Lost Sight, Found Strength

The path is so dark and dim, but Julie keeps walking. She is scared, yet her adrenaline makes her look back several times, urging her to walk faster with each step. She wonders why she can't move faster and then realizes it's just her thoughts getting wilder the longer she's on the road. She shouldn't have chosen this path—terrified and confused. She's already halfway through. It sucks. The only way is to adapt, over time. She has one more block, two more, and again she convinces herself it's just one more step to her destination. She's no longer afraid when she starts looking at the sky instead of the road. The evening feels scarier when it's right in front of our eyes, but when it's above, the stars are beautiful. The cold air on her skin feels warmer as her mind grows calmer. Gently, she realizes that she's no longer worried. In fact, she's arrived, in no time. -- I think loneliness comes from the mind. It's not about being surrounded
Do you know why it's hard to say goodbye? Because we afraid if our memories might not be able to remember them, rightly. The fact is, goodbye means good. No matter how hard.
~Aurora Esterlia

Pretty Ugly (One-Sided Love) / Diari Usang Tersayang

"When you look at him, he’s someone for some reasons, people come and go by time but he remembers you, he will just hanging with you. Like a ghost, even though you trying to live avoid him, he will be there. It’s just, he was not the man I love…."

Diari Usang Tersayang
         Oleh: Aurora Esterlia
Kisah ini dimulai pada suatu sore hari yang penuh dengan tiupan angin. Andaikan angin sepoi-sepoi tidak bertiup terlalu kencang sore itu, diari ini mungkin akan bertuliskan kisah yang berbeda. Namun, sore itu, Yuri terduduk di pinggir sungai yang memiliki rerumputan yang lembut hingga ia segan untuk pulang. Itu, pertama kalinya Yuri disana, lalu angin kencang membuat seseorang yang sedang mengendarai sepeda dari jalanan setapak di atas rerumputan itu terdorong dan terjatuh. Yuri yang terkejut mendatangi, dan disanalah Yuri mulai menceritakan seseorang yang ia kenal di sore hari itu.
Orang itu dari sekolah sebelah sedangkan Yuri dari sekolah mahal. Bagi Yuri, ia tidak boleh berbicara dengan orang tak dikenal. Karena orang itu lelaki, ketika orang itu minta tolong, Yuri malah berlari dan pergi pulang. Orang itu tidak memiliki nama dalam diari karena Yuri tidak ingin bebicara dengannya. Esoknya, Yuri berjalan melewati daerah itu saat berangkat ke sekolah, orang itu menunggu dengan sepedanya. Orang itu mengajaknya berbicara tapi Yuri hanya berjalan cepat hingga akhirnya berlari. Yuri berlari hingga ia sampai ke sekolah. Orang itu berhenti di depan gerbang sekolah dengan sepedanya. Yuri hanya kembali menuliskan hal itu di diari. Lalu, saat ia pulang, Yuri tidak bertemu dengan orang itu.
Hari berikutnya, Yuri sebelum pulang pergi ke toko swalayan dan ia bertemu dengan orang itu bersama dengan teman perempuannya. Yuri hanya melihat dari jauh dan ia menuliskan orang itu seperti bukan orang jahat. Orang itu hanya anak lelaki sekolahan biasa. Yuri pulang dan kembali menuliskan dalam diari. Beberapa hari kemudian, Yuri pergi ke sebuah kafe dan membeli donat yang tinggal satu buah macamnya, yang ternyata ia bertemu dengan teman sekelasnya, Boyung. Boyung adalah anak perempuan yang pendiam dan ia ditemani oleh pelayannya. Yuri menuliskan kalau ia membiarkan Boyung mendapatkan donat itu lalu Yuri pergi. Dari sana, Yuri melewati sungai itu dan menemukan orang itu. Orang itu berdiri dengan sepedanya dan ia sudah siap mengejar Yuri jika ia berlari. Namun, Yuri malah tersenyum dan pergi melewati. Orang itu pun menemaninya berjalan hingga ke stasiun kereta MRT. Meski, Yuri tidak mengatakan sepatah katapun, orang itu terus mengajaknya berbincang. Hingga akhirnya Yuri harus turun dan orang itu pergi. Yuri mengingat semua yang orang itu ceritakan dan ia menuliskan semuanya.
Pagi harinya, orang itu menyodorkan telepon genggamnya dan meminta menukar nomor telepon. Yuri tidak mau memberikan dan segera pergi. Orang itu kembali menemaninya berjalan dengan sepedanya, berbincang banyak hal hingga Yuri hanya masuk gerbang sekolahnya. Kali ini, Yuri tertarik dengan cerita orang itu di hari itu maka ia berbalik dan tersenyum. Yuri menuliskan bahwa orang itu terlihat senang dan melambaikan tangan kepadanya sebelum pergi bersama dengan sepedanya.
Sorenya, mereka berdua bertemu di pinggir sungai. Orang itu bilang kalau ia punya telepon genggam kecil yang ingin ia berikan kepada Yuri, tapi jika Yuri mau jalan-jalan dengannya besok di hari libur. Yuri hanya tidak menjawab. Ia pergi. Orang itu meneriaki tempat dan waktunya. Besok, Yuri tidak datang. Yuri menuliskan kalau orang itu kemungkinan besar seorang pemain perempuan karena Yuri pernah melihatnya dengan perempuan lain sewaktu di toko swalayan. Yuri merasa benar kalau ia tidak datang.
Semenjak hari itu, orang itu tidak terlihat lagi. Yuri menuliskan kalau ia merasa hari-harinya tidak spesial seperti biasanya. Hingga, ia memilih hari itu untuk tidak melewati jalan sungai itu karena tidak mau melihat orang itu tidak lagi disana, ia malah melewati depan gerbang sekolah orang itu. Sekolah orang itu adalah sekolah negeri. Sore hari, masih ramai. Yuri melihat orang itu sedang bermain sepak bola dengan teman-temannya di dalam lapangan sekolah. Semua yang ada di lapangan itu menyadari keberadaan Yuri karena seragamnya yang menunjukan dari sekolah yang mahal itu. Hal itu pun membuat orang itu tersadar dan segera berlari keluar mendatangi Yuri menanyakan apa yang dilakukan Yuri disitu. Yuri ingin berbicara namun ia tidak mau. Yuri malah berbalik tapi orang itu mencegat jalannya. Orang itu bilang tunggu, ia akan mengambil sepedanya. Yuri bingung namun ia akhirnya menunggu. Saat orang itu datang dengan sepedanya, anak perempuan yang Yuri lihat di toko swalayan itu mendatangi mereka berdua. Yuri menuliskan kalau keduanya memang berpacaran karena mereka bertengkar saat itu. Yuri hanya menunggu, yang akhirnya anak perempuan itu meminta putus jika orang itu mengantarnya pulang. Yuri mendengar itu menjadi kaget dan segera kabur, ia diteriaki oleh anak perempuan itu. Namun, beberapa saat, orang itu sudah menghentikannya berlari dengan mencegat Yuri dengan sepedanya. Orang itu benar mengantarnya sampai ke stasiun kereta. Yuri menuliskan orang itu memberikan telepon genggamnya. Ia ingin sekali berbicara dengan Yuri, yang akhirnya Yuri mengembalikan telepon genggam itu dengan menyimpan nomor telepon Yuri. Lalu, Yuri pergi. Pertama kali ia sedang menunggu kereta datang, orang itu segera menelepon. Ketika Yuri angkat, Yuri mengenal suara orang itu tapi langsung dimatikan. Orang itu mengirim pesan dan Yuri baru membalas.
Yuri tidak pernah menyimpan nomor telepon orang itu, sedangkan orang itu mengajaknya untuk makan di kafe, dan orang itu menunjukan kalau ia menyimpan nomor telepon Yuri dengan panggilan, ‘Gadis Dinding’. Dari sana, Yuri tertawa. Orang itu kemudian mulai dapat mendengar suara Yuri ketika tertawa. Orang itu pun ketika ia kembali mengantar Yuri ke stasiun kereta bilang ia akan melakukan apa saja untuk membuat Yuri tertawa. Yuri menuliskan kalau ia belum pernah dikatakan seperti itu oleh seorang pria manapun.
Pada hari Kasih Sayang, Yuri membuat donat manisan. Lalu, ia bersiap memberikan kepada orang-orang yang ia kasihi. Pagi itu ia berjalan dan menunggu orang itu di pinggir sungai, namun orang itu tidak ada, dimana Yuri pun ingin menghubungi tapi karena sudah waktu masuk sekolah, ia mengurung niatnya. Ia bertemu dengan Boyung dan juga memberikan bingkisan untuknya. Dari sana, Boyung pun memeluk Yuri dan bilang kalau selama ini Boyung ingin sekali berbincang dengan Yuri. Yuri pun menjadi melupakan kesedihannya karena tidak bisa memberikan bingkisan itu pertama kali kepada orang itu. Lalu, Yuri pulang dan ketika Boyung mengajaknya untuk diantar dengan mobilnya, Yuri dengan senang hati. Namun, ketika melewati pinggir sungai, Yuri tidak melihat siapapun disana, Yuri kembali tersadar dengan bingkisannya. Ketika sampai di stasiun kereta dan mobil Boyung pergi. Yuri memberanikan diri menghubungi orang itu. Sayangnya, tidak diangkat. Lalu, ia tahu waktunya untuk pulang. Untuk kedua kalinya, Yuri hanya bisa mengirim pesan selamat hari Kasih Sayang. Yuri terduduk di dalam kereta dan ia melihat pasangan-pasangan yang menikmati hari Kasih Sayang. Yuri hanya mencoba menutup mata. Ia sampai di stasiun dan keluar dari stasiun, sebuah mobil hitam besar sudah menunggu, dan memiliki plat nomor kenegaraan. Ia masuk ke mobil itu dan sampai di sebuah rumah begitu besar dengan pagar kenegaraan, yang bertuliskan rumah menteri komunikasi dan teknologi. Ia masuk ke dalam rumah dan ia mengira ia kembali sendirian. Ia mendatangi ruangan kerja ayahnya, namun ia tidak ada. Yuri hampir menangis saat itu tapi ketika ia sampai di kamar, ayahnya disana dan telah menghias kamar tidurnya dengan suasana hari Kasih Sayang. Yuri pun memeluk ayahnya dan mengatakan kalau ia merindukan ayahnya selama ini untuk pulang. Darisana, Yuri menuliskan bingkisan untuk orang itu ia berikan kepada ayahnya. Ia juga menambahkan kalau ia meralat perkataan sebelumnya, kalau orang pertama yang selalu ingin membuat Yuri tertawa adalah ayahnya sendiri.
Besoknya, seperti biasa Yuri bangun tidur, mandi, sikat gigi, dan berdandan, yang ternyata Yuri berambut panjang. Ia mengikat rambutnya dan menutupinya dengan rambut palsu. Yuri makan pagi dengan ayahnya dan ayahnya berbincang soal Yuri menyembunyikan identitasnya. Yuri bilang semua orang memperlakukan dirinya berbeda karena ia terlihat miskin. Satu-satunya orang yang mau berteman dengannya Boyung. Yuri merahasiakan keberadaan orang itu karena ia kesal. Yuri pun diantar ayahnya sampai stasiun kereta, lalu Yuri seperti biasa melewati pinggir sungai. Orang itu ada disana. Orang itu seperti habis babak belur, dan penuh lebam. Yuri terkejut. Orang itu tidak membawa sepedanya. Orang itu bilang telepon genggamnya rusak, tapi ia tahu kalau kemarin Yuri meneleponnya. Hanya, orang itu tidak bisa mengangkatnya. Orang itu bilang kalau lebih baik Yuri jangan menghubunginya lagi, menunggunya lagi. Lalu, orang itu pergi. Yuri mengejar dan mencegatnya. Orang itu hanya kembali berjalan, tapi Yuri kembali mencegatnya. Yuri menuliskan dalam diari kalau ia tidak mau meninggalkan orang itu. Orang itu marah dan mengatakan kalau ia babak belur karena penagih hutang. Hutangnya banyak dan ia kemungkinan besar dibuntuti oleh orang-orang jahat. Yuri tetap mencegatnya. Orang itu akhirnya menyerah dan berhenti. Yuri pun segera terdiam. Yuri bilang ia tidak tahu ingin mengatakan apa kepada orang itu, tapi ia hanya tidak mau orang itu meninggalkannya. Tapi, pada akhirnya, Yuri hanya berbalik dan berjalan mendahului orang itu. Alhasil, orang itu mengikuti Yuri berjalan ke sekolah Yuri seperti biasanya. Yuri yang menyadari hal itu, memundurkan langkahnya hingga mereka berdua berjalan bersama. Yuri pun masuk ke gerbang sekolahnya dan kembali berbalik memberikan senyuman. Orang itu hanya memandang Yuri lalu pergi.
Sepulang sekolah, Yuri tahu ia tidak akan menemukan orang itu di rerumputan pinggir sungai. Yuri pun berbaring di rerumputan itu. Ia menutup matanya sebentar dan ketika terbangun, orang itu sudah ada di sebelahnya dan terduduk. Orang itu menceritakan tentang abangnya. Abangnya sekolah di tempat Yuri karena ia memang pintar. Abangnya mendapat beasiswa. Tapi, abangnya jarang pulang ke rumah. Yuri bilang di diari kalau ia tidak pernah tahu abangnya ternyata ada di sekolahnya. Orang itu bilang kalau ia tidak akan pernah memberitahukan nama abangnya karena Yuri sendiri tidak memberitahukan namanya. Yuri hanya tertawa. Semenjak itu, orang itu senang sekali menceritakan tentang abangnya, bagaimana abangnya mendukung cita-cita nya untuk menjadi dokter. Yuri benar-benar menuliskan semua yang diceritakan orang itu tentang abangnya dalam diarinya. Orang itu bilang kalau ia tidak boleh terlihat bersama dengannya karena itu akan memalukan. Yuri menuliskan kalau ia tidak pernah malu berjalan dengan orang itu.
Suatu hari, Boyung menanyakan siapa orang dari sekolah negeri yang selalu mengantar Yuri pergi ke sekolah. Yuri pun mengatakan kalau itu teman sekolahnya dulu. Yuri pun menanyakan siapa saja orang yang mendapatkan beasiswa di sekolah ini, Yuri pun mendapat beberapa nama orang kakak kelas, dan Yuri mulai memperhatikan. Tapi, tidak ada yang sesuai dengan apa yang diceritakan diari. Yuri pun melewati semua gedung di sekolah. Tiap gedung memiliki jurusannya sendiri. Saat itu, Yuri dan Boyung bersembunyi masuk ke dalam studio fotografi. Boyung bilang ia sangat menyukai para model dan klub fotografi suka menyewa model-model mapan. Yuri dengan senang hati menemani Boyung. Dan disana, Yuri melihat Aksa. Aksa adalah dari jurusan teknologi. Aksa dikenal oleh ayah Yuri karena Aksa adalah ketua dari klub CGI nasional seangkatan remaja. Yuri selalu mengaguminya sejak dulu, ia dapat merasakan kalau Aksa memiliki kepintaran seperti ayahnya. Namun, Yuri tidak menyangka kalau Aksa juga senang fotografi. Boyung bilang ia memiliki cita-cita menjadi seorang wartawan gelar busana. Yuri mendukung sekali. Sedangkan Yuri mengatakan kalau ia tidak tahu apa yang ia inginkan. Lalu Boyung mengatakan Yuri lebih baik ikut masuk ke bagian gelar busana juga. Yuri pun belajar banyak dengan Boyung. Yuri bilang ia mengerti apa yang dilihat oleh Boyung dan kecantikan yang diperlihatkan di gelar busana.
Seperti biasa, Yuri dan Boyung berpisah ketika ia akan pulang. Namun, ternyata yang menjemput Boyung adalah kedua orang tua Boyung dan keduanya terlihat begitu galak. Yuri pun ditanya banyak hal yang dengan identitas palsu, Yuri mengatakan kalau dirinya anak beasiswa sini. Keluarga Boyung dengan tegas mengatakan untuk jangan lagi berteman dengan anaknya. Yuri yang mendengar itu tercengang dan tidak tahu harus mengatakan apa, hingga Boyung pun pergi. Yuri pulang dan tidak bertemu orang itu di pinggir sungai. Yuri hanya memandang ke arah sungai. Lalu, orang itu ternyata datang. Ia membawakan makanan. Yuri pun menikmati bersama. Bagi Yuri, selama ini orang itu juga merupakan sahabatnya saat ini. Yuri menuliskan dalam diarinya, kalau ia juga tidak akan menyerah untuk Boyung.
Esoknya, Boyung mendatangi meja Yuri dan Yuri segera menyapa Boyung. Boyung terlihat begitu lega karena Yuri masih mau berteman dengannya. Yuri bilang kalau pendapat orang tua Boyung salah mengenai dirinya. Yuri mengatakan kalau ia adalah orang paling pantas untuk bersama dengan Boyung dibandingkan yang lain. Hal itu membuat Boyung senang, dan mereka pun masih bersama belajar mengenai gelar busana. Lalu, pesta promnight sekolah itu pun datang. Boyung dan Yuri berdua mendaftar menjadi logistik backstage. Hal ini dikarenakan supaya mereka berdua bisa melihat para model berdandan, bersiap, juga para artis undangan.
Malam itu, Boyung dan Yuri terpukau dengan semua para temannya yang berdandan dan berpakaian modis juga para model yang sedang berdandan di backstage. Boyung menjelaskan semua hal kepada Yuri seakan Boyung tahu semua pakaian, perhiasan, dandanan, dan merek yang dipakai. Aksa juga ada disana. Bagi Yuri, melihat Aksa dengan jas formal membuat Aksa begitu wibawa. Boyung dan Yuri terasa lelah dan mereka terududuk di sekitar pakaian gelar busana yang tersisa. Mereka berdua pun bermain dengan pakaian itu. Terutama Boyung yang mengatakan kalau ia ingin sekali memakai satu gaun. Yuri pun bilang kalau Boyung harus mencobanya dan ternyata cocok. Pas sekali, mereka tertangkap basah. Tapi, ternyata Boyung disangka model yang telat datang. Ia segera ditarik dan disuruh segera berdandan. Karena Yuri dikira teman sang model, Yuri diminta mendadani Boyung. Yuri pun segera melakukannya. Seakan, Yuri mampu memasangkan warna yang cocok untuk wajah Boyung, kuku, hingga perhiasan. Lalu, Yuri cukup bingung dengan rambut Boyung karena ia sama sekali tidak belajar. Lalu, Yuri pun hanya menyisir dan membiarkan telinga Boyung terlihat dengan perhiasan anting. Boyung seakan tidak percaya karena Yuri membuatnya seakan seperti model. Boyung pun keluar dari disoraki banyak orang. Yuri memandang dirinya di depan kaca dan ia merasakan dari dalam dirinya apa yang benar ia mampu dalami. Yuri menuliskan kalau tanpa Boyung, ia tidak akan pernah tahu.
Yuri melihat Boyung didekati oleh Aksa dan terlihat Aksa terkagum dengan Boyung. Itu membuat Yuri memandang dirinya yang tidak bisa mendekati Aksa. Hal ini dikarenakan identitas palsunya sedangkan Aksa sangat dekat dengan ayahnya. Lalu, Yuri terkaget ketika melihat orang itu ada ditengah pesta. Orang itu lebih terkaget karena Yuri tidak berpakaian atau berdandan apapun. Keduanya keluar dari ruangan pesta dan Yuri penasaran bagaimana ia bisa masuk. Orang itu menunjukan kartu pelajar abangnya. Yuri ingin melihat namun orang itu segera menyembunyikannya. Keduanya terduduk dan menikmati makanan yang ada. Lalu, sesaat ada yang mendorong Yuri hingga orang itu menolongnya. Orang itu sesaat terdiam namun segera membuat Yuri berdiri kembali. Yuri menuliskan kalau orang itu mengajaknya berdansa, padahal dirinya tidak memiliki pakaian yang pantas. Lalu, orang itu mengajaknya ke balik panggung dan suara lagu masih terdengar. Orang itu mengajaknya berdansa dan ia menyanyikan lagunya untuk membuat musik lebih terdengar. Bagi Yuri itu adalah hal yang romantis. Keduanya pada akhirnya berbincang banyak dibalik panggung dan tertidur tanpa diketahui orang-orang. Pagi hari, Yuri tidak menemukan orang itu, hanya satu pesan di telepon genggamnya, “Maaf, aku pulang lebih dahulu.” Yuri dengan sembunyi untuk pertama kalinya minta dijemput oleh mobil kenegaraan.
Pada hari sekolah berikutnya, Boyung mengatakan kepada Yuri kalau dirinya benar-benar berkesan dengan kemampuan Yuri. Yuri pun juga semakin belajar dengan Boyung. Hal ini membuat Boyung semakin dekat dengan Yuri, namun Yuri tidak bisa terlalu dekat dengan Boyung karena identitasnya. Hingga, masa penulisan formulir jurusan. Kedua orang tua Boyung datang lagi ke sekolah dan memarahi Boyung, lalu menyalahkan semuanya kepada Yuri. Yuri merasa terpojoki dan ia tidak berani melawan, Yuri hampir menangis dan ia pun merasa ia tidak memiliki kesabaran lagi. Yuri pun ingin sekali menelepon ayahnya, namun Boyung sudah keburu marah. Ia berteriak seperti orang gila, lalu Yuri tak jadi menelepon, ia malah menampar Boyung. Yuri menyuruh Boyung meminta maaf kepada kedua orang tuanya. Lalu, Yuri menuliskan di diari kalau ia menjelaskan bagaimana Boyung memiliki prospek yang bagus untuk menjadi seorang wartawan gelar busana. Hal ini malah berbalik meyakinkan kedua orang tua Boyung. Lalu, orang tua Boyung mengatakan kembali mereka memperbolehkan anaknya masuk ke dunia gelar busana selama Yuri tidak sejurusan dengan Boyung. Yuri pun menerimanya. Yuri bilang kalau ia sejak awal memang tidak memiliki gambaran dirinya di bidang itu.
Yuri pulang melihat Boyung dengan mobilnya pergi terlebih dahulu. Lalu, Yuri berjalan dan orang itu sudah menunggu dengan sepedanya. Orang itu mengajaknya berjalan namun Yuri hanya menahan sepeda orang itu, ia ingin naik sepeda. Dan, selama di belakang, Yuri memeluk punggung orang itu dan menangis. Orang itu mengetahui tapi ia tidak menanyakan banyak hal. Bahkan sampai Yuri sudah berpisah dan menaiki kereta. Yuri pun mengirim pesan kepada orang itu, kalau apa yang ada di hadapannya terasa kabur dan membingungkan. Lalu, orang itu segera menelepon. Yuri menuliskan kalau orang itu mengira ia akan bunuh diri dan melompat padahal tidak. Lalu orang itu pun mengatakan kalau Yuri harus tetap berjuang meski keadaan disekitar serasa ingin membuat Yuri ingin melompat jurang yang terdalam. Tidak ada gunanya juga melompat, karena disana hanya ada kegelapan. Yang perlu Yuri lakukan adalah menjauh dari jurang itu dan menikmati proses yang ada. Yuri terdengar menangis hingga ia menutup.
Sesaat sebelum tertidur, Yuri ditelepon lagi, dan ternyata orang itu meminta maaf karena membuatnya menangis. Lalu, tiba-tiba orang itu menyanyikan lagu yang waktu itu mereka dengar saat mereka berdansa bersama. Yuri menuliskan di diari kalau ketika bertemu lagi, Yuri merekam suara orang itu dan Yuri menaruhnya menjadi ringtone jika orang itu menelepon atau mengirim pesan. Orang itu juga meminta tapi Yuri tidak mau.
Besoknya, orang itu tidak ada di pinggir sungai. Yuri berjalan sendiri ke sekolah. Hari itu, Yuri berolahraga. Dan disana, ia melihat orang itu, berpakaian olahraga sekolahnya. Yuri berlari dan mendatangi orang itu yang duduk sendirian. Yuri untuk pertama kali melihat nametag yang ada pada orang itu, nametag sekolah, bernama Eun Chairil. Orang itu hanya tersenyum dan mengatakan sampai saat ini semua orang masih tidak ada yang menyadari. Yuri hanya segera membuang muka dan pergi bermain. Yuri sangat tidak pintar bermain bola voli. Ia banyak jatuh, dan membuat badannya kotor. Yuri pun segera dimarahi dan Yuri melihat orang itu berusaha menyemangatinya. Lalu, bel berbunyi dan istirahatlah Yuri. Selama istirahat, Yuri tidak melihat orang itu. Yuri pun segera ke ruang ganti baju. Dan, disana Boyung menunggu. Yuri terdiam sambil mencuci mukanya. Boyung mengatakan kalau ia merindukan obrolan mereka berdua. Yuri menuliskan di diari, ia selesai mencuci muka, Boyung mengeringkan mukanya dengan usapan handuk. Boyung membantunya mengeluarkan pakaian dari tas, lalu memakaikannya. Yuri bilang, “Boyung, kau tidak perlu seperti ini.” Lalu, tiba-tiba Boyung menciumnya.
Bagi Yuri, itu adalah tegangan yang kuat. Yuri berteriak dan seketika mendorong Boyung. Yuri gemetaran dan ia pun terjatuh. Wignya pun terjatuh, dan rambut panjang nya pun keluar. Boyung terkejut hingga ia tidak dapat berbuat apapun. Tiba-tiba keluar dari salah satu bilik, dan orang itu ada disana. Terkejut dengan apa yang ia lihat, orang itu segera mendorong Boyung dan membawa Yuri pergi. Ia membawa semua tas Yuri dan pergi keluar sekolah. Kali ini, mereka menaiki taksi segera ke kereta api. Orang itu segera mengambil telepon Yuri dan menelepon yang tertulis bodyguard pada buku alamat nomor telepon yang ada dan segera minta dijemput di depan stasiun kereta. Orang itu mengatakan kalau Yuri tidak pandai memilih kawan. Orang itu mengatakan kalau semua orang tidak seharusnya memandang Yuri dengan pandangan lain dan memang Yuri tidak semestinya menutupi identitasnya. Untuk pertama kalinya Yuri yang menangis berkata kepada orang itu, “Aku... tidak bisa... mendapat pelecehan seksual...” Lalu Yuri menangis keras.
Orang itu mengatakan, “Mulai sekarang, pergilah ke sekolah dengan mobil termewah yang kau punya, jangan lagi memakai rambut palsu, dan jadilah kamu apa adanya. Tunjukan kalau kau orang tertinggi di negara ini dan jika kau takut diculik lagi, jangan malu membawa dua atau lima kali lipat bodyguard. Kau tidak boleh dilecehkan seperti itu lagi.”
Yuri hanya terus menangis dan benarlah di depan stasiun kereta, mobil ayahnya telah menunggu. Yuri pulang dengan keadaan terkejut. Sebenarnya Yuri telah beberapa kali diculik dan mendapatkan pelecehan seksual karena orang tahu siapa dirinya. Kali ini, Yuri telah berusaha mendapatkan sekolah terjauh dari lingkungan tempat tinggalnya dan menutupi identitasnya, berharap semua akan berjalan baik-baik saja, namun ternyata semua kandas di tengah jalan.
Orang itu memegang tangan Yuri dan mengatakan, “Aku tahu siapa kau, aku juga tidak seharusnya berteman denganmu. Kupikir jika aku bisa sedikit lebih lama bersamamu, semua akan baik-baik saja. Song Yuri, aku tidak bisa bertemu lagi dengan mu. Maafkan aku.”
Yuri menjawab, “Apa yang sedang kau katakan? Eun Chairil...”
Orang itu membalas, “Eun Chairil adalah nama abangku. Kau juga tidak boleh berteman denganya, kau mengerti? Jangan mencariku. Sedikit pun jangan mencari.”
Lalu, orang itu pergi. Selama seminggu setelah kejadian itu, serasa dua sahabatnya telah mendustai dirinya, ia pun mogok sekolah. Ayahnya begitu khawatir, Yuri tidak mau makan dan hanya menangis semalaman. Ia mencoba menelepon tapi nomor telepon orang itu sudah tidak aktif lagi. Hingga akhirnya ia harus bedrest. Lalu, Yuri di suatu pagi, telah berdandan rapi, dengan dirinya yang sesungguhnya. Ia menuliskan di diari hari itu, “Aku akan melupakan yang ada.” Yuri meminta untuk masuk ke jurusan yang sama dengan ayahnya, jurusan teknologi.
Terkejutlah semua orang melihat Yuri ternyata Song Yuri, anak dari kementerian komunikasi dan teknologi negara. Semua orang segan kepadanya bahkan Boyung sendiri. Yuri bahkan menatap dingin Boyung. Saat masa pendaftaran formulir, Boyung sudah takut Yuri akan masuk jurusan yang sama dengannya, namun yang Yuri lakukan tetap memegang janjinya, ia memasukkan jurusan teknologi. Lalu, Boyung dengan keberanian mendatangi Yuri namun Yuri hanya tidak mau berbicara dengan Boyung lagi. Dalam pikirannya, Yuri berpikir keras dengan traumanya. Namun, melihat Boyung dengan berani tetap memasukkan formulirnya ke jurusan gelar busana, Yuri berjanji pada dirinya sendiri bahwa rahasia Boyung tidak akan ia bocorkan ke siapapun. Yuri menuliskan di diari. Ia menulis, “Aku akan menemukanmu, Eun Chairil.”
Dengan kemampuan teknologi, Yuri dengan mudah mengetahui informasi detil tentang Eun Chairil. Alhasil, Eun Chairil masuk kelas seni dan klub drama. Yuri pun mendekati Eun Chairil, kakak kelasnya dengan ikut mendaftar menjadi klub drama.
Rasanya seperti bermain api. Yuri berubah dari yang selalu tersenyum ceria dan dengan gaya tomboynya, ia berubah seakan seperti seorang bangsawan. Semua perhiasan bermerek dan rambutnya yang panjang. Dan, para pengawal di sekitarnya. Bagi dirinya, tidak memiliki teman adalah hal yang biasa. Ia sudah tidak memikirkan apapun lagi, apalagi tentang dunia gaya busana. Ia hanya memikirkan cara bertemu dengan Eun Chairil.
Di klub drama, seakan semua berbeda. Yuri menulis di diari kalau ia sangat terkesan dengan mereka klub drama. Seakan semua melepaskan urusan kekayaan orang tua mereka dan menjadi seseorang yang lain. Semua rang menunukkan kebolehannya hingga giliran Yuri sendiri. Yuri berdiri, dan ia membawa rambut palsunya itu. Ia mengikat rambutnya dan memasang rambut palsunya. Semua menyadari selama ini mereka tidak menyadari keberadaan Yuri sebagai seorang anak pejabat melainkan hanya orang yang tak dikenal. Yuri dengan gerakan pantomimnya, memainkan berbagai macam topeng. Seakan, Yuri di akhir menunjukkan seorang yang tertampar lalu ia tetap mengejar orang yang telah menamparnya hingga akhirnya seseorang itu pergi. Yuri menuliskan tangannya yang melepaskan kepergian orang itu, ia arahkan ke arah Eun Chairil berada.
Eun Chairil adalah seorang pelukis yang handal. Berbeda dengan orang itu, Chairil memiliki gaya yang dingin dan hanya sedikit berbicara. Namun, Yuri sendiri memilih untuk berperilaku dingin juga. Yuri kemudian mengatakan dalam diari kalau semua yang diceritakan orang itu adalah sama. Yuri menggunakan semua yang diceritakan orang itu untuk membuat Chairil memperhatikannya. Nyatanya, Chairil memang memperhatikannya. Hingga akhirnya masa penungguan Yuri datang. Chairil mendatanginya dan mengajaknya kencan. Lalu, Yuri memilih tempat cafe dimana ia pernah bersama orang itu.
Yuri datang dengan begitu cantiknya. Namun, ternyata disana Chairil sudah bersama dengan wanita lain. Wanitanya ibu-ibu. Yuri merasa dibohongi. Sedangkan Chairil hanya meladeni wanita itu. Dalam pikiran Yuri saat itu, “Mungkinkah orang itu menceritakan dirinya kepada abangnya?” Karena Chairil mengatakan kalau lebih baik Yuri pulang saja karena sejak awal ia tidak pernah tertarik kepada Yuri. Namun, Yuri dengan dinginnya berdiri dari meja dan mengatakan kepada wanita itu siapa dirinya dan apa yang bisa ia lakukan apabila ia memberikan informasi perselingkuhannya ke media. Wanita itu segera memohon dan pergi. Chairil bilang, “Apa yang kau tahu tentang diriku?” Yuri menjawab kalau ia tidak perlu tahu apapun karena ia memiliki kekuatan ayahnya. Yuri mengatakan, “Kau tidak perlu tahu juga siapa diriku. Setahuku hubungan seperti itu juga bisa dilakukan.” Ia mengingat dirinya dengan orang itu.
Semenjak itu, Chairil tidak lagi menghindari Yuri yang meski dingin selalu ingin berjalan bersama, meski tidak berbicara banyak, biasanya Yuri hanya menanyakan apa yang dipelajari hari ini, makanan apa yang disukai, hingga Yuri sendiri membantu Chairil mempelajari semua studi kesenian. Namun ketika Chairil bertanya tentang dirinya, Yuri tidak menceritakan apapun. Ia selalu ingat perkataan orang itu untuk jangan pernah mencari abangnya, namun Yuri tetap melakukannya. Hanya saja, saat ini, tidak ada yang ia percaya. Lalu, suatu hari, Yuri sedang berolahraga. Chairil sedang mendapat kelas melukis pemandangan. Yuri memperhatikan keberadaan Chairil namun ia tidak mendatangi. Saat istirahat makan, Chairil mengatakan kalau ia tidak pernah mengerti diri Yuri yang sebenarnya bagaimana hingga ia mengatakan kalau Yuri memang cocok di klub drama, karena Yuri mampu memiliki seribu wajah dimanapun ia berada. Yuri menuliskan di diari belum ada yang pernah mengatakan hal seperti itu. Kali ini, Chairil adalah satu-satunya orang yang benar menyatakan yang sebenarnya tentang dirinya.  Lalu, Yuri memutuskan untuk membalas perkataannya.
Besoknya, Yuri membawa diari itu kepada Chairil pada klub drama. Lalu, Yuri mengajukan kisah yang ingin ia angkat. Semua mendukungnya. Sedangkan Chairil, raut wajahnya nampak marah. Chairil pergi dengan marah. Selanjutnya, Chairil berubah kembali dingin ketika semua anak sibuk dengan pelatihan pementasan. Yuri tidak peduli karena ada satu tujuan yang ia ingin dapatkan. Sehari-hari mereka terlihat berargumen, saling memarahi, dan tidak saling memperdulikan. Namun, semua menyadari betapa Yuri selalu memperhatikan Chairil. Dan, ketika pementasan dimulai, Yuri memilih untuk menjadi pujangga.
Seorang pujangga akan berada di atas panggung namun tidak dilihat oleh semua pemeran. Seorang pujangga tidak memiliki perasaan ketika para pemeran sedang merasakan sakit atau sedang merasakan kesedihan. Seorang pujangga bahkan tidak bisa tertawa ketika semua merasakan bahagia. Seorang pujangga hanya harus menceritakan. Ketika pementasan dimulai, semua berjalan seakan tak ada yang pernah menyadari keberadaan Yuri. Lalu, satu adegan tanpa sepengetahuan siapapun, pemeran lelaki diganti oleh Chairil. Kisahnya, pemeran lelaki sedang berdansa dengan sang pujangga untuk membuat cemburu sang pemeran wanita. Pemeran lelaki itu hanya menatap ke arah pemeran wanita, mengharapkan perhatiannya, namun sang pujangga tidak pernah dilihat meski mereka berdua sedang berbicara.
Bagi orang lain, mungkin itu adalah adegan dimana pemeran lelaki menuangkan isi hatinya kepada pujangga betapa ia mencintai pemeran wanita. Namun, bagi Yuri, ia menggambarkan dirinya yang tak akan pernah bisa dilihat oleh pemeran lelaki. Dan, Chairil mengubah skrip yang membuat Yuri tidak dapat membalas.
“Apa yang kau lihat?”
“Yang kuharap kekasih jiwaku?”
“Apakah kau tidak bisa meyakini nya?”
“Ia berdansa dengan seseorang.”
“Pasti menyedihkan jika kau tidak bisa mendapatkannya.”
“Ya. Lihat, betapa cantiknya dirinya ketika ia tersenyum.”
“Apa yang sebenarnya yang kau lihat dari dirinya?”
“Ia membuatku terdiam ketika berbicara, karena ia ada.”
“Kau mungkin tidak dapat berkata-kata karena jantungmu berdetak dengan cepat.”
“Apa kau juga mendengarkannya?”
“....”
“Andai aku bisa mengatakannya, bahwa aku mencintainya, namun aku tidak bisa.”
“Mengapa?”
“Karena aku tidak pernah mengetahui dirinya yang sebenarnya. Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan pernyataan yang sama jika kau mengatakannya?”
“....”
Lalu, Chairil memandang Yuri, sang pujangga dan ia mencium Yuri. Detik itu, Yuri menangis. Chairil berbisik, “Kau tahu ia sedang menonton. Kau berharap ia mengenalmu? Tentu saja, namun kau tak akan pernah meninggalkanku. Kau tahu mengapa? Karena kau membuatku jatuh cinta padamu.” Chairil menciumnya kembali. Yuri mengalami syok dan ia segera mendorong Chairil hingga terjatuh. Semua penonton dan bahkan para orang di balik panggung takut pementasan tersebut akan gagal. Lalu, Yuri memutuskan untuk berbicara.
“Perasaan ini... Air mata ini... kata-kata yang tak bisa tersampaikan...” Lalu, Yuri menghapus air matanya. Yuri mendatangi pemeran wanita yang juga menjadi melihatnya. “Andai ia dapat mengetahuinya.” Tangan Yuri gemetar lalu Yuri mencium pemeran wanita itu. Lampu segera dimatikan, karena pelayan Yuri harus melindungi privasi Yuri. Lampu mati dan Yuri segera didorong oleh sang pemeran wanita. Dan, para pelayan Yuri segera menurunkan Yuri dari panggung. Chairil juga diamankan. Malam itu, dikatakan kalau Yuri telah menyelamatkan pementasan, dengan ia mencium pemeran wanita, adegan selanjutnya sang pujangga menghilang karena ia telah melakukan tugas melebihi kemampuannya. Pemeran wanita menyadari perasaan cinta sang pemeran lelaki dan akhirnya mereka pun bersama.
Yuri termenung karena ia melihat orang itu di bangku penonton. Dan Boyung. Ia merasakan dirinya sedang berada di ambang maut. Bukan ini yang ingin ia tunjukkan ke kedua sahabatnya itu. Bukan ini. Yuri menulis di diarinya kalau ia tidak tahu apa yang harus ia tulis. Namun, esoknya foto penampilannya begitu memukau. Dan, Lee Aksa yang memotretnya. Semua orang menyalami para pemain drama dan Aksa. Yuri sendiri mendatangi potret dirinya dan Aksa mengatakan kalau ia ingin sekali berkenalan dengan anak dari pejabat negara yang selama ini sangat dekat dengannya. Yuri tidak memperhatikan karena ia sedang melihat dirinya yang sedang dicium oleh Chairil. Yuri menanykan, “Mungkinkah ada yang menangkap gambar mereka yang sedang menonton ku pada waktu ini?” Dan, Aksa menunjukkannya. Hari itu, Yuri berpapasan dengan Chairil dan Yuri membuang muka, meski Chairil memanggilnya. Aksa memasuki ruangan CCTV. Aksa bilang dunia teknologi memang begitu memudahkan segalanya. Yuri mengutip di diarinya perkataan Aksa, “Tembok memiliki mata dan telinga. Tak ada yang tak bisa diketahui.” Lalu, Aksa menunjukkan kembali ciuman itu namun dari pandangan balik panggung. Yuri meminta berhenti dan memotret lagi. Aksa menanyakan apa yang Yuri inginkan dari foto itu. Yuri merasa letih dan ia menulis di diari bersama dengan foto itu, “Jawaban pembalasanku.”  
Yuri meninggalkan klub drama. Jika saja ia bertahan, dirinya akan begitu populer satu angkatan. Namun, Yuri memilih untuk membereskan kelas teknologinya. Chairil selalu menunggunya di kantin dan memperhatikannya ketika Yuri hanya duduk bersama Aksa. Karena ayah Yuri mengenal Aksa, Yuri pun menjadi terbuka kepada Aksa. Dan, satu-satunya orang yang mengetahui dirinya adalah Aksa.
Di hari ulang tahun Yuri, ia pergi ke sekolah dan Aksa memintanya menutup mata. Ketika ia membuka mata, ia dikelilingi oleh para model dan pakaian-pakaian. Aksa bilang kalau tidak seharusnya Yuri berhenti dari apa yang sebenarnya Yuri ingin lakukan. Lalu, Yuri menulis di diari kalau itu hadiah yang indah. Yuri mendadani mereka bersama dengan pakaian-pakaian yang ada. Lalu, giliran Yuri yang didandani. Kemudian, Aksa bilang ia akan memotret mereka. Selesai pemotretan Aksa memberikan hasilnya kepada Yuri dengan memberikan selamat ulang tahun. Aksa mengatakan, “Hanya diriku kah yang dapat melihat kecantikan ini?” Semenjak itu, mereka berpacaran.
Kehidupan Yuri semenjak itu, ia tidak menulis diari lagi. Lalu ia naik kelas ketika Chairil dan Aksa menjadi angkatan terakhir. Yuri dan Aksa pun sudah berjalan dua tahun dan ayah Yuri pun mendukung hubungan mereka berdua. Yuri meski berkecimpung di kelas teknologi tapi ia membantu Aksa dalam hobinya menjadi fotografer. Selama dua tahun Yuri mendatangi klub gaya busana. Boyung ada disana. Selama dua tahun, tepatnya Yuri sama sekali tidak menunjukan kalau ia pernah mengenal Boyung. Karena ia tahu, Boyung termasuk model yang sering dipakai Aksa karena cantiknya. Yuri pun sering mendadani Boyung namun tidak ada sedikitpun Yuri seakan ingin menyapanya lagi. Selama dua tahun, tak sedikitpun ada senyuman dari Yuri untuk Boyung. Lalu, di tahun itu, Aksa secara tidak sengaja meninggalkan sesuatu di ruangan kesenian dan ia harus masuk kelas lebih dulu sehingga Yuri yang masih berjalan menuju kelas melewati kelas kesenian membantu mengambilnya. Ini pertama kalinya setelah dua tahun, Yuri kembali menulis diari. Yuri menulis di diari kalau ia begitu senang berjumpa dengan Chairil.
Chairil ada di sana dan ia sedang tertidur menghadap ke jendela. Di atas meja, sesuai dengan yang dikatakan Aksa, ada buku menggambar yang harus Yuri ambil. Yuri ingin mengambilnya namun ia berhenti untuk memandang Chairil. Yuri menulis di diari kalau Chairil selama dua tahun ini semakin kurus dan pucat. Yuri mengatakan kalau ia tahu Chairil memiliki penyakit. Yuri menulis di diari bahwa selama dua tahun, Yuri tidak pernah lupa memperhatikan Chairil. Ia menjaga Chairil meski dari jauh, meski Yuri tidak pernah memperdulikan Chairil. Namun, Yuri dapat melihat betapa semakin parah penyakit Chairil. Yuri menuliskan di diari kalau ia berbincang dengan Chairil saat itu, karena Chairil ternyata terbangun.
Chairil mengatakan kalau ia tidak pernah mengerti diri Yuri yang sebenarnya. Lalu, Yuri mencium Chairil. Yuri menuliskan di diari kalau ciuman dengan Chairil menjadi hal yang biasa baginya. Yuri bilang, “Aku tidak akan pernah meninggalkan orang yang telah mencuri ciuman pertamaku. Sampai kapan pun.” Chairil dikatakan segera pergi meninggalkan Yuri karena ia merasa dibohongi selama ini. Selama ini Chairil mengejarnya dan ternyata ia sendiri tidak pernah tahu kalau Yuri juga memiliki perasaan yang sama. Saat pulang sekolah, Yuri menunggu Chairil. Yuri pun bilang kalau selama ini ia hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya.
Hari itu, Yuri memutuskan untuk menceritakan tentang diari itu. Mereka berjalan mengikuti jalan yang dulu pernah Yuri lewati bersama orang itu hingga sampai ke stasiun kereta. Mereka memesan tiket pulang dengan jurusan yang berbeda. Lalu, Yuri dan Chairil harus berpisah karena mereka berbeda kereta. Yuri menulis diari kalau ia memegang wajah Chairil yang sudah kurus itu. Yuri mengatakan kalau mulai dari saat ini ia tidak akan pernah meninggalkan Chairil. Yuri kembali menciumnya, Chairil pun pergi berjalan.
Yuri menuliskan kalau ia menangis. Dan, ia menulis monolog pujangga di sana. Monolog yang menceritakan kisah sang pemain perempuan.
“Seseorang sedang menunggu kereta nya datang. Selama menunggu banyak hal yang ia pikirkan. Ia tidak pernah memikirkan kalau seseorang itu bahkan akan berada di sana. Seseorang itu menunggu dan berharap orang itu datang. Bahkan ia seringkali memperhatikan orang-orang lalu lalang, namun orang yang ia tunggu tidak pernah berada di sana. Mengapa, Mengapa seseorang itu menunggu jika ia bisa mengejarnya?” Lalu, Yuri menulis di diari kalau seseorang akan melompat ke rel kereta. Yuri mengatakan, itu adalah orang itu. Seseorang berteriak dari seberang dan Chairil mengenali orang itu. Untuk pertama kalinya ia mendengar nama orang itu. Orang itu memandangi Yuri. Keduanya saling bertatapan. Yuri menulis di diari andai ia bisa meloncat dengan orang itu. Namun, seorang petugas meneriaki siapapun untuk mencegahnya, Yuri segera berlari dan mendapatkannya. Keduanya terkapar di lantai. Yuri memeluknya begitu erat. Selama itu, yang dapat Yuri katakan, “Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku...” entah berapa banyak Yuri menulis di diari kata-kata itu.
Yuri menuliskan apa yang sebenarnya terjadi hingga orang itu ingin melompat. Seperti yang dikatakannya dulu, kalau ia memiliki banyak hutang, keluarganya. Chairil meninggalkan rumah dan hidup sendirian, ia tidak pernah menemui adiknya lagi. Lalu, orang itu berjanji kalau ia juga akan mengejar mimpinya menjadi dokter untuk menyembuhkan abangnya. Lalu, ia sering dikejar oleh penagih hutang. Bagi orang itu tidak apa-apa selama bukan abangnya yang dikejar. Selama itu, orang itu tidak pernah bisa mendatangi abangnya karena abangnya selalu tidak pernah memikirkannya. Dikatakan, karena banyak pukulan yang ia dapatkan selama dua tahun ini, penglihatan orang itu mengalami kerusakan hingga ketika ia diperiksa, ia dikatakan tidak bisa menjadi dokter karena kerusakan badannya dan tangan orang itu sering mengalami guncangan. Orang itu tidak mengerti apa yang selanjutnya harus ia kejar. Hingga ia berakhir di rel kereta itu.
Yuri menulis di diari kalau ia tidak mengerti sekarang apa yang ia lakukan. Yuri menemani orang itu selama di ruang keamanan, memegang tangannya sepanjang waktu. Chairil membantu mereka berdua keluar dari ruang keamanan dan mereka tetap berpegangan tangan. Semua mengantar pulang orang itu dan ayah ibu mereka ada disana. Yuri masuk ke dalam rumah yang selama ini merindukan anak mereka pulang. Hingga akhirnya, Yuri mengatakan, “Saya selama ini menjaga anak anda. Anda tidak perlu khawatir.” Di depan kedua orang tua mereka, Yuri memilih Chairil. Yuri untuk pertama kalinya tersenyum kepada Chairil. Lalu, keduanya pulang bersama. Chairil mengatakan, “Aku tidak berharap menjadi seperti ini.” Lalu, Yuri mengatakan, “Jika aku memintamu untuk dirawat di rumah sakit, maukah kau melakukannya? Dan, aku tidak akan meninggalkanmu.”
Besoknya, Aksa mendatangi Yuri dan menunjukkan CCTV ketika ia mencium Chairil. Aksa marah dan ia tahu sejak awal ada kisah di atas panggung di antara mereka berdua. Lalu Yuri meminta untuk putus. Hal ini diketahui oleh ayah Yuri dan menanyakan siapa Chairil ini. Yuri mengatakan orang yang selama ini ia cintai namun ia tahu itu tidak mungkin karena hidupnya tidak lama lagi. Karena itu, ia kehabisan waktu dan ia tidak mau membuang waktu untuk kesekian kalinya. Ayah Yuri menerimanya dan ia membayar semua hutang keluarga Chairil dan membiayai pengobatan Chairil. Semua terasa baik-baik saja.
Di hari libur, Chairil terbangun dan meminta dipotongi apel. Yuri sedang menulis diarinya. Lalu, tulisannya berhenti di lembaran itu. Tulisan Chairil di sana. Chairil mulai menuliskan ia telah membaca isi diari itu semua dan ia tahu bukan dirinya yang dicintai oleh Yuri melainkan adiknya. Namun, saat ini, Yuri sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit bersamanya, menikmati siang hari yang indah, hingga adiknya datang mengunjungi dan melihat semua itu. Orang itu bergaya seperti biasa seakan tidak pernah ada perasaan dirinya dengan Yuri. Dan, Yuri melakukan hal yang sama.
Boyung suatu saat datang kepada Yuri dan mengatakan bagaimana Aksa tidak bisa melakukan kegiatan fotografinya dengan baik, melihat betapa ia menjadi pemarah dan sebagainya. Boyung meminta Yuri setidaknya tetap ada di sana. Yuri pun mendatangi kelas gaya busana dan Aksa seakan menjadi baik adanya. Ketika kelas berakhir, Aksa berargumen dengan Yuri. Boyung menunggu diluar hingga Yuri ditampar oleh Aksa hingga Boyung masuk ke dalam dan menampar Aksa. Yuri memilih untuk pergi dengan Boyung. Namun, ketika mereka akan menaiki mobil, Aksa berlari dan membawa pergi Yuri.
Chairil menulis diari kalau Yuri tidak kembali hari itu. Ia menuliskan adiknya datang dan menemaninya seharian. Chairil menunjukkan diari itu kepadanya dan adiknya bilang kalau ia tidak seharusnya bertemu dengan Yuri ataupun mengenalnya. Seharusnya Yuri tidak perlu melakukan hal itu kepada mereka berdua. Chairil mengakhiri tulisannya kalau ia sejak awal memang sudah mengecewakan adiknya. Keluarganya hutang sana sini untuk kesehatannya dan ketika Chairil mendapatkan beasiswa dari sekolah itu, Chairil memutuskan untuk keluar dari rumah dan masuk ke asrama sekolah. Sejak awal ia tahu dirinya menjadi beban dan ia tidak mengharapkan ada seseorang yang memperhatikannya. Tapi, Yuri datang entah darimana dengan seribu topengnya, menjaganya hingga saat ini. Chairil menulis di diari itu ada yang salah dengan adiknya. Ada di balik semua itu yang salah. Dan, tertulis, “Mungkinkah semua ini sudah direncanakan?”
Lembaran berikutnya, Yuri kembali menulis, diari itu dikembalikan dengan Chairil meminta untuk perawatannya diberhentikan. Yuri tidak tahu apa alasannya namun Chairil meninggalkan rumah sakit dengan meninggalkan diari itu di atas meja. Yuri mendatangi ayah Yuri namun ayah Yuri mengatakan bahwa Chairil sendiri yang meneleponnya untuk jangan pernah membuat anaknya bertemu dengan dirinya lagi. Yuri tidak menyerah dan ia mendatangi orang itu dan orang itu pun tidak tahu dimana Chairil berada. Di sekolah, Yuri mendapatkan kabar kalau Chairil keluar dari sekolah dan memutuskan beasiswanya. Semenjak itu, Yuri menulis banyak sekali puisi tentang kerinduannya menemukan Chairil dan ia biasa menulis di ruang kesenian, kantin, dan tempat-tempat biasanya Chairil berada. Yuri tidak pernah menyukai oang lain. Namun, seperti yang ia katakan di tulisannya,
“Aku memulainya dengan ingin menemukan orang itu kembali. Sekarang, aku kehilangan orang yang benar-benar mencintaiku.”
Di suatu pagi yang indah, Yuri dinyatakan telah diculik. Selama tiga tahun, ia kembali mengalami penculikan. Berita ini tersiar di televisi. Ayah Yuri menceritakan kalau anaknya tidak pernah sampai ke sekolah hari itu. Yuri telah hilang dan orang itu datang ke tempat ayah Yuri untuk ingin ikut membantu penemuan Yuri. Lalu, ditemukan CCTV dimana Yuri ternyata dimana seharusnya ia masuk ke kelas, seseorang menangkapnya dan memasukkannya ke dalam mobil. Mobil kemudian dilacak namun, mobil itu mengambil daerah jalan tanpa CCTV. Polisi mencari mobil itu dan ditemukan terparkir kosong dengan tanpa ada lisensi yang jelas karena itu mobil sewa. Wilayah itupun dicari tapi ternyata ditemukan video CCTV pada malam hari, Yuri yang pingsan, keluar dari satu gedung, dibawa oleh seseorang dan masuk kedalam taksi. Mereka sudah tertinggal satu hari. Gedung itu dilacak dan ternyata itu sebuah motel. Ayah Yuri begitu terpukul karena ia mulai mempertanyakan apa yang dilakukan penculik ini dengan anaknya di ruangan ini. Lalu mereka mencari taksi tersebut dan ternyata taksi itu mengatakan kalau ia hanya diminta untuk berhenti di terminal bus. Terminal bus itupun dicari dan CCTV menunjukkan keduanya berjalan menuju satu bus dan Yuri sempat terjatuh namun kembali berdiri dan masuk. Bus itu berjalan dan menuju ke luar kota. Di luar kota, ketika dilacak, CCTV menunjukkan mereka kembali masuk ke sebuah hotel. Kali ini, orang itu keluar sendirian. Setelah itu, tidak ada lagi yang masuk dan keluar. Dan, ternyata memang benar, Yuri berada di kesadaran koma, akibat disuntik dosis tinggi obat.
Yuri diberitakan masuk ke rehabilitasi. Ia tidak dapat berbicara setelah ia terbangun dan selamat, ia memandang tanpa arah dan ia sangat takut dipegang oleh lelaki. Ayah Yuri bahkan tidak dikenal. Yuri tidak memiliki banyak teman hingga teman-teman klub drama, kelas gaya busana, dan teman dari kelas teknologi datang. Mereka pun tidak dapat membuat ingatan atau pikiran Yuri kembali. Bahkan, ia tetap takut dipegang oleh lawan jenis. Hingga akhirnya, Yuri melihat orang yang pernah menjadi pemeran perempuan saat di panggung. Yuri pun memanggil nama Boyung.
Boyung datang dan Yuri memeluk Boyung hingga menangis. Boyung pun jadi ikut menangis dan semenjak itu, Yuri hanya berbincang dengan Yuri. Yuri pun memberitahu apa yang terjadi. Yuri diperkosa berkali-kali. Lebih banyak dibandingkan yang sebelumnya dan hanya oleh satu orang. Yuri mengatakan kalau matanya tertutup selama ia diperkosa. Apapun itu, Yuri merasa dirinya sudah tak berharga lagi. Ayah Yuri pun mendatangi Yuri sendirian dan ia menangis, melemparkan semua yang ada di dalam ruangan dan Yuri hanya terus berteriak. Ayah Yuri lalu memeluk Yuri dengan Yuri terus berteriak, “Semua karena Ayah! Ayah! Ayah!” dan Ayah Yuri hanya terus meminta maaf. Sampai Yuri kelelahan dan akhirnya Yuri mengatakan kepada Ayah Yuri, “Masih adakah yang tersisa dariku?”
Ayah Yuri pun meminta Boyung untuk terus menemaninya. Dan, Yuri menanyakan di suatu sore kalau ia ingin membaca diarinya. Namun, Boyung bilang diari itu telah hilang dan dibawa oleh Yuri saat diculik. Yuri bilang kalau buku iitu dipinjam seseorang dan dikembalikan lagi padanya, Yuri dengan perasaan yang bergejolak menyatakan dirinya tidak menghilangkan diari itu.
Di suatu sore, Aksa datang dan ia dikatakan oleh Ayah Yuri sedang tertidur. Aksa datang dan ditemani oleh Boyung. Aksa bilang ia sedang mengurus universitas di luar negeri sehingga ia tidak sempat datang. Aksa memegang tangan Yuri dan menangis melihat keadaan Yuri. Ketika itu, Yuri terbangun, ia bergumam sesuatu lalu Yuri muntah di baju Aksa. Yuri tidak mengenal Aksa dan meminta dilepaskan. Dan Aksa dikeluarkan dari ruangan dan Boyung bersama perawat membersihkan.
Aksa berbincang dengan Ayah Yuri dan diceritakan semuanya itu. Lalu Aksa pun meminta ikut kerja sama untuk mencari orang dibalik dalang semua itu. Ayah Boyung merasa berduka karena anaknya benar-benar tidak mengenal Aksa. Aksa bilang tidak apa, yang penting ia dapat membantu menangkap penjahatnya. Boyung pun merasa sedih mendengar hal itu dan ia berharap kalau diari Yuri dapat ditemukan sehingga Yuri dapat teringat akan semuanya.
Suatu ketika, Boyung sedang berada di sekolah dan diluar gerbang sekolah, ia bertemu dengan orang itu. Boyung mengenalnya dan orang itu menanyakan bagaimana keadaan Yuri. Untuk pertama kalinya mereka berdua berbincang. Boyung mendatangi sebuah kafe dan disana orang itu menjadi seorang penyanyi dari suatu indie band. Selesai panggung, mereka makan bersama. Boyung bilang ia selalu cemburu melihat kebersamaan Yuri dan orang itu. Namun, orang itu mengatakan Yuri tidak pernah menceritakan apapun tentang dirinya. Boyung mengatakan, “Itu lah Yuri. Dan kau masih mempertanyakan hal itu?” dan orang itu mengatakan, “Tidak. Ketika ia tersenyum padamu, kau tahu ia membuka hidupnya untukmu.”
Boyung menceritakan semuanya dan orang itu mengatakan siapapun orang itu pasti berada di musuh ayah Yuri. Orang itu menanyakan apakah ia bisa mendatangi Yuri. Lalu, Boyung bilang Yuri mencari buku diari dan orang itu mengatakan mungkin jika orang itu datang, hal tentang diari itu akan terbuka. Esoknya orang itu datang dan Yuri sedang makan. Orang itu terduduk di sebelahnya dan Yuri tidak berbicara dan ia berhenti makan. Ia melemparkan ke muka orang itu dan Yuri kembali berteriak, “Apa yang kau inginkan dariku? Apa yang kau inginkan dariku?”
Orang itu ditangkap karena gambaran otak Yuri menunjukkan Yuri mengingat sesuatu dari trauma yang ada. Orang itu mengatakan kalau ia tidak tahu apapun. Orang itu mengatakan kalau ia bukan gambaran yang menculik. Boyung, Aksa, dan Ayah Yuri melihat investigasi itu. Boyung menyuruh berhenti karena ia percaya orang itu tidak melakukannya. Namun, Aksa mempercayai selama ini Yuri menderita karena orang itu. Aksa pun menginterogasi sendiri. Aksa menanyakan dimana diari itu karena Yuri percaya saat diculik, diari itu diambil. Orang itu tidak percaya kalau Yuri menyebut namanya. Namun, Aksa tetap memaksa.
Boyung memberitahu Yuri tapi Yuri tidak peduli. Boyung menanyakan benarkah orang itu yang menculik Yuri tapi Yuri tidak peduli. Boyung berbicara banyak kalau ia yakin orang itu bukan pelakunya, Yuri lalu mencium Boyung, segera Boyung menampar Yuri. Yuri segera mengatakan, “Aku membencimu lebih dari siapapun.” Semenjak itu, Boyung tidak pernah datang menemani Yuri.
Yuri diberikan buku diari yang baru dan ia mulai menangis. Ayah Yuri menanyakan mengapa menangis dan Yuri menjawab, “Aku tidak mau menulis.” Ayah Yuri menanyakan maukah Yuri pergi ke luar negeri dan tinggal disana. Yuri bilang ia mau. Yuri mengatakan kepada ayahnya, “Ayah, andai aku bisa mengembalikan waktu. Aku telah mengecewakan Ayah.” Ayah Yuri malah semakin menangis karena ia yang seharusnya merasa bersalah. Ayah Yuri mengundurkan diri dari jabatannya dan menemani Yuri pergi ke luar negeri.
Seiring berjalannya waktu dan empat tahun berlalu, Boyung benar menjadi seorang wartawan gaya busana yang berhasil. Dan, ia menuliskan buku autobiografinya. Di dalam tulisan itu, ia menceritakan kalau ia dahulu hanyalah seorang yatim piatu yang diangkat oleh kedua orang tuanya yang kaya raya. Ia hanya ingin mendukung segala harapan kedua orang tua angkatnya untuk memiliki seorang anak yang dibanggakan, namun ternyata ada hal yang juga harus Boyung tuangkan dalam kisah hidupnya. Bahwa, Boyung harus mengejar mimpinya selama ini. Seorang sahabat yang tak akan pernah Boyung lupakan ialah Yuri. Disana, Boyung mengatakan kalau ia sebelum diadopsi pernah mendapat pelecehan seksual oleh sesama jenis. Semenjak itu, ia memiliki pandangan yang berbeda soal pasangan. Ia pernah mengira kalau mungkin sahabatnya ini juga memiliki pandangan yang sama, namun ketika ia tahu ia telah melakukan kesalahan, ia merasa bersalah. Sahabatnya berubah sepenuhnya dan seperti bukan dirinya sendiri dan itu karena dirinya. Boyung mengharapkan ia mendapatkan permintaan maaf itu. Satu bab terakhir dari buku itu hanya mengenai Yuri, tanpa memberitahu nama Yuri. Pada saat permintaan tanda tangan, Yuri datang dan meminta tanda tangan.
Yuri kali ini benar memiliki rambut yang pendek namun dengan gaya yang tetap feminim. Yuri memiliki blog tentang stylish, yang cukup dikenal namun dengan nama yang berbeda. Boyung senang mendengarnya. Kemudian, Yuri mengatakan kalau ia minta ditemani bertemu dengan orang itu. Boyung bilang empat tahun lamanya dan yang Boyung tahu, untuk membuat buku itu juga mengingatkan tentang dirinya, dan Boyung mendapat informasi orang itu hidup dengan penuh perasaan bersalah. Boyung mengajak Yuri ke sebuah cafe dan orang itu telah menjadi rockstar dengan lagu-lagu punk mereka. Yuri menonton acara itu dan ia meminta untuk pergi ke backstage. Ketika dicegat oleh pihak keamanan, Yuri meminta supaya namanya diberitahukan kalau ia datang. Dan, benar, orang itu menyuruh Yuri untuk dapat masuk.
Mereka bertiga bersama untuk pertama kali. Dan, mereka berbincang banyak. Dikatakan, setelah Yuri dan Ayah Yuri meninggalkan luar negeri, semua tuntutan kepada orang itu dihapus dan kasus itu tidak diangkat lagi. Yuri meminta maaf dengan apa yang telah ia lakukan.
“Aku benar-benar minta maaf. Aku tahu tidak semua ini adalah kesalahan kalian. Aku yang memutuskan diriku setiap saat. Kalian tidak seharusnya merasa bersalah karena apa yang terjadi pada diriku. Untuk itu, mulai saat ini, aku tidak akan pernah meninggalkan kalian.” Di malam itu, blognya hanya menulis “Aku menemukan kembali sahabat-sahabatku.”
Blog Yuri mulai mengangkat soal style anak muda di daerah itu dan Boyung mempromosikan blog Yuri ke teman-temannya sehingga Yuri pun melejit menjadi stylish di backstage line-branded yang ada. Dan, Yuri juga dikenal teman dekat orang itu dan dikatakan ia adalah kekasih yang selama ini hilang, yang selalu ada di lirik lagu orang itu. Namun, tak ada yang pernah terjadi. Hingga, buku itu keluar.
Orang pertama yang mengetahui buku itu keluar adalah Boyung. Ia mendapatkan tidak ada nama yang sama sehingga itu membuat tidak ada yang menyadari. Namun, melihat judulnya, “Tiga Cinta, Satu Pujangga,” Boyung memiliki perhatian dan segera mencari penerbitnya. Penerbitnya mengatakan kalau sang penulisnya tahu hari itu akan datang dan ia meminta mengundang Boyung, Yuri, orang itu, Aksa, dan Chairil untuk datang ke acara pesta perdananya.
Hari itu, Yuri tidak pernah berhenti memegang tangan orang itu dan Boyung juga ada di sana. Para penggemar buku itu datang dan ingin tahu siapa penulis itu sebenarnya. Mereka tidak melihat Aksa ataupun Chairil. Boyung mengerti apa yang keduanya rasakan. Selama telah kembalinya Yuri, semua orang tahu ingatan terakhirnya ia hanya mengingat diri Boyung dan orang itu saja. Boyung dan orang itu berjanji tidak akan mengangkat tentang diari itu lagi atau nama Chairil dan Aksa di depan Yuri kalau bukan Yuri yang mengingat.
Ketika buku itu dikeluarkan, Yuri ketakutan dan tidak ingin membacanya. Oleh karena itu, ketika mereka tahu penulis itu mengundang mereka datang, keduanya harus menjelaskan keberadaan Aksa dan Chairil. Yuri ditunjukkan kedua foto mereka dan Yuri kembali muntah. Bagi Boyung, trauma Yuri tidak akan pernah bisa disembuhkan dan semua sepakat untuk menangkap penulis itu.
Aksa telah bekerja sebagai CEO animation. Ia suka bekerja juga menjadi setting di balik layar. Sedangkan Chairil, ia ada di luar kota, tempat jauh yang membuat dirinya hidup sederhana. Sesekali, adiknya datang berkunjung. Namun, Chairil tidak bisa datang karena keterbatasan kesehatannya. Ketika penulis itu keluar dan namanya dipanggil, ia adalah Lee Aksa sendiri. Yuri dengan seketika ingin muntah karena ingatannya yang mulai bermunculan kembali menekan pikirannya. Orang itu menguatkan Yuri hingga terdengar bisikan Yuri, “Orang gila.” Kata Yuri sambil menangis. Dengan cepat, orang itu melepaskan tangannya dari Yuri, datang dan meninju Aksa. Semua orang terkaget dan polisi datang menangkap Aksa.
Aksa selama ini berharap tuntutan kepada orang itu tidak ditarik sehingga orang itu masuk ke dalam penjara. Demikian perkataannya selama diinterogasi. Selama ini dia hidup di dalam ingatan telah memperkosa Yuri namun ia merasa gagal karena Yuri bahkan telah melupakan dirinya, dan melihat Yuri terlihat bahagia di media massa, membuatnya harus menerbitkan diari itu. Yuri berada di balik kaca interogasi mendengar perbincangan itu. Aksa mengatakan, “Yuri adalah orang yang sangat jujur, dari semua yang ia ceritakan dan betapa baik ayahnya kepada saya namun saya tahu Yuri tidak pernah mencintai saya. Lalu, ia meminta putus dan kembali kepada orang itu. Bagi saya, Yuri hanyalah milik saya.” Ia menghadap ke arah kaca seakan ia tahu Yuri berada di sana dan berkata, “Saat aku menamparmu, aku merasakan gejolak yang berbeda. Dan saya tahu, hanya dengan cara itu Yuri akan mencintai saya. Dengan cara yang berbeda.” Aksa segera ditangkap dan dihukum penjara.
Di suatu hari yang nyaman, Yuri, Boyung, dan orang itu menikmati sinarnya matahari di padang tempat sungai itu. Empat tahun lamanya, daerah itu sudah berbeda. Airnya keruh dan telah ada pembangunan perumahan di seberang. Boyung menanyakan kepada Yuri mengenai malam itu, ketika Aksa menampar Yuri namun Yuri malah berakhir dengan ikut bersama dengan Aksa entah kemana. Yuri mengatakan, “Ia mengajak ku ke rumah sakit. Aku berada disana ketika Chairil sedang kau kunjungi.” Yuri membicarakan orang itu, “Kalau ia menunjukkan bagaimana kau menggunakan ku untuk membiayai pengobatan abangmu. Hanya itu.” Dan Yuri sudah memaafkan hal itu dan sudah tahu dari awal. Tak ada yang perlu dibicarakan lagi, “Semua sudah berakhir. Aku selalu salah memilih kawan.”
Sebulan kemudian, Yuri mendatangi Aksa di penjara. Yuri menanyakan, “Sebelum kamu, aku juga sudah pernah diperkosa. Bukankah itu juga sudah kuceritakan semua padamu?” Aksa tertawa dan berkata, “Tapi, hanya kisah kita berdua yang diketahui oleh semua orang. Kau tidak akan lagi melupakanku, Yuri. Selamanya, kau adalah milikku.” Ucapan Aksa terakhir dan Yuri hanya membalas, “Selamanya, kau menua di penjara.”
Yuri tidak siap berjumpa dengan Chairil. Ia telah memberanikan diri membaca diari itu dan ia kembali mengingat semuanya. Akhirnya Boyung yang berangkat lebih dahulu ke daerah Chairil tinggal. Boyung menelepon Yuri dan mengatakan Chairil baik-baik saja dan sehat. Chairil ingin sekali bertemu dengan Yuri. Ketika telepon itu diangkat oleh Chairil, Yuri hanya terdengar terisak. Sedangkan Chairil menceritakan banyak hal dan berharap bisa bertemu. Chairil bahagia sekali karena Yuri masih mengingatnya.
Boyung bersama dengan Chairil mempersiapkan kedatangan Yuri. Chairil membuat makanan dan minuman yang enak bersama Boyung semalaman. Dan, esoknya, Boyung dan Chairil menunggu di stasiun kereta, menunggu kereta itu datang. Boyung mendapat telepon dan ia berikan kepada Chairil. Adiknya menelepon katanya ia juga ada di dalam kereta. Kata adiknya kereta sebentar lagi akan sampai. Banyak hal yang ia ingin ceritakan dan Chairil hanya menjawab, “Sebentar lagi juga bertemu, kau bodoh.” Lalu, telepon itu diangkat oleh Yuri.
“Hai.”
“Ah, aku dapat melihat keretanya datang.”
“Apa kau sudah berada di stasiun?”
“Aku akan berada tepat ketika kau turun.”
“Aku melihatmu. Apa itu yang ada di tanganmu?”
“Buku gambarku. Kupikir, kau datang kemari untuk diari usangmu.”
“Kau pikir aku masih memikirkan buku diari itu?”
“Aku melihatmu tertawa.”
“Aku melihatmu tersenyum.”
“Aku sudah membakar buku diarimu sejak ia dikirimkan kepadaku.”
Lalu, kereta itu berhenti. Chairil dapat melihat Yuri berdiri terdiam sambil masih mengangkat telepon di atas kereta. Hal terakhir yang Chairil katakan, “Karena itu, aku ingin menggantinya dengan yang lebih baik.” Chairil mematikan telepon. Ia menunggu Yuri turun. Ketika pintu kereta terbuka, mereka berdua berpelukan.
Bagi Boyung, itu adalah momen terindah sehingga ia memotretnya.
Beberapa tahun kemudian, di hari ulang tahun Yuri, Boyung memiliki hadiah kejutan. Boyung menutup mata Yuri dan ia membawa Yuri ke suatu tempat. Yuri sudah menikah dan ia memakai cincin pernikahannya. Ternyata, Boyung membawa Yuri ke sebuah pesta malam. Ketika mereka masuk ruangan dan Yuri membuka mata, Yuri berada di sebuah eksibisi lukisan.
Lukisan-lukisan Eun Chairil akan dirinya. Semua yang ada di buku gambar Chairil di perbesar dan diperagakan di pameran tersebut dan semuanya adalah wajah Yuri. Yuri seakan tidak percaya dan para tamu pun juga memberikan selamat kepada Yuri. Yuri menangis terharu dan berterima kasih untuk semua. Tapi, Boyung bilang kalau bukan dia yang memiliki ide tersebut melainkan suaminya. Boyung membawa Yuri ke ruangan lain dan banyak orang dan orang itu sedang berdiri di depan ruangan, di atas panggung. Mereka semua mengangkat gelas mereka dan menyambut Yuri. Yuri pergi ke atas panggung dan mencium suaminya.
Yuri memberikan sepatah dua kata dan ia benar-benar terharu, ia bilang, “Semua lukisan ini adalah harta terbesar bagi saya. Dan, meski almarhum sudah meninggal, keberadaannya selalu akan saya ingat di dalam diri saya, di dalam lukisan-lukisannya, dan orang-orang terdekat saya.” Lalu, Yuri kembali berterima kasih kepada suaminya. Hingga akhirnya, suaminya berdiri dan memulai berbicara, “Untuk isteri saya yang tercinta, Eun Yuri.” Dan semua mengangkat gelas. “Pertama kalinya isteri saya datang kembali, untuk kesekian kalinya saya kembali jatuh cinta kepadanya. Sampai kapanpun perasaan saya ini tak akan pernah tergantikan oleh apapun. Namun, sejak awal pertemuan kami tidak seharusnya terjadi. Banyak kesalahan yang saya perbuat kepadanya yang membuat saya merasa tidak pantas untuk menerima cinta darinya. Untuk abang saya, Eun Chairil, yang menyadarkan atas kesalahan saya. Kepergian abang memukul saya, namun Yuri yang paling menguatkan saya. Saya benar-benar mencintai Yuri dan tanpa abang saya, mungkin saya tidak pernah menyadari akan hal ini.  Mari bersulang untuk Eun Chairil.”

Tulisan ini dibuat oleh Boyung sendiri. Dari diari Yuri, yang Boyung simpan atas permintaan Eun Chairil malam sebelum Yuri bertemu kembali dengannya. Malam ini, Yuri dan suaminya berdansa dengan romantis, dan lagu kenangan mereka berdua. Akhir yang bahagia. Oh, ya, Boyung lupa menyebutkan nama orang itu. Namanya, Eun Gyuwan.

Comments

Popular posts from this blog

Lost Sight, Found Strength

Aku Punya Harapan dan Aku Bertekun di Dalam nya.

Lifetime