Marion
ditemukan oleh Rory di kamar tidurnya, tertidur, dengan wajah matanya bengkak,
terlihat bekas air mata, kedua tangannya mendegap bingkai foto. Rory ikut sedih
melihatnya, ia berlutut di samping ranjang dan membangunkan Marion perlahan,
"Marion, bangun..."
bisiknya. "Marion?"
Marion
membuka matanya perlahan, ia tahu ia telah terbangun,meski awalnya buram,
akhirnya ia dengan jelas Rory sedang berada di tepi ranjang. Marion mulai
menangis, ia memegang erat tangan Rory, berteriak menangis. Rory tidak tahan
melihatnya, ia segera memeluknya, mencoba menghentikan tangisan Marion yang
penuh pilu menghadapi kenyataan. Di balik punggung Marion, Rory pun matanya telah
berkaca-kaca. Raungan Marion hanya mengeluarkan satu kata, "No...No!!! NO!",
dan terus-menerus, tanpa berhenti. Hanna berdiri di depan pintu kamar ikut
menangis melihat wajah Rory yang berusaha bertahan.
Kematian Aaron memang tidak ada yang pernah menyangka. Semua
orang terguncang. Terutama mereka tidak akan bisa memikirkan bagaimana perasaan
Marion. Mereka tidak habis pikir bagaimana menguatkan Marion. Kematian Aaron
karena terbunuh di depan matanya sendiri. Ketika mereka harus memilih sendiri
siapa yang harus diselamatkan. Aaron mendorong Marion, dalam sesaat, tembakan
itu langsung menuju dada Aaron. Darah keluar dari mulut Aaron tepat tersumbar
ke wajah Marion. Badan Aaron segera jatuh menyamping, Marion yang terkejut
mengikuti Aaron menjatuhkan diri ke tanah. Marion hanya memegang tangan Aaron
sangat kuat, memanggil namanya terus-menerus. Tapi
Aaron tidak menyahut. Marion terus bertahan, ia tidak mau meninggalkan Aaron. Ketika
Pembunuh itu menghampiri mereka berdua, bahkan Marion tidak melihatnya lagi. Ia
hanya terus menangis dan memanggil nama Aaron. Pembunuh itu segera menodongkan
senapannya tepat di kepala Marion. Marion tersadar dan ia segera mendekatkan
pegangan tangannya dengan tangan Aaron, menciumnya sambil menutup mata. Dalam
pikirannya, ia lebih memilih mati saat itu daripada meninggalkan Aaron. Lalu ia
pingsan.
Ketika ia terbangun, hal yang sama
terjadi. Seluruh tangannya bersimbah darah, ia tidak tahu apa yang terjadi. Ia
membunuh pembunuh itu begitu sadis. Marion berteriak-teriak karena ia kaget dan
bukan ini yang dia inginkan. Ia segera mencari dimana
Aaron, dan ia menemukannya, Marion segera memeluk badan Aaron yang tidak lagi
bergerak. Ia terus
mengatakan kalau dirinya yang memang pantas mati bukan Aaron. Ia berharap Aaron
tidak mati. Ia pun berada di titik ingin bunuh diri. Ia melihat beling di
dekatnya dan segera memotong kedua urat nadinya. Ia memegang tangan Aaron,
mendekatkan badannya pada Aaron. Ia berjanji tidak akan meninggalkan Aaron.
Saat
itulah bantuan berhasil menemukan dimana mereka berada. Rory melihat Aaron dan Marion. Rory kaget mereka berdua
seperti telah mati. Mereka berdua segera diselamatkan. Rory menangis dan
terharu melihat mereka berdua berjuang. Hingga di rumah sakit, Aaron dan Marion berada di titik
koma. Hingga akhirnya Aaron terbangun. Dokter bilang, merupakan suatu keajaiban
Aaron bisa terbangun. Aaron bilang, ia ingin melihat Marion. Marion tidak
terbangun. Aaron memegang tangan Marion, berbisik,
"Jangan
menyerah, Marion. Aku melihatnya semua. Bukan Marion yang membunuh. Bangunlah.
Aku menunggu mu. Kau benar-benar tidak meninggalkanku. Aku mencintaimu. Bangunlah."
Sesaat air mata Marion menetes. Aaron menyeka air mata itu. Aaron tahu betapa
berat menjadi Marion yang memiliki kepribadian ganda. "Aku mencintaimu apa
adanya. Kamu telah menyelamatkan kita berdua. Dapatkah kau bangun, Marion? Aku
ingin mendengarmu tertawa, meski terakhir kali saja." Aaron menangis. Ia
tahu waktunya tidak banyak. Meski Aaron selamat, tapi dalam badannya semakin
rusak. Namun, ternyata, yang terbangun adalah kepribadian ganda Marion.
Kepribadian itu tersenyum padanya dan ia mencium Aaron.
"Aku mencintaimu,
Marion."
"Kamu
memang pantas menjadi suaminya." Lalu kepribadian itu tertawa.
"Adakah yang ingin kau lakukan terakhir bersama Marion?"
"Aku
ingin menikahi kalian berdua." Lalu
kepribadian itu tertawa lagi.
Kepribadian itu segera berjalan bersama Aaron
yang berada di kursi roda, ke kapel rumah sakit. Kali ini, cincin nya Aaron diberikan
kepada Marion, ditaruh di kalung. Kepribadian itu mencium Aaron kembali.
Setelah itu Aaron meminta menayangkan kembali video pernikahannya dengan
Marion. Kepribadian itu menemani Aaron
menontonya. Aaron tertawa sambil menitikkan air mata. Saat itulah Aaron
meninggal. Kepribadian itu meminta maaf karena ia yang membuat Marion tidak keluar.
Kepribadian itu tidak ingin Aaron mencintai yang sebenarnya tidak ada. Bahwa kepribadian itu lah diri Marion yang
sebenarnya. Seorang pembunuh. Diri Marion, wanita baik, polos, dan lemah,
adalah kepribadian ganda yang sebenarnya.
Kepribadian itu membisikkan kepada
Aaron, "Aku mencintaimu, Aaron." Marion hanya membaringkan Aaron seperti sedang
tertidur. Lalu, ia kembali ke ruangannya, disitulah kepribadian itu menangis.
Namun, ia membiarkan dirinya kembali tertidur di dalam diri Marion. Rory
yang menemukan Aaron pada pagi hari. Ia yang sempat memberikan video pernikahan
itu. Rory melihat video itu terhenti pada wajah Marion yang sedang tertawa
bersama Aaron. Ia
memperhatikan wajah Aaron yang meninggal dengan damai. Mungkin, karena video
itu.
Esoknya, Marion terbangun, tidak ingat apapun. Rory lah
orang pertama ia lihat. Rory yang mengabarkan bahwa Aaron meninggal kemarin
malam. Marion segera berlari ke tempat Aaron, tapi badannya sudah tidak ada
lagi. Aaron telah pergi.
Comments
Post a Comment