One Last Time

an idea: you are a bulletproof girl. Amanda Beth is a common girl, like many common girls. She's being loved by everyone and being hate by some people, too. Amanda is a high school girl with even lower average skills. We have to admit not everyone's smart and not everyone have to be good. So, Amanda gets into a genk, so tho she's stupid, she is saved, not being in bully around the school. She's one of the bully. But, that's not her. Whenever her bad friends are leaving her alone, she's trying to be friend with the bullied ones. She's helping the victims like in ninja ways. As I told you before, she's being loved by everyone, too, right? Amanda is helping them with spreading good things about them rather than against her own friends when the bullying's around. She's doing that for win-win solution and seriously, no ones really feel bad about it. Everyone needs her, but inside of Amanda, she thinks herself as a coward. who thinks
Do you know why it's hard to say goodbye? Because we afraid if our memories might not be able to remember them, rightly. The fact is, goodbye means good. No matter how hard.
~Aurora Esterlia

Kisah di Angkot Caheum Ciroyom

Gue tiap rabu pagi jam 8 selalu ada kelas Arbitrase. Dan, ini pengalaman berharga gue. Minggu kedua gue kuliah, gue kesiangan. Dan gue masuk ke angkot duduk agak gemetaran gitu, habis lari, kehabisan nafas. Ada Oma duduk ama satu anak perempuan dan di seberang nya ada cowok bule ama anaknya perempuan. Mereka berbincang-bincang mengenai kebun binatang yang tidakpernah mereka sampai datang karena salah naik angkot. Gue selalu duduk di paling ujung jendela angkot. Dan gue dengerin aja. Gue kira mereka itu baru kenalan di angkot. Ternyata akhir perbincangan, Oma itu kayaknya opung dari kedua anak perempuan itu dan cowok bule itu bapak kedua anak perempuan itu. 

Minggu ketiga, gue telat lagi. Biasalah, gue pikir bisa nyampe lima belas menitan, dan emang ga tahu kenapa, ketemu aja ama cowok bule dan dua anak perempuannya. Gue disenyumin, tapi karena gue juga habis lari-lari, gue ga ada tenaga buat bales. Gue kembali memilih spot di ujung dalam dekat jendela. Kali ini, anaknya mengajak bermain gue. Mereka berdua kayak mainin sepatu mereka, lirik-lirik gue, gue jadi ketawa, dan si bapak nya jadi geli juga. Tapi gue ga bermaksud ngobrol. Ga tahu kenapa, karena gue ga pengen tahu banyak soal mereka. Tahu-tahu datanglah ibu masuk ke angkot dan ajak ngobrol mereka. Gue karena sebenarnya dari awal penasaran aja gitu, dan obroloan mereka benar-benar memberikan pencerahan. Kayak si bapak asli orang mana, istrinya orang mana, mertuanya tinggal dimana. Dan, yang gue dengar lagi adalah kisah mereka salah naik angkot dan ga sampai-sampai ke kebun binatang. Gue senyum aja sendiri, pura-pura melihat ke jendela belakang, kan banyak tuh pemandangan. Alhasil, gue bahkan cerita ke Anne dan dari minggu lau gue udah kayak nyeritain 90210 episode bersambung.

Minggu ketiga, gue kembali telat, dan gue ga ketemu. Beneran, gue mungkin emang pengen ketemu ama mereka lagi. Anak perempuannya satu sakit batuk gitu terakhir ketemu. Tapi, gue ga sengajain juga diri gue telat kuliah. Gue benar-benar telatlah. Gue lupa, kayaknya dua minggu, jadi minggu berikutnya, gue juga telat, gue hampir ga dapat tempat duduk. Untungnya, ga pernah telat saat perkuliahan dimulai, cuma dosen udah masuk duluan aja gitu.

Ketika minggu keempat gue ga ketemu, gue pikir gue ga mungkin ketemu lagi. Gue ampe mikir loh, andai gue ajak obrol, andai gue ga telat, andai gue ga lagi berantakan dan ajak kenalan. Tapi, ya semuanya hanya andaian. Lalu akhir hari gue berjanji, andai bisa ketemu untuk ketiga kalinya, akan gue sapa.

DAN GUE KETEMU PAGI INi!!!!! PAS GUE 30 MENIT SEBELUM JAM 8 udah di angkot! Ga telat, yeay!
Parahnya, gue nyapanya kayak diem aneh gitu. Aduh, malunya karena di angkot itu, gue ama mereka sendirian. Gue berusaha tenang dan gue tetap gagal ajak obrol. Gue merasa sedih ama diri gue sendiri. Gue udah tahu banyak tentang dia dan keluarganya, yapi sedikit pun gue ga nyapa. Sombongnya.... Gue pengen hari ini harus ada kemajuan, jadii gue ga mau lagi duduk di ujung belakang dekat jendela belakang. Eh, tapi emang kebiasaan sih, kalau adayang masuk, gue pasti otomatis geser, dan geser, dan geser, dan gue kembali di pojok jendela belakang. Emang jodoh ga bakl kemana-mana. Teman gue, Yovita, masuk ke angkot.

"Hi, kuliah apa?" 

Dan gue akhirnya ngomong, "Eh,..." Masih mikir lagi gue! Aduuuuuhhhh.... 

"SBPM?"

Dan gue pun akhirnya menjawab, "Arbitrase." 

What? Selama gue ga ngajak obrol tuh bule, dan akhirnya dia tahu kalau gue kelas ARBITRASE, pasti dia mikir kalau gue emang cuma ga mau ngobrol aja ama dia, kelas gue Arbitrase, masa bule ga tahu, atau mudah-mudahan dia ga ampe kepikiran berarti gue bisa bahasa inggris atau yah... Conversation lah. Tetep aja, gue pasti dikira sombong!!!

Lalu, si Yovita diajak obrol ama tuh bapak, dan yang paling gue suka dia sayang banget ama anaknya. Kayak gue dengan Jennifer, adik gue yang paling kecil. Dan gue jadi kangen ama Jennifer. Ditanyalah ama si bule Yovita kuliah apa, dan keluarlah kata hukum. Well, udah menegaskan banget dia, kalau punya pola pikir sama kayak gue, dia mikir gue juga anak hukum. Kan, Yovita nanya makul gue pagi ini dan kul gue juga soal ARBITRASE.

Yovita turun di depan Kimia Farma. Dia sapa bapak dan anaknya duluan, gue kira gue ga bakal disapa, karena gue emang dalam perbincangan mereka di angkot ga diikutsertakan. Pikir gue, ya sudahlah.

Eh, tahu-tahu, diluar, "Rora, duluan ya."

Nama gue disebut. Huahahahahahahahahahahahahahahahahahaha. Speechless, lah. 
Gue tahu gue harus menyapa mereka pas keluar dari angkot. Dia ajak obrol anaknya yang masih sakit batuk. (Tuhan, sembuhkan penyakit anaknya! Amin!) lalu biasa gue turun di depan gerbang utama. 

Dan gue pun sapa sambil senyum, "Duluan, ya."


Yah, demikian sekilas info. Mereka keluarga yang mesra dan semakin diberkati Tuhan. *AMIN!* gue juga harus lebih berani lagi ngobrol ama mereka andai bertemu lagi. Sapa anaknya juga, ya! Dan kalau ada orang luar negeri nyapa, ajak obrol lah, Ror!!!!!!

Terima kasih, Tuhan, untuk hari ini. 
:)

Comments

Popular posts from this blog

Richard Armitage and Lee Pace, another confession so far.

One Last Time