One Last Time

an idea: you are a bulletproof girl. Amanda Beth is a common girl, like many common girls. She's being loved by everyone and being hate by some people, too. Amanda is a high school girl with even lower average skills. We have to admit not everyone's smart and not everyone have to be good. So, Amanda gets into a genk, so tho she's stupid, she is saved, not being in bully around the school. She's one of the bully. But, that's not her. Whenever her bad friends are leaving her alone, she's trying to be friend with the bullied ones. She's helping the victims like in ninja ways. As I told you before, she's being loved by everyone, too, right? Amanda is helping them with spreading good things about them rather than against her own friends when the bullying's around. She's doing that for win-win solution and seriously, no ones really feel bad about it. Everyone needs her, but inside of Amanda, she thinks herself as a coward. who thinks
Do you know why it's hard to say goodbye? Because we afraid if our memories might not be able to remember them, rightly. The fact is, goodbye means good. No matter how hard.
~Aurora Esterlia

Glow

Satu hal terahasiakan dalam cerita ini. Ucapan pun tak bisa menggambarkannya. Satu foto itu saja yang mampu menggambarkan satu cerita secara keseluruhan. Bahkan foto itu mampu membawanya bercahaya. Aku tidak memilikinya, karena aku berlari pergi menjauhi foto itu. Cahayanya aku dapat bayangkan. Mungkin saat aku melihatnya, nanti pada akhirnya, cahaya itu seperti begitu hangat dan lembut di kulitku. Cahaya itu pasti mampu membuatku menangis. Foto itu adalah rahasia dari segala hal yang dapat kuceritakan. Tapi aku tidak memilikinya, karena aku begitu takut untuk memilikinya. Cahaya dalam foto itu, saat ini begitu redup dan kehilangan arah tujuan keberadaan foto itu. Ucapan pun tak bisa memaafkan diriku sendiri, hati ku yang berusaha mencari di mana aku dapat menemukan foto itu dan pikiran ku yang berusaha menentang keberadaannya. Cahaya yang seharus berpendar indah terasa seperti cahaya petir yang mampu merengut seluruh tarian dan mimpiku, hanya dalam sekejab. 
Aku tidak ingin foto itu terhapuskan. Ketika seseorang membisikan bahwa foto itu ada, aku ingin melihatnya. Aku membutuhkan foto itu, lalu aku mungkin akan memandangnya setiap saat, sampai aku muak, lalu aku bahkan menaruhnya di foto album ku. Tapi, untuk merealisasikannya, itu membuatku sakit jantung. Semua pertanyaan tiba-tiba keluar dari otak ku dan menyudutkan ku, membuatku mati kutu. Membuatku terlihat bodoh dan telah melakukan perbuatan yang mempermalukan diriku sendiri. Serasa, cahaya foto itu, yang selalu kubayangkan di dalam mimpiku, sebenarnya tidak ada. Foto itu hanya membawa ku pada lubang hitam yang tanpa batas akhir kehidupan, kekosongan, dan kesendirian.
Seseorang kembali mengingatkan ku, akan foto itu, mungkin untuk terakhir kalinya,saat itu, dan aku menyesal saat ini. Aku tidak memperjuangkan foto itu. Aku tidak memintanya untuk dapat setidaknya, aku melihatnya. Bagaimana mungkin, penyesalan ini berujung pada perasaan yang melayang-layang dan aku menjadi tidak dapat merasakan apapun. Bukan foto itu yang memberikan ku kesedihan, tapi diriku sendiri yang mendatangkan ku pada kesendirianku. Aku, saat ini, hanya harus melupakan cahaya pendar yang selalu kumimpikan dari foto itu. Suatu harapan yang tidak akan pernah terungkapkan ketulusan hatinya. Suatu kisah yang tidak akan pernah diceritakan kebenarannya, jika foto itu telah dihapuskan.
Aku harus berhenti mencari foto itu.

Comments

Popular posts from this blog

One Last Time

The Accident