mengatakan, itu adalah orang
itu. Seseorang berteriak dari seberang dan Chairil mengenali orang itu. Untuk
pertama kalinya ia mendengar nama orang itu. Orang itu memandangi Yuri.
Keduanya saling bertatapan. Yuri menulis di diari andai ia bisa meloncat dengan
orang itu. Namun, seorang petugas meneriaki siapapun untuk mencegahnya, Yuri
segera berlari dan mendapatkannya. Keduanya terkapar di lantai. Yuri memeluknya
begitu erat. Selama itu, yang dapat Yuri katakan, “Maafkan aku, maafkan aku,
maafkan aku...” entah berapa banyak Yuri menulis di diari kata-kata itu.
Yuri menuliskan apa yang sebenarnya terjadi hingga orang
itu ingin melompat. Seperti yang dikatakannya dulu, kalau ia memiliki banyak
hutang, keluarganya. Chairil meninggalkan rumah dan hidup sendirian, ia tidak
pernah menemui adiknya lagi. Lalu, orang itu berjanji kalau ia juga akan
mengejar mimpinya menjadi dokter untuk menyembuhkan abangnya. Lalu, ia sering
dikejar oleh penagih hutang. Bagi orang itu tidak apa-apa selama bukan abangnya
yang dikejar. Selama itu, orang itu tidak pernah bisa mendatangi abangnya
karena abangnya selalu tidak pernah memikirkannya. Dikatakan, karena banyak
pukulan yang ia dapatkan selama dua tahun ini, penglihatan orang itu mengalami
kerusakan hingga ketika ia diperiksa, ia dikatakan tidak bisa menjadi dokter
karena kerusakan badannya dan tangan orang itu sering mengalami guncangan.
Orang itu tidak mengerti apa yang selanjutnya harus ia kejar. Hingga ia
berakhir di rel kereta itu.
Yuri menulis di diari kalau ia tidak mengerti sekarang
apa yang ia lakukan. Yuri menemani orang itu selama di ruang keamanan, memegang
tangannya sepanjang waktu. Chairil membantu mereka berdua keluar dari ruang
keamanan dan mereka tetap berpegangan tangan. Semua mengantar pulang orang itu
dan ayah ibu mereka ada disana. Yuri masuk ke dalam rumah yang selama ini
merindukan anak mereka pulang. Hingga akhirnya, Yuri mengatakan, “Saya selama
ini menjaga anak anda. Anda tidak perlu khawatir.” Di depan kedua orang tua
mereka, Yuri memilih Chairil. Yuri untuk pertama kalinya tersenyum kepada
Chairil. Lalu, keduanya pulang bersama. Chairil mengatakan, “Aku tidak berharap
menjadi seperti ini.” Lalu, Yuri mengatakan, “Jika aku memintamu untuk dirawat
di rumah sakit, maukah kau melakukannya? Dan, aku tidak akan meninggalkanmu.”
Besoknya, Aksa mendatangi Yuri dan menunjukkan CCTV
ketika ia mencium Chairil. Aksa marah dan ia tahu sejak awal ada kisah di atas
panggung di antara mereka berdua. Lalu Yuri meminta untuk putus. Hal ini
diketahui oleh ayah Yuri dan menanyakan siapa Chairil ini. Yuri mengatakan
orang yang selama ini ia cintai namun ia tahu itu tidak mungkin karena hidupnya
tidak lama lagi. Karena itu, ia kehabisan waktu dan ia tidak mau membuang waktu
untuk kesekian kalinya. Ayah Yuri menerimanya dan ia membayar semua hutang
keluarga Chairil dan membiayai pengobatan Chairil. Semua terasa baik-baik saja.
Di hari libur, Chairil terbangun dan meminta dipotongi
apel. Yuri sedang menulis diarinya. Lalu, tulisannya berhenti di lembaran itu. Tulisan
Chairil di sana. Chairil mulai menuliskan ia telah membaca isi diari itu semua
dan ia tahu bukan dirinya yang dicintai oleh Yuri melainkan adiknya. Namun,
saat ini, Yuri sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit bersamanya,
menikmati siang hari yang indah, hingga adiknya datang mengunjungi dan melihat
semua itu. Orang itu bergaya seperti biasa seakan tidak pernah ada perasaan
dirinya dengan Yuri. Dan, Yuri melakukan hal yang sama.
Boyung suatu saat datang kepada Yuri dan mengatakan
bagaimana Aksa tidak bisa melakukan kegiatan fotografinya dengan baik, melihat
betapa ia menjadi pemarah dan sebagainya. Boyung meminta Yuri setidaknya tetap
ada di sana. Yuri pun mendatangi kelas gaya busana dan Aksa seakan menjadi baik
adanya. Ketika kelas berakhir, Aksa berargumen dengan Yuri. Boyung menunggu
diluar hingga Yuri ditampar oleh Aksa hingga Boyung masuk ke dalam dan menampar
Aksa. Yuri memilih untuk pergi dengan Boyung. Namun, ketika mereka akan menaiki
mobil, Aksa berlari dan membawa pergi Yuri.
Chairil menulis diari kalau Yuri tidak kembali hari itu.
Ia menuliskan adiknya datang dan menemaninya seharian. Chairil menunjukkan
diari itu kepadanya dan adiknya bilang kalau ia tidak seharusnya bertemu dengan
Yuri ataupun mengenalnya. Seharusnya Yuri tidak perlu melakukan hal itu kepada
mereka berdua. Chairil mengakhiri tulisannya kalau ia sejak awal memang sudah
mengecewakan adiknya. Keluarganya hutang sana sini untuk kesehatannya dan
ketika Chairil mendapatkan beasiswa dari sekolah itu, Chairil memutuskan untuk
keluar dari rumah dan masuk ke asrama sekolah. Sejak awal ia tahu dirinya
menjadi beban dan ia tidak mengharapkan ada seseorang yang memperhatikannya.
Tapi, Yuri datang entah darimana dengan seribu topengnya, menjaganya hingga saat
ini. Chairil menulis di diari itu ada yang salah dengan adiknya. Ada di balik
semua itu yang salah. Dan, tertulis, “Mungkinkah semua ini sudah direncanakan?”
Lembaran berikutnya, Yuri kembali menulis, diari itu
dikembalikan dengan Chairil meminta untuk perawatannya diberhentikan. Yuri
tidak tahu apa alasannya namun Chairil meninggalkan rumah sakit dengan
meninggalkan diari itu di atas meja. Yuri mendatangi ayah Yuri namun ayah Yuri
mengatakan bahwa Chairil sendiri yang meneleponnya untuk jangan pernah membuat
anaknya bertemu dengan dirinya lagi. Yuri tidak menyerah dan ia mendatangi
orang itu dan orang itu pun tidak tahu dimana Chairil berada. Di sekolah, Yuri
mendapatkan kabar kalau Chairil keluar dari sekolah dan memutuskan beasiswanya.
Semenjak itu, Yuri menulis banyak sekali puisi tentang kerinduannya menemukan
Chairil dan ia biasa menulis di ruang kesenian, kantin, dan tempat-tempat
biasanya Chairil berada. Yuri tidak pernah menyukai oang lain. Namun, seperti
yang ia katakan di tulisannya,
“Aku memulainya dengan ingin menemukan orang itu kembali.
Sekarang, aku kehilangan orang yang benar-benar mencintaiku.”
Di suatu pagi yang indah, Yuri dinyatakan telah diculik.
Selama tiga tahun, ia kembali mengalami penculikan. Berita ini tersiar di
televisi. Ayah Yuri menceritakan kalau anaknya tidak pernah sampai ke sekolah
hari itu. Yuri telah hilang dan orang itu datang ke tempat ayah Yuri untuk
ingin ikut membantu penemuan Yuri. Lalu, ditemukan CCTV dimana Yuri ternyata
dimana seharusnya ia masuk ke kelas, seseorang menangkapnya dan memasukkannya
ke dalam mobil. Mobil kemudian dilacak namun, mobil itu mengambil daerah jalan
tanpa CCTV. Polisi mencari mobil itu dan ditemukan terparkir kosong dengan
tanpa ada lisensi yang jelas karena itu mobil sewa. Wilayah itupun dicari tapi
ternyata ditemukan video CCTV pada malam hari, Yuri yang pingsan, keluar dari
satu gedung, dibawa oleh seseorang dan masuk kedalam taksi. Mereka sudah
tertinggal satu hari. Gedung itu dilacak dan ternyata itu sebuah motel. Ayah
Yuri begitu terpukul karena ia mulai mempertanyakan apa yang dilakukan penculik
ini dengan anaknya di ruangan ini. Lalu mereka mencari taksi tersebut dan
ternyata taksi itu mengatakan kalau ia hanya diminta untuk berhenti di terminal
bus. Terminal bus itupun dicari dan CCTV menunjukkan keduanya berjalan menuju
satu bus dan Yuri sempat terjatuh namun kembali berdiri dan masuk. Bus itu
berjalan dan menuju ke luar kota. Di luar kota, ketika dilacak, CCTV
menunjukkan mereka kembali masuk ke sebuah hotel. Kali ini, orang itu keluar
sendirian. Setelah itu, tidak ada lagi yang masuk dan keluar. Dan, ternyata
memang benar, Yuri berada di kesadaran koma, akibat disuntik dosis tinggi obat.
Yuri diberitakan masuk ke rehabilitasi. Ia tidak dapat
berbicara setelah ia terbangun dan selamat, ia memandang tanpa arah dan ia
sangat takut dipegang oleh lelaki. Ayah Yuri bahkan tidak dikenal. Yuri tidak
memiliki banyak teman hingga teman-teman klub drama, kelas gaya busana, dan teman
dari kelas teknologi datang. Mereka pun tidak dapat membuat ingatan atau
pikiran Yuri kembali. Bahkan, ia tetap takut dipegang oleh lawan jenis. Hingga
akhirnya, Yuri melihat orang yang pernah menjadi pemeran perempuan saat di
panggung. Yuri pun memanggil nama Boyung.
Boyung datang dan Yuri memeluk Boyung hingga menangis.
Boyung pun jadi ikut menangis dan semenjak itu, Yuri hanya berbincang dengan
Yuri. Yuri pun memberitahu apa yang terjadi. Yuri diperkosa berkali-kali. Lebih
banyak dibandingkan yang sebelumnya dan hanya oleh satu orang. Yuri mengatakan
kalau matanya tertutup selama ia diperkosa. Apapun itu, Yuri merasa dirinya
sudah tak berharga lagi. Ayah Yuri pun mendatangi Yuri sendirian dan ia
menangis, melemparkan semua yang ada di dalam ruangan dan Yuri hanya terus
berteriak. Ayah Yuri lalu memeluk Yuri dengan Yuri terus berteriak, “Semua
karena Ayah! Ayah! Ayah!” dan Ayah Yuri hanya terus meminta maaf. Sampai Yuri
kelelahan dan akhirnya Yuri mengatakan kepada Ayah Yuri, “Masih adakah yang
tersisa dariku?”
Ayah Yuri pun meminta Boyung untuk terus menemaninya.
Dan, Yuri menanyakan di suatu sore kalau ia ingin membaca diarinya. Namun,
Boyung bilang diari itu telah hilang dan dibawa oleh Yuri saat diculik. Yuri
bilang kalau buku iitu dipinjam seseorang dan dikembalikan lagi padanya, Yuri
dengan perasaan yang bergejolak menyatakan dirinya tidak menghilangkan diari
itu.
Di suatu sore, Aksa datang dan ia dikatakan oleh Ayah
Yuri sedang tertidur. Aksa datang dan ditemani oleh Boyung. Aksa bilang ia
sedang mengurus universitas di luar negeri sehingga ia tidak sempat datang.
Aksa memegang tangan Yuri dan menangis melihat keadaan Yuri. Ketika itu, Yuri
terbangun, ia bergumam sesuatu lalu Yuri muntah di baju Aksa. Yuri tidak
mengenal Aksa dan meminta dilepaskan. Dan Aksa dikeluarkan dari ruangan dan
Boyung bersama perawat membersihkan.
Aksa berbincang dengan Ayah Yuri dan diceritakan semuanya
itu. Lalu Aksa pun meminta ikut kerja sama untuk mencari orang dibalik dalang
semua itu. Ayah Boyung merasa berduka karena anaknya benar-benar tidak mengenal
Aksa. Aksa bilang tidak apa, yang penting ia dapat membantu menangkap
penjahatnya. Boyung pun merasa sedih mendengar hal itu dan ia berharap kalau
diari Yuri dapat ditemukan sehingga Yuri dapat teringat akan semuanya.
Suatu ketika, Boyung sedang berada di sekolah dan diluar
gerbang sekolah, ia bertemu dengan orang itu. Boyung mengenalnya dan orang itu
menanyakan bagaimana keadaan Yuri. Untuk pertama kalinya mereka berdua
berbincang. Boyung mendatangi sebuah kafe dan disana orang itu menjadi seorang
penyanyi dari suatu indie band. Selesai panggung, mereka makan bersama. Boyung
bilang ia selalu cemburu melihat kebersamaan Yuri dan orang itu. Namun, orang
itu mengatakan Yuri tidak pernah menceritakan apapun tentang dirinya. Boyung
mengatakan, “Itu lah Yuri. Dan kau masih mempertanyakan hal itu?” dan orang itu
mengatakan, “Tidak. Ketika ia tersenyum padamu, kau tahu ia membuka hidupnya
untukmu.”
Boyung menceritakan semuanya dan orang itu mengatakan
siapapun orang itu pasti berada di musuh ayah Yuri. Orang itu menanyakan apakah
ia bisa mendatangi Yuri. Lalu, Boyung bilang Yuri mencari buku diari dan orang
itu mengatakan mungkin jika orang itu datang, hal tentang diari itu akan
terbuka. Esoknya orang itu datang dan Yuri sedang makan. Orang itu terduduk di
sebelahnya dan Yuri tidak berbicara dan ia berhenti makan. Ia melemparkan ke
muka orang itu dan Yuri kembali berteriak, “Apa yang kau inginkan dariku? Apa
yang kau inginkan dariku?”
Orang itu ditangkap karena gambaran otak Yuri menunjukkan
Yuri mengingat sesuatu dari trauma yang ada. Orang itu mengatakan kalau ia
tidak tahu apapun. Orang itu mengatakan kalau ia bukan gambaran yang menculik.
Boyung, Aksa, dan Ayah Yuri melihat investigasi itu. Boyung menyuruh berhenti
karena ia percaya orang itu tidak melakukannya. Namun, Aksa mempercayai selama
ini Yuri menderita karena orang itu. Aksa pun menginterogasi sendiri. Aksa
menanyakan dimana diari itu karena Yuri percaya saat diculik, diari itu
diambil. Orang itu tidak percaya kalau Yuri menyebut namanya. Namun, Aksa tetap
memaksa.
Boyung memberitahu Yuri tapi Yuri tidak peduli. Boyung
menanyakan benarkah orang itu yang menculik Yuri tapi Yuri tidak peduli. Boyung
berbicara banyak kalau ia yakin orang itu bukan pelakunya, Yuri lalu mencium
Boyung, segera Boyung menampar Yuri. Yuri segera mengatakan, “Aku membencimu
lebih dari siapapun.” Semenjak itu, Boyung tidak pernah datang menemani Yuri.
Yuri diberikan buku diari yang baru dan ia mulai menangis.
Ayah Yuri menanyakan mengapa menangis dan Yuri menjawab, “Aku tidak mau
menulis.” Ayah Yuri menanyakan maukah Yuri pergi ke luar negeri dan tinggal
disana. Yuri bilang ia mau. Yuri mengatakan kepada ayahnya, “Ayah, andai aku
bisa mengembalikan waktu. Aku telah mengecewakan Ayah.” Ayah Yuri malah semakin
menangis karena ia yang seharusnya merasa bersalah. Ayah Yuri mengundurkan diri
dari jabatannya dan menemani Yuri pergi ke luar negeri.
Seiring berjalannya waktu dan empat tahun berlalu, Boyung
benar menjadi seorang wartawan gaya busana yang berhasil. Dan, ia menuliskan
buku autobiografinya. Di dalam tulisan itu, ia menceritakan kalau ia dahulu
hanyalah seorang yatim piatu yang diangkat oleh kedua orang tuanya yang kaya
raya. Ia hanya ingin mendukung segala harapan kedua orang tua angkatnya untuk
memiliki seorang anak yang dibanggakan, namun ternyata ada hal yang juga harus
Boyung tuangkan dalam kisah hidupnya. Bahwa, Boyung harus mengejar mimpinya
selama ini. Seorang sahabat yang tak akan pernah Boyung lupakan ialah Yuri.
Disana, Boyung mengatakan kalau ia sebelum diadopsi pernah mendapat pelecehan
seksual oleh sesama jenis. Semenjak itu, ia memiliki pandangan yang berbeda
soal pasangan. Ia pernah mengira kalau mungkin sahabatnya ini juga memiliki
pandangan yang sama, namun ketika ia tahu ia telah melakukan kesalahan, ia
merasa bersalah. Sahabatnya berubah sepenuhnya dan seperti bukan dirinya
sendiri dan itu karena dirinya. Boyung mengharapkan ia mendapatkan permintaan
maaf itu. Satu bab terakhir dari buku itu hanya mengenai Yuri, tanpa
memberitahu nama Yuri. Pada saat permintaan tanda tangan, Yuri datang dan
meminta tanda tangan.
Yuri kali ini benar memiliki rambut yang pendek namun
dengan gaya yang tetap feminim. Yuri memiliki blog tentang stylish, yang cukup
dikenal namun dengan nama yang berbeda. Boyung senang mendengarnya. Kemudian,
Yuri mengatakan kalau ia minta ditemani bertemu dengan orang itu. Boyung bilang
empat tahun lamanya dan yang Boyung tahu, untuk membuat buku itu juga
mengingatkan tentang dirinya, dan Boyung mendapat informasi orang itu hidup
dengan penuh perasaan bersalah. Boyung mengajak Yuri ke sebuah cafe dan orang
itu telah menjadi rockstar dengan lagu-lagu punk mereka. Yuri menonton acara
itu dan ia meminta untuk pergi ke backstage. Ketika dicegat oleh pihak
keamanan, Yuri meminta supaya namanya diberitahukan kalau ia datang. Dan,
benar, orang itu menyuruh Yuri untuk dapat masuk.
Mereka bertiga bersama untuk pertama kali. Dan, mereka
berbincang banyak. Dikatakan, setelah Yuri dan Ayah Yuri meninggalkan luar
negeri, semua tuntutan kepada orang itu dihapus dan kasus itu tidak diangkat
lagi. Yuri meminta maaf dengan apa yang telah ia lakukan.
“Aku benar-benar minta maaf. Aku tahu tidak semua ini
adalah kesalahan kalian. Aku yang memutuskan diriku setiap saat. Kalian tidak
seharusnya merasa bersalah karena apa yang terjadi pada diriku. Untuk itu,
mulai saat ini, aku tidak akan pernah meninggalkan kalian.” Di malam itu,
blognya hanya menulis “Aku menemukan kembali sahabat-sahabatku.”
Blog Yuri mulai mengangkat soal style anak muda di daerah
itu dan Boyung mempromosikan blog Yuri ke teman-temannya sehingga Yuri pun
melejit menjadi stylish di backstage line-branded yang ada. Dan, Yuri juga
dikenal teman dekat orang itu dan dikatakan ia adalah kekasih yang selama ini
hilang, yang selalu ada di lirik lagu orang itu. Namun, tak ada yang pernah
terjadi. Hingga, buku itu keluar.
Orang pertama yang mengetahui buku itu keluar adalah
Boyung. Ia mendapatkan tidak ada nama yang sama sehingga itu membuat tidak ada
yang menyadari. Namun, melihat judulnya, “Tiga Cinta, Satu Pujangga,” Boyung
memiliki perhatian dan segera mencari penerbitnya. Penerbitnya mengatakan kalau
sang penulisnya tahu hari itu akan datang dan ia meminta mengundang Boyung,
Yuri, orang itu, Aksa, dan Chairil untuk datang ke acara pesta perdananya.
Hari itu, Yuri tidak pernah berhenti memegang tangan
orang itu dan Boyung juga ada di sana. Para penggemar buku itu datang dan ingin
tahu siapa penulis itu sebenarnya. Mereka tidak melihat Aksa ataupun Chairil. Boyung
mengerti apa yang keduanya rasakan. Selama telah kembalinya Yuri, semua orang
tahu ingatan terakhirnya ia hanya mengingat diri Boyung dan orang itu saja.
Boyung dan orang itu berjanji tidak akan mengangkat tentang diari itu lagi atau
nama Chairil dan Aksa di depan Yuri kalau bukan Yuri yang mengingat.
Ketika buku itu dikeluarkan, Yuri ketakutan dan tidak
ingin membacanya. Oleh karena itu, ketika mereka tahu penulis itu mengundang
mereka datang, keduanya harus menjelaskan keberadaan Aksa dan Chairil. Yuri
ditunjukkan kedua foto mereka dan Yuri kembali muntah. Bagi Boyung, trauma Yuri
tidak akan pernah bisa disembuhkan dan semua sepakat untuk menangkap penulis
itu.
Aksa telah bekerja sebagai CEO animation. Ia suka bekerja
juga menjadi setting di balik layar. Sedangkan Chairil, ia ada di luar kota,
tempat jauh yang membuat dirinya hidup sederhana. Sesekali, adiknya datang
berkunjung. Namun, Chairil tidak bisa datang karena keterbatasan kesehatannya.
Ketika penulis itu keluar dan namanya dipanggil, ia adalah Lee Aksa sendiri.
Yuri dengan seketika ingin muntah karena ingatannya yang mulai bermunculan
kembali menekan pikirannya. Orang itu menguatkan Yuri hingga terdengar bisikan
Yuri, “Orang gila.” Kata Yuri sambil menangis. Dengan cepat, orang itu
melepaskan tangannya dari Yuri, datang dan meninju Aksa. Semua orang terkaget
dan polisi datang menangkap Aksa.
Aksa selama ini berharap tuntutan kepada orang itu tidak
ditarik sehingga orang itu masuk ke dalam penjara. Demikian perkataannya selama
diinterogasi. Selama ini dia hidup di dalam ingatan telah memperkosa Yuri namun
ia merasa gagal karena Yuri bahkan telah melupakan dirinya, dan melihat Yuri
terlihat bahagia di media massa, membuatnya harus menerbitkan diari itu. Yuri
berada di balik kaca interogasi mendengar perbincangan itu. Aksa mengatakan, “Yuri
adalah orang yang sangat jujur, dari semua yang ia ceritakan dan betapa baik
ayahnya kepada saya namun saya tahu Yuri tidak pernah mencintai saya. Lalu, ia
meminta putus dan kembali kepada orang itu. Bagi saya, Yuri hanyalah milik
saya.” Ia menghadap ke arah kaca seakan ia tahu Yuri berada di sana dan
berkata, “Saat aku menamparmu, aku merasakan gejolak yang berbeda. Dan saya
tahu, hanya dengan cara itu Yuri akan mencintai saya. Dengan cara yang
berbeda.” Aksa segera ditangkap dan dihukum penjara.
Di suatu hari yang nyaman, Yuri, Boyung, dan orang itu
menikmati sinarnya matahari di padang tempat sungai itu. Empat tahun lamanya,
daerah itu sudah berbeda. Airnya keruh dan telah ada pembangunan perumahan di
seberang. Boyung menanyakan kepada Yuri mengenai malam itu, ketika Aksa
menampar Yuri namun Yuri malah berakhir dengan ikut bersama dengan Aksa entah
kemana. Yuri mengatakan, “Ia mengajak ku ke rumah sakit. Aku berada disana
ketika Chairil sedang kau kunjungi.” Yuri membicarakan orang itu, “Kalau ia
menunjukkan bagaimana kau menggunakan ku untuk membiayai pengobatan abangmu.
Hanya itu.” Dan Yuri sudah memaafkan hal itu dan sudah tahu dari awal. Tak ada
yang perlu dibicarakan lagi, “Semua sudah berakhir. Aku selalu salah memilih
kawan.”
Sebulan kemudian, Yuri mendatangi Aksa di penjara. Yuri
menanyakan, “Sebelum kamu, aku juga sudah pernah diperkosa. Bukankah itu juga
sudah kuceritakan semua padamu?” Aksa tertawa dan berkata, “Tapi, hanya kisah
kita berdua yang diketahui oleh semua orang. Kau tidak akan lagi melupakanku,
Yuri. Selamanya, kau adalah milikku.” Ucapan Aksa terakhir dan Yuri hanya
membalas, “Selamanya, kau menua di penjara.”
Yuri tidak siap berjumpa dengan Chairil. Ia telah
memberanikan diri membaca diari itu dan ia kembali mengingat semuanya. Akhirnya
Boyung yang berangkat lebih dahulu ke daerah Chairil tinggal. Boyung menelepon
Yuri dan mengatakan Chairil baik-baik saja dan sehat. Chairil ingin sekali
bertemu dengan Yuri. Ketika telepon itu diangkat oleh Chairil, Yuri hanya
terdengar terisak. Sedangkan Chairil menceritakan banyak hal dan berharap bisa
bertemu. Chairil bahagia sekali karena Yuri masih mengingatnya.
Boyung bersama dengan Chairil mempersiapkan kedatangan
Yuri. Chairil membuat makanan dan minuman yang enak bersama Boyung semalaman.
Dan, esoknya, Boyung dan Chairil menunggu di stasiun kereta, menunggu kereta
itu datang. Boyung mendapat telepon dan ia berikan kepada Chairil. Adiknya
menelepon katanya ia juga ada di dalam kereta. Kata adiknya kereta sebentar
lagi akan sampai. Banyak hal yang ia ingin ceritakan dan Chairil hanya
menjawab, “Sebentar lagi juga bertemu, kau bodoh.” Lalu, telepon itu diangkat
oleh Yuri.
“Hai.”
“Ah, aku dapat melihat keretanya datang.”
“Apa kau sudah berada di stasiun?”
“Aku akan berada tepat ketika kau turun.”
“Aku melihatmu. Apa itu yang ada di tanganmu?”
“Buku gambarku. Kupikir, kau datang kemari untuk diari
usangmu.”
“Kau pikir aku masih memikirkan buku diari itu?”
“Aku melihatmu tertawa.”
“Aku melihatmu tersenyum.”
“Aku sudah membakar buku diarimu sejak ia dikirimkan
kepadaku.”
Lalu, kereta itu berhenti. Chairil dapat melihat Yuri
berdiri terdiam sambil masih mengangkat telepon di atas kereta. Hal terakhir
yang Chairil katakan, “Karena itu, aku ingin menggantinya dengan yang lebih
baik.” Chairil mematikan telepon. Ia menunggu Yuri turun. Ketika pintu kereta
terbuka, mereka berdua berpelukan.
Bagi Boyung, itu adalah momen terindah sehingga ia
memotretnya.
Beberapa tahun kemudian, di hari ulang tahun Yuri, Boyung
memiliki hadiah kejutan. Boyung menutup mata Yuri dan ia membawa Yuri ke suatu
tempat. Yuri sudah menikah dan ia memakai cincin pernikahannya. Ternyata,
Boyung membawa Yuri ke sebuah pesta malam. Ketika mereka masuk ruangan dan Yuri
membuka mata, Yuri berada di sebuah eksibisi lukisan.
Lukisan-lukisan Eun Chairil akan dirinya. Semua yang ada
di buku gambar Chairil di perbesar dan diperagakan di pameran tersebut dan
semuanya adalah wajah Yuri. Yuri seakan tidak percaya dan para tamu pun juga
memberikan selamat kepada Yuri. Yuri menangis terharu dan berterima kasih untuk
semua. Tapi, Boyung bilang kalau bukan dia yang memiliki ide tersebut melainkan
suaminya. Boyung membawa Yuri ke ruangan lain dan banyak orang dan orang itu
sedang berdiri di depan ruangan, di atas panggung. Mereka semua mengangkat
gelas mereka dan menyambut Yuri. Yuri pergi ke atas panggung dan mencium
suaminya.
Yuri memberikan sepatah dua kata dan ia benar-benar
terharu, ia bilang, “Semua lukisan ini adalah harta terbesar bagi saya. Dan,
meski almarhum sudah meninggal, keberadaannya selalu akan saya ingat di dalam
diri saya, di dalam lukisan-lukisannya, dan orang-orang terdekat saya.” Lalu,
Yuri kembali berterima kasih kepada suaminya. Hingga akhirnya, suaminya berdiri
dan memulai berbicara, “Untuk isteri saya yang tercinta, Eun Yuri.” Dan semua
mengangkat gelas. “Pertama kalinya isteri saya datang kembali, untuk kesekian
kalinya saya kembali jatuh cinta kepadanya. Sampai kapanpun perasaan saya ini
tak akan pernah tergantikan oleh apapun. Namun, sejak awal pertemuan kami tidak
seharusnya terjadi. Banyak kesalahan yang saya perbuat kepadanya yang membuat
saya merasa tidak pantas untuk menerima cinta darinya. Untuk abang saya, Eun
Chairil, yang menyadarkan atas kesalahan saya. Kepergian abang memukul saya,
namun Yuri yang paling menguatkan saya. Saya benar-benar mencintai Yuri dan
tanpa abang saya, mungkin saya tidak pernah menyadari akan hal ini. Mari bersulang untuk Eun Chairil.”
Tulisan ini dibuat oleh Boyung sendiri. Dari diari Yuri,
yang Boyung simpan atas permintaan Eun Chairil malam sebelum Yuri bertemu
kembali dengannya. Malam ini, Yuri dan suaminya berdansa dengan romantis, dan
lagu kenangan mereka berdua. Akhir yang bahagia. Oh, ya, Boyung lupa menyebutkan nama orang itu. Namanya, Eun Gyuwan.
Comments
Post a Comment