Satu hal terahasiakan dalam cerita ini. Ucapan pun tak bisa menggambarkannya. Satu foto itu saja yang mampu menggambarkan satu cerita secara keseluruhan. Bahkan foto itu mampu membawanya bercahaya. Aku tidak memilikinya, karena aku berlari pergi menjauhi foto itu. Cahayanya aku dapat bayangkan. Mungkin saat aku melihatnya, nanti pada akhirnya, cahaya itu seperti begitu hangat dan lembut di kulitku. Cahaya itu pasti mampu membuatku menangis. Foto itu adalah rahasia dari segala hal yang dapat kuceritakan. Tapi aku tidak memilikinya, karena aku begitu takut untuk memilikinya. Cahaya dalam foto itu, saat ini begitu redup dan kehilangan arah tujuan keberadaan foto itu. Ucapan pun tak bisa memaafkan diriku sendiri, hati ku yang berusaha mencari di mana aku dapat menemukan foto itu dan pikiran ku yang berusaha menentang keberadaannya. Cahaya yang seharus berpendar indah terasa seperti cahaya petir yang mampu merengut seluruh tarian dan mimpiku, hanya dalam sekejab.
Aku tidak ingin foto itu terhapuskan. Ketika seseorang membisikan bahwa foto itu ada, aku ingin melihatnya. Aku membutuhkan foto itu, lalu aku mungkin akan memandangnya setiap saat, sampai aku muak, lalu aku bahkan menaruhnya di foto album ku. Tapi, untuk merealisasikannya, itu membuatku sakit jantung. Semua pertanyaan tiba-tiba keluar dari otak ku dan menyudutkan ku, membuatku mati kutu. Membuatku terlihat bodoh dan telah melakukan perbuatan yang mempermalukan diriku sendiri. Serasa, cahaya foto itu, yang selalu kubayangkan di dalam mimpiku, sebenarnya tidak ada. Foto itu hanya membawa ku pada lubang hitam yang tanpa batas akhir kehidupan, kekosongan, dan kesendirian.
Seseorang kembali mengingatkan ku, akan foto itu, mungkin untuk terakhir kalinya,saat itu, dan aku menyesal saat ini. Aku tidak memperjuangkan foto itu. Aku tidak memintanya untuk dapat setidaknya, aku melihatnya. Bagaimana mungkin, penyesalan ini berujung pada perasaan yang melayang-layang dan aku menjadi tidak dapat merasakan apapun. Bukan foto itu yang memberikan ku kesedihan, tapi diriku sendiri yang mendatangkan ku pada kesendirianku. Aku, saat ini, hanya harus melupakan cahaya pendar yang selalu kumimpikan dari foto itu. Suatu harapan yang tidak akan pernah terungkapkan ketulusan hatinya. Suatu kisah yang tidak akan pernah diceritakan kebenarannya, jika foto itu telah dihapuskan.
Aku harus berhenti mencari foto itu.
Comments
Post a Comment