One Last Time

an idea: you are a bulletproof girl. Amanda Beth is a common girl, like many common girls. She's being loved by everyone and being hate by some people, too. Amanda is a high school girl with even lower average skills. We have to admit not everyone's smart and not everyone have to be good. So, Amanda gets into a genk, so tho she's stupid, she is saved, not being in bully around the school. She's one of the bully. But, that's not her. Whenever her bad friends are leaving her alone, she's trying to be friend with the bullied ones. She's helping the victims like in ninja ways. As I told you before, she's being loved by everyone, too, right? Amanda is helping them with spreading good things about them rather than against her own friends when the bullying's around. She's doing that for win-win solution and seriously, no ones really feel bad about it. Everyone needs her, but inside of Amanda, she thinks herself as a coward. who thinks
Do you know why it's hard to say goodbye? Because we afraid if our memories might not be able to remember them, rightly. The fact is, goodbye means good. No matter how hard.
~Aurora Esterlia

Mistaken Infection

I would love to make a zombie story for the pra-celebration of the return upcoming Season 4: The Walking Dead, which will be aired on October 23rd, 2013. This is my first time zombie story I've ever made. So, I would love to make it easy to read, so I put the Bahasa language. I hope you don't mind.
   
This story is about the mistaken infection on the little vacation island. So little island that it's actually has the urban mystery about the serial killer living on the island and killing the tourists. But, it's actually the reason many random people take the tour to that island. That urban legend about the serial killer is real. For the bounty hunters, they would love to catch the serial killer who did kill 27 persons, the most large amount from latest years. His name is Vince Dalton. He likes to make traps around the forest of the island. But, the most interest thing he always like is looking the target (most of them are the bounty hunters) and catch them. Then he put them inside the big giant aquarium on the center of his house, just staring at them, watch his victims crying, begging,or even spit many curses to him. And after he is full, he starts his killing plots like Moriarty wants to beat Sherlock, that in this time, Vince beats the police. So, this story started with Vince gets his next victim, her name is Apple Reene. And, this girl just the wrong target with the wrong place at the wrong time. A mistaken victim. For Vince himself and for the virus. 

Enjoy.


Kisah ini bermula ketika pembunuh berantai, baru pulang dari jalan-jalannya di ibukota menuju ke tempat ia sebenarnya, pulau tempat ia dilahirkan. Vince Dalton, berumur 30 tahun, bekerja di arsitektur. Dia seorang seniman. Tapi di balik dirinya yang dikenal banyak orang dan bahkan cukup disegani, Vince adalah seorang pembunuh, yang sama gilanya dengan tokoh Hannibal Lecter. Dia sangat menyukai memilih target sesuai dengan berapa tawaran kerja yang ia dapatkan dalam setahun. Kemudian mereka dimasukkan ke dalam akuarium besar di tengah rumah nya di pulau. Vince akan hanya memandangi aktivitas korbannya selama di dalam akuarium. Kebanyakan dari mereka menangis, memohon pulang, dan memaki-maki dirinya. Hingga Vince menemukan plot yang menarik untuk membunuh tawanannya tersebut. Namun, hingga kini, belum ada seorangpun yang menyadari bahwa Vince Dalton adalah sang pembunuh. Bahkan korbannya belum pernah ada yang selamat, padahal Vince sendiri tidak pernah menggunakan topeng saat berhadapan dengan korbannya. 

Hal ini menyulitkan para polisi. Terutama yang menangani kasus Vince sejak awal, Max Lucys. Max terobsesi dengan pembunuh berantai ini, tapi tak sedikit pun ia mendapatkan hasil. 10 tahun ia mengejar hingga akhirnya sampai pada pulau tersebut. Sayangnya, ada hutan terlarang dalam pulau itu yang memang tidak dapat ditembus olehnya. Max Lucys mengeraskan dirinya untuk tinggal disana selama ia harus menemukan sang pembunuh berantai. Ia yakin kali ini, pulau itu adalah jawaban dari semua teka-teki.

Max Lucys meninggalkan keluarganya semenjak tiga tahun yang lalu. Istri dan anak lelakinya, Yola dan Chase. Yola sendiri kemudian menikah lagi dengan sahabat jauhnya dari New Orleans, Paul Tucker. Paul bersahabat dengan Yola semenjak mereka SD. Sayangnya cinta Yola bertepuk sebelah tangan karena Paul memberikan seluruh hidupnya di  Southern Regional Research Center, New Orleans untuk  natural resources research. Ketika Yola dan Max berada di ambang perceraian, Paul bertemu kembali dengan Yola dan anaknya, yang pulang ke rumah orangtua sementara. Dari sana hubungan mereka kembali berjalan. Yola melihat kehidupan Paul tidak seindah yang ia bayangkan. Paul tidak banyak memiliki teman, malah banyak yang menertawainya karena ia sangat tinggi dan kurus, berkacamata, dan hanya sering berada di taman biologi atau laboratorium. Paul memiliki sindrom agoraphobic, ia trauma dengan pembulian saat ia kuliah. Hubungannya dengan Yola dan Chase berkembang dengan baik. Seperti awalnya Chase yang berperawakan anak berandal, ia tidak pernah suka bergaul dengan "Paman Long-Legs". Namun, ia melihat sendiri bagaimana Yola, ibunya, mengajarkan Paul untuk berani bertahan dari semua tekanan sosial yang ia jalani. Chase sendiri tersadar ketika Paul diserang dan ditertawai orang di depan bar, Chase mebelanya. Sempat terjadi perkelahian, tapi karena badan Paul yang sangat besar, Paul dengan keyakinan diri mampu mendorong para pembuli itu hingga terkapar tak berdaya di pinggir jalan. Semenjak itu, Chase berniat membalas budi pada Paul dan memanggilnya, "Cool Long-Legs". Hingga Max datang dan ingin membawa Yola dan Chase kembali, sayangnya Yola memutuskan untuk bercerai. Saat itu Chase masih berumur 15 tahun, dan ia pun tinggal bersama ibunya. Setahun kemudian, Chase tahu kalau ibunya suka dengan Paul, ia pun memperbolehkan mereka berdua bersama dan menikah.

Pada acara pernikahan ibunya, Chase berkenalan dengan Erin Seine, anak gadis berumur 11 tahun, anak dari Koki Walt, yang mengurus katering pernikahan ibunya semenjak pernikahan pertama dengan Max. Malah, sebenarnya Koki Walt adalah kenalan dekat dari Max, mantan suaminya. Koki Walt tidak keberatan untuk mengurus pernikahan kedua Yola tersebut, karena saat itu ia sedang membutuhkan uang untuk anak perempuan pertamanya yang sakit kanker. Chase berkenalan dengan Erin dan semenjak itu mereka kawan dekat. Max juga hadir di pernikahan itu, ia bahkan memberikan ucapan singkat bahwa ia tetap menyayangi Yola dan Chase. Chase segera memeluk ayahnya saat itu. Bagi Paul, momen itu adalah momen dimana ia melihat dirinya telah menjadi pembatas dari sang ayah dengan istri dan anaknya. Namun, Max setelah itu pergi dan memutuskan untuk pergi ke pulau dimana terakhir kali ia menemukan tanda keberadaan si pembunuh berantai itu. 

Chase bercita-cita seperti ayahnya, Max, menjadi polisi. Ia memiliki hidup yang sangat berbeda dengan Paul, kenyataannya. Paul mencoba mendekatkan diri dengan Chase, walau Chase sebenarnya sayang dengan ayah tirinya itu juga, tapi ia memang tidak terlalu suka pelajaran biologi dan sebagainya. Chase dan Erin selalu bersama semenjak itu. Hingga tiga tahun kemudian, Chase berumur 18 tahun dan ia harus setidaknya bertemu dengan ayahnya untuk memilih mengikut siapa. Chase sudah tiga tahun tidak bertemu dengan ayahnya dan ia pun meminta Yola dan Paul ikut ke pulau. Paul pun setuju walau Yola sebenarnya tidak begitu yakin, namun ia mengikuti usulan Paul kalau anggap saja perjalanan itu adalah liburan akhir pekan.

Yola berbincang dengan ayah Erin, Koki Walt, yang ternyata juga akan berencana pergi ke pulau. Koki Walt dalam tahun itu baru berkabung atas kematian anaknya yang telah lama berjuang dengan kanker. Koki Walt dan Erin berencana akan merayakan kepergian 100 hari anaknya di kampung halaman di pulau. Pada pagi hari Kamis yang cerah, baik Paul, Yola, dan Chase bersama Koki Walt dan Erin sama-sama berangkat ke pulau, di kapal yang sama ditumpangi oleh Vince dan Apple.

Perjalanan memakan waktu 25 jam. Karena kapal mulai berjalan pada pukul 10 pagi, para tamu dapat menikmati makan siang. Vince memperhatikan orang-orang di sekitarnya, siapakah yang dapat menjadi korban selanjutnya, hingga ia melihat wanita dengan rambut merah beruban, memakai kaca mata tebal, dan dikuncir. Vince tertarik dengan rambutnya karena wanita itu sama sekali tidak tua, malah setengah baya. Saat itu wanita itu sedang sendirian, bersender di tepian dek kapal. Vince datang dan berdiri di sebelahnya. Sesaat. wanita itu menyadari keberadaan Vince dan tersenyum padanya. Namun dengan cepat, wanita itu malah berjalan lagi menyusuri dek. Vince mengikuti. Wanita itu sesekali melirik dan hanya tersenyum pada Vince. Hingga kemudian, pada belokan dek, Vince mengikuti, ternyata saat berbelok wanita itu sudah berdiri di depan Vince. Vince terkejut walau dalam hati. Mereka berdua tertawa. Tapi kemudian, wanita itu hanya kembali berjalan. Vince yang merasa ditinggalkan akhirnya memberanikan menyusul dan menghentikan. Ia menjabat tangannya dan menyebutkan namanya, "Vince Dalton." Wanita itu menjabat tangannya dan hanya tersenyum. 

Vince tidak disapa, tapi si cewek menunggu. Vince pun akhirnya bingung sendiri dan akhirnya mengajak wanita itu makan siang ke ruang makan. Tapi si wanita tidak bergerak sama sekali. Lalu tiba-tiba kapal bergoyang kencang dan si wanita terjatuh di degapan Vince. Si wanita bingung dan ia segera membuat dirinya menjauh dari Vince, tapi malah membuat kacamata nya jatuh ke laut. Wanita itu dan Vince hanya saling bertatapan, yang akhirnya wanita itu segera pergi karena malu. Vince terkejut dan ia  hanya menatap ke arah kacamata itu telah menghilang setelah wanita itu pergi. Vince hanya kembali ke dalam ruang makan. Untuk pertama kalinya ia merasa gagal mendapatkan korbannya.

Di ruang makan, Vince bertemu dengan sekelompok turis dengan pemandu wisata, bernama Andy Hope. Andy sangat gendut tapi dia selalu tersenyum. Dia bilang sejak lahir dia sudah genetik gendut. Satu keluarganya gendut. Andy bilang dia meneruskan usaha ayahnya yaitu menjadi pemandu wisata pulau kecil itu. Ini adalah kerjanya minggu keempat. Selama dia lahir dia sama sekali belum pernah meninggalkan pulau atau menaiki kapal, jadi dia sangat senang dengan menjadi pemandu wisata. Para turis itu beberapa anak-anak muda yang juga ingin ke pulau karena tertarik dengan kisah misteri pembunuh berantai. Namun Andy ternyata pintar bersilat lidah dan anak-anak muda itu terdiam dan tidak lagi menanyakan. Mereka menikmati perbincangan dan makan siang bersama. Vince melihat salah satu dari anak muda itu pasangan kekasih. Kekasih wanita itu memandang ke arah Vince karena Vince memperhatikannya dari tadi. Vince mendapatkan korban berikutnya. 

Ia mengharapkan kekasih pria itu akan cemburu dan akan mendatanginya untuk mencari gara-gara, Vince sudah memikirkan saat kekasih wanita itu sedang sendirian, Vince akan menggodanya dan mungkin sesampai di pulau, kekasih pria itu akan mengejarnya dan disanalah permainan dimulai. Ternyata benar, kekasih pria itu cemburu dan berteriak ke arahnya untuk berhenti memandang kekasih wanitanya. Vince hanya tersenyum. Beberapa saat kemudian, seorang pemuda berpakaian misionaris memasuki ruangan dan melewati tepat di depan meja Vince. Vince memandang dengan tatapan tajam. Sudah lama sekali ia melihat pendeta/pastur mendatangi pulau kecil itu. Setahunya, sulit mendapatkan seseorang untuk percaya karena para penduduk di pulau tidak memiliki kepercayaan selain kepercayaan daerah. Vince melihat pemuda itu masih muda dan sangat segar bugar. Ia menikmati makan siangnya. mejanya tepat di belakang bangku Vince.

Hingga kemudian, Vince melihat wanita yang ia temui di dek kapal masuk lagi, tanpa memakai kacamata. Ia tapi memakai seperti gelang di telinga nya. Ia melambai-lambaikan tangan. Vince merasa wanita itu menghampirinya, namun ternyata wanita itu berhenti melewati Vince dan duduk di meja pemuda misionaris itu. Vince tidak berani menengok. Namun, ia mendengarkan pembicaraan. Ternyata Vince tidak salah, wanita itu benar mengenal Vince dan ingin menyapanya, hanya saja, ia salah mengenal muka. Ketika misionaris itu menyebutkan namanya bukan Vince, wanita itu terkaget, dan mereka berdua pun tertawa. Vince sendiri juga tertawa, dan akhirnya ia berdiri memperkenalkan diri kembali, ia pun ikut duduk bersama mereka. Vince menjadi mengetahui nama keduanya. Sang misionaris bernama Freddy Johnson dan sang wanita, Apple Reene.

Apple ternyata seorang yang memiliki disfungsional dalam penglihatan dan pendengaran. Rambutnya ia warnai merah, beruban, dan berantakan. Apple meminta maaf untuk kesalahannya, dan Vince menjadi tidak tega menjadikan Apple sebagai korban. Tapi, hanya dalam beberapa saat, Apple sendiri menyatakan dirinya bounty hunter. Apple percaya kalau pembunuh berantai itu tinggal di pulau. Vince mengurung niatnya, dan ia malah berbalik bertanya, "Bagaimana mungkin seorang pembunuh berantai dikalahkan oleh mu?" lalu Apple menjawab, "Karena aku tahu siapa pembunuh berantai itu." Freddy terkejut mendengarnya dan ia menanyakan siapa. Tapi, Apple hanya tertawa dan tidak ada yang percaya padanya. Freddy percaya kepadanya. Vince mendengar pembicaraan mereka seakan kedua orang ini mengenal dirinya. Vince tahu keduanya hanya melakukan perbincangan dari cerita-cerita yang beredar dan terkenal, hampir semua turis pulau juga mengetahui perbincangan itu. Hingga Freddy mengatakan, "Di antara kita mungkin sang pembunuh." Lalu Vince tertegun. Lalu Apple menjawab, "Jika demikian, aku berharap salah satu di antara kalian." Vince semakin terkejut dan bertanya mengapa demikian, Apple menjawab, "Kalian yang pertama kali menyambutku dengan baik. Jika bukan karena kalian orang baik, kalian mungkin pembunuh." Freddy langsung terdiam. Vince dan Apple saling berpandangan. 

Tiba-tiba seorang pelayan gadis hampir menjatuhkan tempayannya dan di atasnya ada teko berisi kopi yang panas, teko itu tumpah ke punggung Apple. Seketika Freddy segera berdiri dan mengkhawatirkan kondisi Apple. Dimana Vince juga ikut berdiri. Pelayan itu berteriak dan menangis meminta maaf. Semua orang melihat. Dan dari jauh, datang anak muda dan seorang koki. Vince memarahi pelayan gadis itu, dimana anak muda itu memberikan bahunya untuk sang gadis yang sedang menangis. Freddy memeriksa keadaan Apple. Apple awalnya tidak bereaksi apapun, makanya Freddy mengkhawatirkannya, ternyata Apple malah tersenyum dan menyapa anak gadis itu. Apple bikang tidak apa-apa, ia tidak merasakan panas sedikit pun, ia menanyakan nama gadis itu, gadis itu menjawab Erin. Dan koki itu adalah Koki Walt dan anak muda itu adalah Chase. Apple meminta izin untuk mengganti pakaian dan ketiganya meminta maaf. 

Semua orang melihat dan beberapa, anak-anak muda, mengatakan service kapal itu buruk. Tapi mereka segera berlalu. Freddy hanya memandangi kepergian Apple lalu mengajak obrol Erin. Sedangkan Vince, ia tidak pernah berdegup kencang seperti ini. Ia juga terkena semburan teko itu, sedangkan Freddy ditutupi oleh punggung Apple. Ia sendiri merasakan panasnya. Panas sekali.  Dan semua air panas itu terkena ke punggung itu. Vince tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Di depannya tadi, ada seseorang yang dengan mudah menemukannya, sang pembunuh berantai, dan melebihi yang ia pikirkan. Hanya berbeda beberapa menit, Vince berjalan meninggalkan semua orang itu, dan menyusuri lorong kamar. Ia tidak ingin identitasnya ketahuan. Ia ingin segeta membunuh wanita itu.

Dalam sesaat ia berhenti di antara pintu-pintu. Vince mencoba memikirkan dimana kamarnya. Vince mencoba mengingat harum tubuhnya dan ingatannya membawa kepada pintu yang tidak sempat tertutup rapat. Vince tahu Apple ada di dalam. Ia sudah tepat di balik pintu. Tangan nya sudah ada pisau makan yang ia pegang. Vince merasakan keberadaan Vince tepat di baliknya, terlihat ada gerakan pada pantulan kaca di dinding kamar. Vince tahu, dengan mudah ia akan masuk dan menutup pintu kamar. Ia segera membuka pintu itu lebar-lebar, tepat saat itu, Vince tidak menyangka, Freddy sudah ada di belakangnya dan mendorongnya dari belakang dan memojokkan badan Vince di pintu, Freddy menahan tangan Vince, dan Vince tak dapat bergerak karena tangan Freddy kuat. Kejadian itu mengeluarkan suara yang cukup mengagetkan satu lorong kamar. Tapi karena semua sedang berada di ruang makan, tak ada yang datang.

Namun yang paling mengejutkan, Freddy dan Vince melihat Apple sedang berdiri, setengah telanjang, ia sedang membuka pakaiannya dan melihat punggungnya dari cermin. Mereka terpaku, bukan karena melihat wanita setengah telanjang. Apa yang dilihat Freddy dan Vince bukan hanya kulit memerah dari teko panas yang mengenai punggung Apple, tapi begitu banyak luka-luka dalam dan besar menyusuri punggung itu. Freddy dan Vince melihat serasa tidak percaya. Punggung sekecil itu dan luka bekas seperti tertusuk, bahkan daging-dagingnya tidak tumbuh lagi dan sangat terlihat bekas jahitan yang sangat banyak. Itu bukan luka-luka biasa yang bisa dimiliki badan kecil seperti Apple. itu luka yang begitu mengerikan. Dan ternyata luka itu merembes menyusuri tengkuk lehernya. Rambut merah panjang itu, Apple sisir ke depan. Semua luka itu terlihat begitu jelas karena cahaya matahari masih masuk ke dalam ruangan. Di saat itu, Apple juga hanya terdiam. Ia terkejut dengan pintunya yang terbuka lebar-lebar dan dibuka oleh dua pria itu, dan mereka melihat bagian dirinya yang paling ia takuti untuk dilihatkan kepada orang lain. Apple begitu terkejut, ia segera mencoba berlari ke tirai jendela. Namun dengan cepat, Freddy mengejarnya dan menarik selimut di atas tempat tidur menyelimuti punggung Apple. Apple tidak berbalik. Freddy bisa merasakan badan Apple bergetar. Lalu kemudian Freddy segera bilang, "Kami tidak bermaksud. Kami minta maaf dan tidak akan mengganggu lagi. Kami akan pergi." 

Freddy segera berjalan pergi, kali ini,ia melewati Vince, dan ia segera mengambil pisau itu dari tangan Vince. Tidak terlihat oleh Apple karena Apple masih menghadap membelakangi mereka. Freddy menunggu di luar, Vince kemudian mengikuti. Pintu pun tertutup. Keduanya saling berpandangan. Kali ini, Vince menyadari sang misionaris juga tahu siapa dirinya. Sang misionaris pergi tanpa berkata apapun. Sedangkan Vince, ia berdiri sendirian di lorong itu. Ia tidak terdiam karena identitasnya sudah terbongkar, tapi ia gemetar. Ia gemetar dengan badan punggung dari wanita itu. Begitu mengerikan dan hidup. Warna-warna kulit yang robek, tertusuk, hingga bekas terbakar, hampir semuanya ada dalam satu punggung itu. Vince hanya kemudian berjalan tanpa arah meninggalkan lorong.

Vince kembali dalam ruangannya. Pikirannya yang rusak memunculkan seluruh gambaran-gambaran pembunuhan yang ia lakukan. Tak ada sekalipun pembunuhan yang ia lakukan dapat menyaingi ngerinya luka punggung Apple itu. Ia terduduk di kamarnya dan ia merasakan kegeraman, bahwa di luar sana ada yang lebih mengerikan dibandingkan dirinya, yang mampu melakukan hal yang lebih mengerikan daripada dirinya. Sesaat, pintu kamarnya terbuka dan segera tertutup. Freddy yang berdiri di dalam kamar. Vince tahu maksud kedatangannya. Vince segera bertanya sejak kapan ia tahu kalau dirinya adalah pembunuh berantai, dan Freddy menjawab semenjak Apple memandang Vince dengan keyakinan sama seperti ketika Apple mengatakan kalau bukan orang baik di antara mereka berdua, maka satunya lagi sang pembunuh. Lalu Freddy bilang kalau dia melihat sebesit pandangan dingin itu di mata Vince ketika Vince berjalan meninggalkan ruang makan. Yang meyakinkan lagi adalah ketika Freddy kembali duduk di meja sendirian, satu-satunya piring kosong tanpa pisau makan adalah piring roti Vince. 

Vince kemudian bertanya apa yang diinginkan Freddy saat ini. Freddy bilang untuk berhenti membunuh dan serahkan diri ke polisi. Vince memandangi Freddy dan ia tahu perkataan misionaris itu tidak main-main. Vince kemudian bertaya bagaimana bisa seorang misionaris memiliki kekuatan sebesar itu, menahan diri Vince ketika di depan kamar Apple. Freddy tidak berkelit, ia mengatakan kalau dirinya pemain silat. Freddy bilang kalau ia dulu tak lebih adalah pemain silat tenaga dalam, hingga ia tidak sengaja melihat permainan silat sama dengan kekerasan dan mematikan, Freddy mengalami pengampunan dan menjadi misionaris. Vince tahu kalau di depannya bukanlah semacam misionaris yang berani mati karena berbincang empat mata dengan pembunuh berantai yang selama ini dicari. Tapi karena Freddy sendiri, Vince tahu, juga pernah berada di posisinya. 

Freddy bilang kalau ia akan berada di pulau itu dan memastikan Vince tidak akan membunuh lagi. Ia hendak keluar ruangan, lalu Vince menanyakan bagaimana bisa diri Freddy tidak ketakutan setelah melihat luka punggung itu. Freddy hanya menjawab, "Aku pernah melihat yang lebih mengerikan." Lalu ia pergi.

Hari sudah menunjukkan malam jam 8. 15 jam lagi. Vince berusaha tidur tapi akhirnya ia berjalan ke arah dek. Ternyata ramai dengan mereka yang sedang makan malam. Dan, Vince melihat Freddy dan Apple duduk bersama. Vince merasa tidak nyaman, ia berjalan menghampiri mereka. Apple tersenyum padanya dan meminta untuk duduk. Vince pun duduk bersama. Apple segera minta maaf atas kejadian tadi siang. Apple bilang, "Dan aku bercanda tentang menjadi bounty hunter." Apple bukan sedang mengejar pembunuh berantai, ia malah salah naik kapal. Apple mengira ia menaiki kapal ferry, menyeberang, tapi ini ke pulau terpencil. Freddy menceritakan kalau dirinya kebetulan berasal dari tempat kemana Apple semula menuju. Freddy bilang, "Apple ternyata dulu tetangga." Vince tidak mengatakan apa-apa karena tetap dalam pikirannya mereka berdua adalah skak mat dirinya. Namun pikirannya terhenti ketika Apple bertanya, "Vince, apa yang kau kerjakan di pulau?" Ia tahu Apple tidak benar-benar mengetahui siapa Vince. Dan Freddy pun juga tahu hal itu. Vince bilang kalau dia arsitek. Ada research untuk lingkungan hidup, tata ruang, dan sebagainya. 

Ketika Apple pergi mengambil minum, Vince bilang ke Freddy,"Apa dia sedang bercanda?" Freddy balik bertanya, "Kau pikir lukanya bercanda? Dia baru menceritakan padaku kisah tragis hingga ia mendapat luka itu. Luka dari kecelakaan pesawat katanya. Ia mendapatkan luka, kehilangan pendengaran dan cacat mata dari kecelakaan itu." ketika Apple kembali, dia kembali memulai perbincangan, "Aku tahu kau penasaran dengan lukaku. " dan Vince bertanya bagaimana dapat terjadi. Apple pun menceritakan. 

Apple adalah salah satu orang yang selamat pada sebuah kecelakaan pesawat dua tahun yang lalu. Saat itu, Apple berada di dekat bagian ekor pesawat. Pesawat itu pesawat mewah dan besar, dan Apple berada di kursi termahal, namun ia hanya pergi sendirian. Apple berencana ingin membeli baju pengantinnya di luar negeri, semua dibiayai oleh calon suaminya. Apple menyebutkan namanya Whale Taylor. Namun, Apple ingat, saat itu ia pergi ke kamar mandi dan turbulensi terjadi. Ia sedang mandi. Lalu, ada yang mengetuk pintu, saat masuk, seorang ibu dan anaknya masih umur 4 tahun. Mereka ketakutan dan minta tolong masuk. Apple bilang, "Anaknya menangis terus dan ibunya ingin masuk." Apple tidak sempat membuka karena turbulensi datang. Lalu ibu itu berteriak kalau anaknya ditarik dan ia pun sendiri teriak histeris, teriakan itu makin lama makin menghilang, yang terdengar suara berisik orang-orang dan bising pesawat. Apple bilang ia memakai baju dan masuk asap-asap, Apple tahu ada kebakaran. Apple segera memakai baju handuk dan membasahi diri dengan air. Ia pun segera keluar, namun seperti ada yang mengganjal, selama beberapa saat pintu tidak bisa dibuka, maka ia sendiri jadi berteriak minta tolong. Pesawat tiba-tiba menukik dengan ekor pesawat berada di atas. Dan di saat itu pintu terbuka, Apple hampir terjatuh seperti gravitasi miring dan ia sempat melihat tempat duduk pramugari. Pramugari itu terduduk dan matanya terbelalak. Pramugari itu seperti bukan dirinya. Apple bilang, "Dia seperti orang gila dan mengaum tidak jelas. Matanya merah dan badannya penuh darah." sedangkan Apple berpegangan pada bilik pintu, ia hanya berharap pesawat itu cepat jatuhnya. Pesawat itu menabrak laut, namun hantaman yang sangat kuat meledakkan lambung pesawat, tepat Apple melepaskan pegangannya, dan ia jatuh menuju laut api, ia tertabrak oleh punggung kursi penumpang, dan ia sempat berteriak dan melihat ledakan dari ekor kapal saat ia terjatuh. Ia melihat bagaimana pramugari gila itu terbakar namun ekspresinya sama sekali tidak menunjukkan ketakutan. Dan setelah is terjatuh, kepalanya terbentur suatu yang keras dan ia pingsan.

Apple terbangun sudah di ambulance dan katanya ia ditemukan terdampar di pantai. Ia tidak dapat bergerak dan ia tertelungkup, seluruh punggungnya tertancap besi-besi kursi meja pesawat. Dirinya dibius dan kembali tertidur. Ia bangun empat hari kemudian. Masih terbius dan telungkup. Sebulan kemudian lukanya dibuka, dan badannya penuh dengan bopeng besar, daging-daging tidak beraturan. Yang paling sedih lagi, pandangan Apple rabun dan pendengarannya rusak. Kata dokter itu akibat trauma cedera kepala, dan kepala nya sakit sekali kalau tidak memakai obat bius.   Katanya kekasihnya, Whale datang dan menjenguk. Apple merasa malu dan merasa tidak pantas. Tapi ternyata Whale setia kepadanya. Selama ini dia selalu bersama dan dari sana, Apple mulai menyadari Whale mencintai Apple apa adanya. Hingga Whale harus pulang, namun Apple trauma naik pesawat, Apple ditinggal selama sebulan kemarin, dan Apple belum pernah ditinggalkan Whale semenjak kecelakaan, dia rindu hingga akhirnya ia membelakan diri untuk pergi sendiri lewat darat dan laut. 

Apple mengakhirinya dengan, "Seperti orang diabetes, harus disuntik dengan obat kuat gitu." mereka semua tertawa karena Apple membuat candaan. Apple bilang itu obat seperti narkotika. Syaraf otaknya akan bekerja dan menjadi melupakan rasa sakit. Biasanya harus disuntik setiap hari, sebelum memulai aktivitas. Apple bilang, "Obat yang sangat keras, terkadang sampai semua orang terkena keracunan makanan tapi aku tidak." lalu kemudian, ia mendapat telepon, ternyata Whale baru tahu kalau Apple pergi sendirian dan ia salah naik kapal. Apple pergi untuk mengangkat dan Whale benar-benar khawatir. Whale bilang, "Kenapa bisa salah kapal? Kujemput ya?" tapi Apple minta jangan dijemput. Apple bilang, "Bantu aku untuk keluar dari traumaku." dan Whale menjawab, "Asalkan aku dapat menjemputmu di pelabuhan." 

Apple kembali dan ia meminta izin beristirahat. Vince dan Freddy masih menikmati malam itu dan kemudian berpisah juga. Hingga esok paginya,  makan pagi berakhir pukul 10, dan kapal sudah akan berlabuh, Vince dan Freddy tidak melihat Apple sama sekali. Hingga kapal berlabuh, keduanya sudah verada di atas dek dan Vince seakan tidak peduli, dan Freddy mengatakan ia akan menunggu Apple untuk bersama-sama turun dari kapal. Lalu lewatlah Erin, juga hendak bersiap turun kapal. Freddy meminta untuk melihat ke kamar Apple. Erin pun mengikuti. Vince hanya malas menunggu. Setelah ada pengumuman para penumpang dapat turun dari kapal, Vince berpamitan. Freddy bilang, "Selamat datang kembali, kalau begitu." maksudnya karena Vince memang pembunuh berantai pulau itu. Vince terus melangkah, tapi dia memperhatikan sesekali ke belakang, lalu ia lihat anak gadis itu berlari terburu-buru menghampiri Freddy di atas dek, dan keduanya berwajah panik. Keduanya segera kembali berlari ke dalam kapal. Dengan cepat, Vince menantang barisan para penumpang. Ia ikut kembali ke dalam kapal.

Vince sampai di depan kamar Apple dan pintu terbuka. Ia mendengar suara perbincangan Freddy dan sang anak gadis. Ia sampai di depan bilik pintu, ternyata Apple seperti demam tinggi. Udara di luar sangat dingin karena meski pada musim panas, pulau ini berada di daerah utara. Freddy memanggil nama Apple untuk bangun. Tapi Apple tetap kejang-kejang. Erin segera menelepon ayahnya. Dia bilang, "Ayah, ada penumpang yang tertinggal. Dia demam tinggi." Beberapa saat kemudian, Koki Walt datang. Ia ikut mencek dan ia mengatakan, "Kita akan membawanya ke klinik." Koki Walt berbadan besar dan ia pun membopong Apple. Vince ingin membantu, ia pun akhirnya bilang, "Aku memiliki mobil, ikut aku." Perjalanan dari pelabuhan ke klinik memakan waktu 3 jam. Vince, selaku penduduk asli, ia memiliki mobil tersembunyi di pelabuhan, sekiranya ia harus menutupi kedok pembunuhnya, ia harus memiliki alibi yang kuat dimanapun ia berada di dalam pulau. Tapi, kali ini, ia mengecualikannya. Untungnya korbannya tidak ada yang selamat, jika ada, mereka sudah pasti mengenal mobil itu. Koki Walt dan Vince di depan. Vince yang menyetir. Erin, Apple, dan Freddy berada di belakang. Vince bilang, "Aku tahu jalan cepat ke kota." Vince melaju dengan cepat dan melewati bus turis. Ia kemudian keluar dari jalur utama, melewati hutan. Koki Walt bilang, "Kita tidak seharusnya melewati hutan. Hutan sangat berbahaya. Banyak sekali jebakan." Vince membalas, "Tidak kali ini." Hanya dalam waktu satu setengah jam, mereka telah sampai di klinik kota. 

Freddy membopong Apple saat Koki Walt dan Erin masuk ke klinik, dan keluarlah dokter wanita. Vince hanya menunggu di mobil, dan ia melihat dokter itu, ia kenal, dan bahkan jika dokter itu melihat dirinya, ia pun mengnal Vince. Dokter itu segera meminta semua untuk segera membawa Apple masuk. Di ruangan ICU, sang dokter melakukan segala cara untuk menurunkan demamnya. Dalam waktu 3 jam, kejang-kejang Apple berhenti. Semua menunggu dan dokter itu keluar, di bilang, "Apakah ada yang mengetahui informasi medik yang dimiliki pasien?" bahkan tidak ada seorang pun yang berelasi deengan Apple. Sang dokter bilang, "Badannya memiliki adiktif pada satu obat. Seperti seorang diabetes, dia membutuhkan suntikan tersebut. Jika kalian tahu, pasien tergigit serangga, yang untuk kita, itu tidak apa-apa, tapi bagi badannya, ia seperti tekena tifus." Koki Walt bilang, "Saya siap memasak makanan untuknya. Anak saya kemarin tidak sengaja melukai badannya, saya ingin menolongnya, dokter." Sang dokter pun mengerti dan ia meminta untuk supaya Apple mandapat asupan makanan. Freddy menanyakan apakah itu seperti alergi dan Apple menjawab benar. Freddy bilang kalau suntikan itu benar ada tapi kemungkinan besar ada di tas bawaannya.

Saat itu, muncullah Vince di tengah mereka bersama tas ransel, "Apa ini yang kalian cari?" Vince menunjukkan banyak sekali botol obat dan suntikan di dalam tas itu. Dokter itu segera menjawab, "Vince, kaukah itu?" Freddy tahu mereka saling mengenal dan akhirnya Vince membalas, "Hai, Clarice." Clarice segera mengecek obat itu dan itu ternyata narkotika obat penguat penahan rasa sakit yang kuat. Clarice bilang di pulau ini tidak ada obat tersebut dan wanita itu sangat beruntung Vince menemukan obatnya. Obat itu segera disuntikkan dan dalam waktu 8 jam, suhu badannya kembali normal.

Clarice bilang kalau antibodi badan normal seseorang tidak akan bisa menahan sakit yang luar biasa untuk suatu luka yang permanen. Luka dalam yang dimiliki Apple merupakan luka dalam otot yang robek, dan bukan hanya satu tempat, tapi hampir di seluruh badan. Jika sudah pernah menonton film House, sama rasa sakitnya dengan House, hanya saja, badan Apple dapat bergerak layaknya orang normal, tapi sakitnya akan luar biasa. Clarice juga melihat keadaan punggung Apple, Clarice bilang syaraf kult di punggung Apple dengan keadaan seperti itu tidak mungkin berfungsi. Clarice melihat kulit yang melepuh, dan Erin menceritakan itu disebabkan oleh teko tumpah di kapal namun Apple seperti tidak apa-apa. Freddy menceritakan kisah yang dibagi oleh Apple tentang kecelakaan pesawat. Koki Walt tahu cerita itu, dia bilang, "Itu terjadi di belakang pulau. Dua tahun yang lalu." Vince bilang itu tidak mungkin karena jika demikian, Apple akan terdampar di pulau ini. Clarice bilang ia termasuk sukarelawan yang menyelamatkan orang-orang yang selamat dari pesawat. Ia bilang kalau pihak militer juga ikut membantu dan semua korban dibawa oleh militer. Tapi, katanya ada pesawat lain yang jatuh. Dan mungkin, pesawat itu yang dinaiki Apple. Clarice bilang, "Aku tidak percaya, mereka bilang tidak ada yang selamat dari pesawat satunya. Pesawat itu benar-benar meledak seperti ledakan bom atom. Kapal kecil saja ikut terkena bahkan dari jarak jauh 1 mill." Clarice bilang suatu keajaiban Apple masih dapat hidup.

Apple tidak bangun. Clarice bilang ia diberi obat flu intinya jadi dia pasti mengantuk. Namun suntikan satu kali dari obat narkotika itu, bukan penyebabnya, ia hanya akan menambah antibodi, kekuatan badan Apple untuk melawan penyakit yang menyerang. Freddy pun menanyakan kapan Apple dapat membaik, ia menceritakan kalau kekasihnya menunggunya pulang. Freddy bilang, "Dia salah menaiki kapal. Ia seharusnya sudah menaiki kapal hari ini." Namun salah satu perawat, lelaki, sudah tua, ia sukarelawan, tidak banyak perawat mau bekerja di pulau kecil, ia bilang, "Mungkin sang kekasih dapat berpikir positif kalau sedang ada badai jalan ke pulau, tidak mungkin kapal yacht dapat melewati. Ia akan menunggu besok." namun Clarice bilang kalau seseorang harus menginfokan kalau Apple harus beristirahat selama lima hari. Mereka semua mencari dimana telefon Apple, tapi tidak ada yang menemukan. 

Vince pun pamit karena ia harus melanjutkan pekerjaannya. Ia berangkat keesokan pagi. Koki Walt meminta tolong untuk menunggu satu hari lagi, ia ternyata satu arah dengan kemana Vince pergi. Vince akan pergi melewati kota, tempat Freddy akan berhenti, lalu akan melewati hutan, untuk mencapai ke danau besar, berbentuk teluk, Vince bersedia membawa keduanya untuk ke desa seberang danau. Vince pun menginap satu hari lagi. Malamnya, Freddy yang menjaga Apple, saat itu ia diminta oleh Clarice untuk mengambil suntikan Apple di lemari pakaian. Tiba-tiba keluar dari tasnya, buku Alkitab. Freddy mengambilnya dan tersenyum, seakan Alkitab itu memang ingin bertemu dengannya. Ia mengambil Alkitab itu, terjatuh satu pembatas buku ke lantai. Ia mengambil dan melihat, itu bukan pembatas buku biasa, kertas-kertas berisi tulisan. Kertas-kertas dari rumah sakit, dan satu kertas yang hanya tertulis, "Tuhan, aku minta maaf telah memutuskannya, aku tahu Engkau memberi ku kekuatan. Setidaknya aku harus sempat mengatakan padanya aku selamanya mencintainya." ketika Freddy melihat isi kertas itu ia begitu terkejut. Vince masuk dan Freddy segera mengembalikan semua itu ke dalam tas dan mengambil suntikan. Suntikan tersebut segera disuntikkan oleh Clarice. Vince mengganti kerja Freddy, sebenarnya ia hanya ingin berbincang dengan Clarice selama menjaga Apple. Freddy hanya sebentar seperti berdoa lalu membisikkan sepatah dua kata ke telinga Apple. Lalu Freddy pergi.

Vince dan Clarice berbincang tentang apa yang dilakukan Clarice selama ini. Clarice menceritakan kalau ia sejak 3 tahun yang lalu ditugaskan di pulau ini. Tahun pertama banyak sekali isu orang-orang hilang di pulau terutama di hutan dan vila dekat danau. Clarice ikut ekspidisi dan akan kawah beracun di daerah lembah hutan dan mendekati vila itu  Selama itu, daerah hutan terlarang ditutup untuk umum.

 Vince tahu pertama kali hal itu sejak ia kecil, namun ketika teman-temannya mati mengenaskan, hanya ia yang selamat, entah karena apa. Ia sering kembali ke lembah itu, dan disana juga ia membangun sendirian vila itu. Ia sendiri yang menutup kawah itu supaya orang-orang tidak lagi takut dengan berjalan di hutan. Saat itu umurnya 21 tahun. Saat itu, ia selesai kuliahnya dan kembali ke pulau. Ia masih ingat selesai ia menutup kawah itu, malamnya, ia ingin memberitahu seluruh desa untuk tidak perlu menutup lagi daerah hutan itu. Namun, orang-orang tidak percaya padanya. 

Malam itu,  ia bertemu pertama kali dengan Clarice, berumur 16 tahun dan ia bilang serigala mengejar mereka dan adiknya pergi ke daerah hutan terlarang untuk menyelamatkan dirinya. Vince segera menyelamatkan adiknya, karena ia dibilang orang gila dari semua orang. Tepat disana, Vince menemukan adik Clarice dan serigala itu telah mengigitnya. Serigala itu dibunuh oleh Vince dengan tanpa ampun. Adik Clarice ternyata tidak selamat, ketika Vince menghampiri badannya. Namun sesaat Vince akan pergi meninggalkan mayat adik Clarice, sesuatu bergerak dan adik Clarice kembali terbangun. Sesaat Vince ingin menghampirinya, namun adik Clarice seperti berteriak tanpa henti, ia mendatangi mayat serigala itu dan memakannya. Vince mencoba menghentikannya, namun adik Clarice hampir menggigit nya. Vince dengan amarah, ia mencekik adik Clarice hingga tidak lagi bergerak. Ia merasa bersalah dengan apa yang diperbuatnya. Salah seorang anak desa menemukan keberadaan mereka, dan ia melihat Vince mencekik adik Clarice. Vince berusaha meyakinkan anak muda itu kalau bukan dia yang membunuh. Lalu tiba-tiba anak muda itu digigit oleh adik Clarice yang kembali terbangun. Anak muda itu dalam sesaat berdarah dan pingsan. Vince berteriak dan adik Clarice segera mengejarnya, namun Vince segera berlari kemana kawah itu ditutup dan ia membukanya, sesaat Vince berharap adik Clarice itu tidak akan berani datang, tapi ia tetap masuk dan tidak mati. Vince segera mengambil kapak dan memotong kepala adik Clarice. Ia sendiri tidak percaya ia membunuhnya. Vince kemudian keluar dari kawah, dan ia melihat anak muda yang tergigit itu berlari ke arahnya. Di saat itu Vince seperti mengalami serangan psikologis, ia merasa anak muda itu akan membunuhnya, maka ia tahu ia dengan senang hati membunuh anak muda itu. Lalu ia pun pingsan.

Ingatan yang ia tahu, ia sudah berada di klinik. Clarice menceritakan kalau Vince seperti berjalan keluar dari hutan dan minta tolong, badannya berlumuran darah. Semua orang mengatakan Vince berhasil membunuh serigala itu, meski ia tidak berhasil menyelamatkan dua orang tersebut. Hingga saat ini, Vince tetap tidak mengerti bahwa alam sadarnya dapat membawanya keluar dari hutan itu, tapi ia tahu bahwa dirinya sejak dahulu sudah membunuh, ia tidak ingat mengapa orang ingin membunuhnya, namun ia tahu ia yang membunuh mereka. Dapat dikatakan, Vince mengalami kepribadian ganda. Kepribadian dimana ia merasa bersalah menjadi seorang pembunuh, dan seorang yang menutupi kemarahannya dengan ingin membunuh, ia marah melihat ada seseorang yang ingin membunuhnya. 

Semenjak itu, hutan itu tetap ditutup. Dan Vince dengan kepribadian lainnya, ia terus membangun vila itu sembunyi-sembunyi. Sepanjang 9 tahun, vila itu telah memakan begitu banyak korban. Namun, tidak ada yang dapat menemukan pelaku atau sang pembunuh berantai itu sendiri. Vince menutupi jejaknya dengan membawa keluarganya tinggal di luar pulau dan datang ke pulau tanpa sepengetahuan semua orang. Selama 9 tahun, Vince dengan kepribadian gandanya mengubah hutan yang terlarang menjadi taman bermain bagi nya sendiri. Ia membuat jebakan dan berharap mangsa berdatangan. Ia haus dan terus haus, namun dalam dirinya yang lain, ia merasa harus berhenti. Dalam dirinya begitu sengsara bahwa hutan itulah yang terus memanggilnya untuk kembali, masa lalunya dengan kematian adik Clarice dan anak muda itu adalah awal dari segalanya. 

Clarice bilang, "Klinik ini terus memanggilku dan akupun ditugaskan disini. Dapatkah kau mempercayainya? Aku rasa adikku seperti masih ada disini." Vince hanya membalas, "Kurasa, perasaanmu sama seperti perasaanku saat ini." maksudnya sama seperti hutan yang memanggil Vince untuk kembali. Bagi Clarice, itu adalah pernyataan lain dan Clarice mulai tersipu-sipu. Vince hanya penasaran dengan Apple yang dapat menjalani hidup dengan penderitaan yang tidak seharusnya ia tanggung. Ia merasakan penderitaan fisik Apple sama beratnya dengan penyakit psikis yang dimilikinya. 

Besok paginya, Freddy dan Vince terbangun dengan kabar gembira, Apple sudah bangun. Apple berbincang dengan Erin, Koki Walt, dan Clarice. Freddy mendatangi Apple dan Apple segera mengatakan, "Aku mendengar bisikan mu kemarin malam." ketika Vince masuk, Vince memberikan frame kacamata yang ia buat dengan kayu, ia bilang, "Kau dapat pergi ke kota dan membeli kacanya." Apple berterima kasih. Clarice menceritakan kalau Apple harus beristirahat di klinik selama empat hari. Clarice mengerti. Lalu semua pun berpamitan. Dan selama empat hari, klinik itu penuh damai. Apple dan Clarice saling bertukar banyak cerita. Dan di malam terakhir, sang perawat pergi ke kota untuk mencari memasangkan kaca pada frame yang dibuat Vince, namun sang perawat tidak kembali hingga petang, mobilnya dibawa oleh sang perawat, dan Clarice hanya dapat meminta maaf, yang ia punya hanya sepeda. Clarice bilang Apple hanya perlu mengikuti jalan utama, dan akan lebih baik memulainya dari pagi, agar sampai siang. Tiga jam melalui bus, berarti  sekitar 5 jam menuju pelabuhan. Untungnya klinik berada di daratan tinggi dan sepeda hanya tinggal meluncur. Tapi Clarice tidak menyarankan. Apalagi Apple yang baru sembuh. Namun, Apple tidak mau membuat kekasihnya menunggu. Ia mengambil kesempatan itu dan menunggu pagi.

Tapi tiba-tiba seseorang mengetuk pintu dengan kencang, di tengah malam. Clarice membuka dan Freddy yang seketika pingsan. Ia sendirian dan seluruh pakaian misionarisnya lusuh. Mereka yakin Freddy berjalan sampai ke klinik. Freddy dibawa ke kamar dan ia mengalami hal yang sama, panas yang tinggi. Clarice bilang, panas itu akan membaik dalam semalam. Namun hari telah pagi, malah nafas Freddy semakin berat, Clarice bilang, "Tidak mungkin. Ini hanya demam gigitan serangga. Mengapa ia bereaksi sama dengan tubuhmu?" mendengar itu, Apple segera mengambil suntikannya dan menyuntikkan ke badan Freddy. Apple menunggu dan menunggu, ia tidak jadi pergi. Hari menjelang sore, dan Clarice terkaget, Freddy telah kembali bernafas normal dan sadar. Mereka pun menanyakan apa yang terjadi, karena Freddy seperti baru saja melihat yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Freddy bilang, "Bagaimana aku bisa hidup? Aku tergigit." Tapi Clarice dan Apple hanya mencoba menenangkannya. Sore itu, mobil datang dan berhenti. Clarice bilang untuk tenang. Apa yang terjadi di kota mungkin sedang menghampiri klinik mereka. Dari luar, tidak lagi terdengar suara memanggil. Tiba-tiba saja pintu klinik didobrak, Clarice dan Apple mencoba menyergap, namun ternyata orang itu memegang senjata dan tombak. Mereka ketakutan, dan ternyata itu Vince.

Vince menanyakan apakah mereka tergigit atau tidak. Mereka pun ingat apa yang dimaksud Freddy. Vince bilang ia menjemput mereka berdua, tapi ia tidak mau Freddy ikut karena ia sudah tergigit. Clarice tidak mengerti apa yang dimaksud dan Apple tetap bersih keras meminta Vince untuk membawa Freddy. Vince tetap tidak mau dan ia bersama Clarice meninggalkan Aplr dan Freddy menuju mobil. Saat di dalam mobil, Vince pun semakin marah dan ia pun meminta Clarice untuk membawa segala peralatan dokter yang ia miliki. Mereka kembali menjemput Apple dan Freddy. 

Mereka pun harus melewati kota. Dan Clarice terkaget, kota seperti kota mati. Dan hampir semua gelap seperti tidak ada yang pernah tinggal. Vince bilang, "Mereka yang selamat bersembunyi di rumah dan tidak menghidupkan apapun yang menunjukkan kehidupan. Kita harus melaju sangat cepat, bahkan jika kita harus menabrak mereka semua." dan semua berteriak karena Vince benar-benar menabrak hampir semua orang yang berjalan di tengah jalan. Dan melaju dengan kecepatan yang penuh. Apple menangis histeris karena darah berpencar di seluruh jendela. Namun, Vince terus berjalan dan akhirnya melewati kota, Vince bilang, "Mereka yang berjalan tidak mungkin dapat melewati daerah ini. Aku memasang banyak jebakan." dan semua tidak mengerti. Mereka terus berjalan dan akhirnya sampai pada vila tepi danau. Clarice berteriak, "Disini ada kawah beracun, kita akan mati kalau berada di sini!" Vince bilang, vila ini dia design seperti masker netralisir udara, mobil itu masuk ke dalam garasi khusus dan seakan garasi itu seperti ruang higenis. Lalu garasi terbuka lagi dan ada ruangan garasi lain. Ketika pintu garasi sebelumnya sudah kembali tertutup, Vince baru menyuruh semua keluar. Bahkan, Clarice sendiri tidak percaya. Baru tiga tahun yang lalu dan ia merasa villa ini tidak ada hal lain selain rumah kumuh, ternyata berteknologi tinggi. Clarice bertanya, "sejak kapan kau membangunnya?" Vince hanya terdiam. Ia menunjukkan bahwa villa ini memiliki keamanan terhadap udara di luar mereka. Tak satu sudut pun dapat ditembus oleh hembusan udara beracun di luar sana. Vince bilang, "Jika ada kebocoran, alarm akan berbunyi. Dan kita tahu bahwa ruangan tidak lagi aman." Vince segera memberikan masing-masing ruangan. Dan Vince meminta maaf, tapi ia harus memborgol Freddy di kamarnya. Apple tidak mengerti dan ia menjadi sangat membenci Vince. Vince ingin pergi dari ruangan, tapi ditahan oleh Clarice. Ia meminta penjelasan. Akhirnya Freddy yang memulai bicara kalau apa yang dilakukan Vince benar. 

Freddy dan semuanya pergi dari tempat klinik dan selama seharian, Freddy sampai ke hotel, dan Erin, Koki Walt dan Vince melanjutkan perjalanan. Dalam hotel, para turis menyapa Freddy sebagai misionaris dengan baik dan menanyakan kunjungan apa untuk di pulau ini dan Freddy bilang, "Saya akan membangun gereja." namun penduduk asli pulau tidak menunjukkan kebaikan mereka. Mereka hanya memberikan pelayanan seadanya. Baik di dalam hotel, di supermarket, bahkan di luar jalan sekalipun. Adat mereka sangat mendominasi ditimbang agama lain. Bagi turis, keberadaan misionaris membuat mereka merasa intimidasi itu tidak ada di pulau ini. Hingga pagi hari sebelum ia mencapai ke klinik, Hari biasa, dan semua orang pun tampak biasa. Freddy bilang, "Saya selalu bangun untuk berdoa pagi-pagi, anehnya, berbeda dari hari sebelumnya, saya mendengar suara ledakan hebat diluar. Hotel dikunci pada malam hari. Tapi tidak ada yang bangun, jadi saya pikir mungkin itu suara tv terlalu kencang. Saya turun ke bawah dan makanan pagi sudah siap, sekitar pukul 7. Semua orang seperti bersemangat sekali di dapur, dan saya dengan cepat selesai, saya kembali ke kamar. Saya menelepon kantor-kantor kepala kota, kepala desa, yang telah ia dapatkan kemarin. Ia menelepon meminta perizinannya pembangunan gereja. Saya juga sekalian berjalan, ke taman bermain, kebetulan saya bertemu dengan anak lelaki yang berada di kapal, bersama dengan ibunya. Lalu semua itu terjadi. Banyak yang berlarian, menangis, dan mereka yang mengejar. Kami tidak tahu apa yang terjadi, sampai kami melihat penjaga wahana mencoba menghampiri anak yang pingsan di taman bermain, kemudian dia digigit, dan ternyata banyak anak-anak lain datang dan menggigit, seperti monster. Kami ketakutan dan kami pun ikut berlari. Kami berlari ke arah hotel, dan ternyata di hotel, pemilik hotel segera akan menutup pintu, kami bertiga selamat. Semua menangis di lobby, ada yang luka. Beberapa dari mereka ada yang tergigit parah. Lalu ternyata, ayah dari anak itu ada di hotel selama ini. Mereka bertiga bernama Paul, dan istrinya Yola, anak itu bernama Chase. Mereka bertiga berbeda dari yang lain, ketika semua ingin berlindung, mereka ingin cepat pergi. Mereka memiliki kenalan di luar, dan mereka takut sesuatu terjadi. Beberapa anak muda, seperti empat orang juga mencari dua temannya yang tidak pulang hingga kemarin. Pemilik hotel bersih keras untuk tidak memperbolehkan mereka keluar. Dan pemilik hotel itu memiliki pistol.  Ia menembakkan nya ke langit ruangan, dan semua terdiam. Pemilik hotel bilang mereka semua adalah tamu hotel dan akan aman. Tapi Chase, anak itu tetap meminta untuk pergi dan ingin keluar. Paul pun yang besar itu, ya, dia berbadan sangat besar, ia bilang kalau ia tidak akan mengganggu, ia dan keluarganya hanya ingin pergi. Lalu pemilik hotel itu bilang sekali keluar tidak dapat kembali lagi. Dan mereka setuju. Ketika Paul dan keluarganya bersiap pergi, mereka pergi ke kamar, mereka meminta saya untuk ikut, saya mulai memikirkan klinik ini dan saya pun mau ikut. Namun, ketika kami kembali turun, terjadi baku tembak, pemilik hotel itu terluka, dan pistol itu berada di tangan anak-anak muda. Paul dan keluarganya diminta untuk membawa mereka ikut dengan mobil mereka keluar dari hotel. Lalu mereka tahu kalau saya ikut, mereka meminta saya untuk tinggal. Akhirnya mereka pergi dan kami semua berada di hotel. Dan, semua terjadi. Mereka yang tergigit parah akhirnya wafat, orang terdekatnya menangis, tapi beberapa saat kemudian terdengar teriakan, mereka yang wafat kembali hidup dan menggigit orang yang menangisi mereka. Semua mulai panik, banyak yang berlari ke kamar, beberapa turun ke bawah, sama seperti Paul, mereka mencari kendaraan, dan beberapa, termasuk saya, membuka pintu lobi. Saat kami membuka pintu lobi, kami berlari keluar, yang ternyata mereka sudah menunggu kami. Kami berlari dan berpencar, saya berusaha secepat mungkin tidak terkejar. Mereka mengikuti kemana saya berlari dan ternyata ada mobil yang berhasil melaju, hanya ada satu orang di dalam mobil dan ia memberi saya dan dua orang menumpang. Salah satunya tidak sempat masuk, yang akhirnya ia ditinggal dan diserang. Mobil kami diserang, sama seperti kemarin malam. Kami tidak bisa melihat jalan. Namun, sayangnya, kami tidak tahu ada jurang, dan mobil kami terjatuh. Saat saya terbangun, yang saya tahu, salah satu dari mereka sudah menggigit kaki saya. Lalu saya segera menendangnya. Dan saya berlari, entah kenapa, saya ingat jalan menuju ke klinik, dan saya sampai di klinik anda, Clarice."


Vince bilang siapa yang tergigit akan berubah dan kembali menggigit. Itulah alasannya memborgol Freddy. Apple marah dan ia bilang kalau Freddy tidak akan berubah. Vince kemudian membawa Apple ke ruang tengah, dan di sana ada aquarium besar, di dalamnya, ada anak lelaki muda yang berteriak dan memukul dirinya ke kaca aquarium. Apple bertanya, "Apa itu salah satu dari mereka?" Vince bilang, "Salah satu orang yang kuselamatkan." Clarice juga datang ke ruang tengah, meninggalkan Freddy dan dia lebih terkejut dengan adanya aquarium besar. Clarice bilang, "Mengapa kau membuat aquarium besar sama seperti cerita pembunuh itu...." lalu Clarice yang melihat anak muda gila di dalam aquarium itu membuat dia semakin takut. Vince bilang, "Aku tidak akan membunuh kalian, aku tidak ingin bertaruh jika kalian juga akan mati lalu berubah seperti orang di dalam sana." Clarice berteriak dan berusaha melemparkan vas ke arah Vince. Clarice selama ini merasa sejak kematian adiknya, ada orang gila yang menjadi terobsesi dan menculik orang-orang yang pergi ke daerah tempat adiknya dulu meninggal dan menjadikan sebagai awal kisah pembunuh berantai tersebut. Namun kawah racun itu sudah hampir meyakinkan dirinya kalau tidak ada yang namanya pembunuh berantai. Hingga sekarang, Clarice mengatakan, "Kau sendiri yang membunuh adikku!" Apple seperti terkejut dan menghentikan Clarice. Ia tidak mengerti apa yang terjadi tapi ia menenangkan Clarice. Apple membawa Clarice ke kamarnya, dan ia mengatakan kalau Vince tidak akan membunuh mereka semua. Apple menemani Clarice hingga pagi.

Paginya, Apple kembali mengalami rabun mata berat. Ia keluar dari ruangan dan ia melihat seseorang berjalan, ia mengira itu Vince, seseorang itu berhenti di depannya dan Apple mencoba memfokuskan matanya dan ia tidak percaya Freddy telah bisa berjalan. Ia memeluk Freddy dan di belakangnya Vince juga seakan tidak percaya. Vince tidak ingin membuat Apple sedih dan ia melepaskan Freddy. Siangnya, mereka semua makan siang bersama. Clarice hanya ingin sendirian. Ia malah tidak mau makan. Ia ketika bangun malah ketakutan karena ia seperti di tengah perkumpulan yang aneh. Satu seoran goembunuh adiknya, satu yang dapat berubah menggigit kapan pun, dan satu yang terlalu polos untuk juga menghindar dari keduanya. Apple menanyakan apakah Vince memiliki telepon. Vince memberikan telepon dan Apple menelepon Whale.

Whale bertanya, "Aku menunggu mu di pelabuhan sejak dua hari yang lalu. Apa yang kau lakukan disana?" Apple menangis karena mendengar suara Whale. Ia tersedu dan bilang, "Jemput aku, aku takut." Whale panik dan ia bertanya apa yang terjadi. Apple tidak tahu dan ia menceritakan tentang smeua orang mulai menggigit satu sama lain dan yang tergigit mati berubah menjadi ikut menggigit. Whale bilang tenang, ia akan berusaha membawanya kembali dalam waktu beberapa jam. Ketika mereka menunggu beberapa jam, Whale kembali menelepon, ia bilang, "Mereka bilang orang militer akan datang. Tapi mereka tidak memperbolehkan siapapun pergi ke pulau. Pelabuhan ditutup ternyata sejak kemarin. Aku tidak bisa kesana. Apa yang harus kulakukan, Apple? Apa kau baik-baik saja?" Apple menjawab, "Aku butuh kamu. Aku butuh kamu." dan ia menangis. Whale bilang, "Aku akan mencari cara untuk menjemputmu." Lalu Apple bilang, "Jangan! Nanti kamu bahaya. Aku... Aku butuh kamu untuk menungguku. Maukah kau menjaga Ayah dan Ibu ku di rumah? Beritahu mereka kalau aku akan pasti pulang. Kita harus mempercayai pihak militer, bukan?" Lalu Whale membalas, "Bagaimana mungkin, jika mereka terlambat menjemputmu, kau akan," lalu Apple mencela, "Aku ingin kau percaya, okay?" lalu Whale terdengar serak, "Aku tidak ingin kehilangan mu lagi, Apple. Kau tahu aku selalu percaya saat kau hilang kecelakaan, dan aku selalu percaya aku akan menemukan mu lagi." Apple membalas, "Kamu akan selalu menemukanku. Ya, percaya padaku. Aku pasti pulang." Whale kemudian terdengar serak dan tidak terdengar lagi, lalu tiba-tiba mati listrik. Apple menangis. Mereka menanyakan apa yang sedang terjadi di luar pulau. Apple menceritakan kalau pihak militer akan menolong mereka yang selamat. Clarice juga berharap yang terbaik. Vince bilang tidak perlu khawatir, villa ini masih dapat bergerak dengan generator kira-kira tiga hari. Lalu Clarice menanyakan apa yang terjadi setelah itu. Vince bilang ia tidak akan tinggal diam saja. Ia kemarin sempat mengantar Erin dan Koki Walt dan ia tahu desa itu memiliki kapal-kapal kecil. Vince bilang kapal kecil itu bisa membawa mereka semua keluar dari pulau. Vince akan berangkat. Clarice tidak mau pergi dan ia akan tinggal di villa. Apple mau tidak mau harus ikut, karena tidak ada yang percaya dengan Vince. Freddy bilang ia tidak akan kuat untuk berjalan jauh. Meski ia sudah membaik, kakinya pincang. Ia meminta Apple untuk meninggalkannya. Apple kemudian membantu Freddy untuk ke kamar, ia lalu mengeluarkan suntikannya. Freddy bilang ia tidak mau disuntik lagi karena Apple lebih membutuhkan. Apple bilang kalau ia masih memiliki suntikan yang cukup. Ia kemudian menyuntikkannya ke Freddy. Apple kemudian memberikan alkitab nya ke Freddy. Freddy tersenyum, "Kukira aku tidak akan bertemu lagi dengan nya." Apple dan Vince pun berangkat. Clarice bertanya kepada Freddy, "Apakah kau yakin Vince tidak akan membunuh Apple?" Lalu Freddy menjawab, "Tidak ada lagi yang kuyakini hingga saat ini. Kau lebih baik memborgolku kembali sebelum aku berubah dan menggigitmu."

Vince dan Apple menjalani berdua di dalam mobil. Apple tahu kisah misteri tentang pembunuh berantai. Tapi, ia tidak mengerti mengapa Vince ternyata orangnya. Vince hanya terdiam dan terus berkendara hingga ia dihentikan oleh anak lelaki yang berdiri di ujung jalan. Anak lelaki itu, mereka kenal. Dia hanya berdiri dan memandang. Apple hendak turun karena ia mengenal anak itu di kapal tapi Vince menghentikan. Ia mencoba menjalankan mobilnya mendekat dan mendekat, Apple takut Vince akan menabraknya. Hingga akhirnya, Vince tepat berhenti di depan muka anak itu. Anak lelaki itu berwajah serius seakan tidak peduli akan ditabrak. Vince bilang kepada Apple, "Anak ini yang berada di kapal dengan anak perempuan." Apple bilang, "Apa yang terjadi?" lalu Vince memundurkan mobilnya kembali jauh, berhenti, lalu menancap gas. Apple berteriak lalu tiba-tiba seorang lelaki tinggi keluar dari balik pohon dan mendorong anak lelaki itu keluar jalan, mereka berdua terkatuh ke seberang pinggir jalan. Vince menghentikan mobil dan segera turun. Dia meminta Apple membawa pistol di laci mobil. Keduanya turun dan berjalan perlahan mendekat. Mereka melihat anak lelaki dan lelaki, Apple segera mendatangi dan menanyakan,"Apa kalian baik-baik saja?" sesaat tiba-tiba ada yang mengarahkan senjata pada kepala mereka. 

Ada empat anak muda yang mengitari mereka. Tiga laki-laki dan satu perempuan. Satu perempuan membawa satu wanita yang juga diancam oleh senjata, lalu didorong ke tempat anak lelaki dan lelaki itu. Apple berpandangan dengan sang wanita itu.  Mereka meminta Vince menurunkan senjatanya. Ketika Apple, menyembunyikan senjatanya ke tangan lelaki di dekatnya. Lelaki itu menyembunyikannya bersama dengan badan anak lelaki. Apple diminta berdiri dan mengangkat kedua tangannya dan ia sudah tidak memegang senjata. Kemudian, mereka meminta kunci kendaraan. Vince tidak mau memberikan. Ia menjadi berpandang dingin. Lalu, perempuan itu mendatangi mobil dan mencek isi mobil. Apple melihat pandangan wanita yang bersama anak lelaki dan prianya, ia seperti tidak mau berpisah dengan mereka. Apple memikirkan kalau mereka adalah satu keluarga. Tiba-tiba ada sesuatu yang bergerak dan salah satu anak muda kaget dan menembakkan banyak peluru ke arah asal suara itu berada. Semua ketakutan dan Vince segera berlari mengambil Apple dan ketika ia sudah mendapatkannya, Vince segera berdiri di dekat satu keluarga itu dan mengarahkan pistolnya ke arah mereka. Lelaki besar yang diberikan pistol oleh Apple juga mengajak satu keluarganya berdiri dan mengarahkan pistol ke arah anak muda itu. Vince menyadari kalau Apple menjadikan keluarga itu bergabung dengan mereka. Sesaat mereka semua saling mengarahkan pistol. Lalu terdengar suara teriakan si perempuan yang tadi mendatangi mobil. Ternyata terjadi serangan, dan perempuan itu diterkam oleh banyak orang. Salah satu anak muda segera berlari menyeleamatkan namun alhasil ia pun tergigit. Dua anak muda tadi menjadi tidak fokus dan dengan mudah Vince memukul mereka dan melepaskan pistol mereka. Apple berteriak untuk terus bersama. Ini pertama kalinya ia melihat secara langsung penggigitan tersebut. Lalu Vince meminta dua pistol yang ada diambil, dan dipegang ileh Apple dan wanita itu. Vince menyuruh semua untuk berlari. Dan mereka semua berlari. Hari telah malam, dan Vince melihat tingginya pohon-pohon dan raksasa batangnya, mereka semua pun naik ke atas pohon. Awalnya mereka semua hendak naik satu pohon yang sama, tapi Apple terjatuh karena dahan pegangannya terputus. Ia jatuh, dan dengan punggung yang sakit, ia berjuang menaiki pohon lain. Akhirnya, ia yang terlihat naik ke atas pohon, mereka yang ingin menggigit menunggu di bawah pohon Apple. Vince menanyakan bagaimana kabar Apple dan Apple tidak menjawab. Namun mereka bisa melihat Apple seperti tertidur tertelungkup di salah satu batang pohon. Suara-suara orang dari bawah berteriak gila membuat suasana menjadi mengerikan. Satu keluarga itu saling berpelukan dimana Vince terus berusaha memanggil Apple.

Lalu hujan turun. Hari telah menjadi malam. Vince sudah tidak bersuara, ia memperhatikan orang-orang di bawah yang masih bergerak. Vince diajak bicara oleh pria besar, "Apakah dia masih hidup?" Vince tidak menjawab, ia hanya terus memperhatikan ke bawah. Pria itu pun mengatakan, "Saya Paul dan ini keluarga saya. Saya berterima kasih karena telah menyelamatkan kami." Lalu Vince menjawab, "Apple yang menyelamatkan kalian. Bukan aku. Kalian hanya menjadi beban." mereka semua pun terdiam. Lalu anak lelakinya berbicara, "Aku kenal kalian. Yang ada di kapal. Erin bilang kakak itu sakit parah." lalu Vince teringat dan melihat Apple tidak membawa ranselnya. Vince mencoba mengingat berapa jauh Apple tadi terjatuh. Vince lalu berbicara, "Aku harus kembali ke mobil." semua terdiam. Vince berteriak kemudian kepada Apple, "Apa kau kesakitam, Apple?" lalu terdengar suara Apple, kecil namun terdengar oleh semua. "Ia kesakitan." Lalu Vince segera berjalan turun. Semua menyuruh Vince untuk jangan turun. Tapi Vince tetap berjalan. Akhirnya sang wanita meminta keluarganya untuk mematahkan batang-batang yang ada. Vince berhasil sampai ke bawah. Namun, tidak beberapa ia dilihat dan Vince dikejar, baru semua yang ada di atas pohon menjatuhkan batang-batang itu, sehingga, tidak sedikit yang menjadi mengalih perhatian ke arah pohon. Namun, tetap khawatir, maka sang anak mengambil pistol dari sang pria, ia menembakkan ke bawah. Sesaat, yang telah berlari kembali. Vince berusaha untuk terdiam sesaat, menyembunyikan dirinya di balik semak pepohonan dan hujan gelap. Ketika ia merasa aman, ia pun pergi.

Cukup memakan waktu yang lama, di tengah gelap untuk menemukan kembali jalan semula, namun suara klakson mobil terdengar sangat kencang membuat Vince menemukan mobilnya. Hanya saja Vince tahu, besarnya suara klakson itu tentu berarti mobil itu dikelilingi oleh banyak orang.

Di dalam hutan, Paul memeluk kedua orang yang dia kasihi itu. Mereka kedinginan. Dan, mereka juga tidak tahu harus bagaimana. Anaknya terus memanggil Apple dari jauh. Tapi, suara Apple tidak terdengar jelas oleh hujan dan suara orang-orang dari bawah. Sudah sejam berlalu, Paul menghitungnya. Ia tahu cukup lama Vince kembali. Paul memikirkan yang terburuk dan ia hanya berkata, "Kita harus menunggu hingga hujan dera dan langit menjadi cerah." mereka saling mendinginkan dan tidak boleh tertidur. Anak itu terus memikirkan Apple yang sendirian di pohon seberang. Anak itu bilang, "Andai aku bisa ke sana." lalu ia dimarahi. Paul bilang, "Ini bukan waktunya untuk menjadi pahlawan!" Anak itu membalas, "Kalau saja kita tidak meninggalkan Ayah, mungkin juga kita tidak perlu seperti ini! Karena tidak melakukan apa-apa maka kita kehilangan Ayah!" Dengan berani anak itu loncat ke pohon seberang, berharap ia sampai. Karena licin, ia terpeleset, dan terjatuh. Namun, ia tidak sampai ke tanah, ia sempat berpegangan pada batang di bawahnya. Namun, lengannya sakit sekali. Tapi, ia tetap memanjat. Ia memanjat sampai ke tempat Apple. Kondisi Apple tidak kelihatan karena ia telungkup. Anak itu membangunkannya, ia menelentangkannya dan membaringkan di atas pangkuannya. Anak itu cukup besar untuk melakukannya. Mereka berdua duduk di dahan besar, anak itu bersandar pada batang dan Apple diselonjorkan di dahan. Anak itu melepaskan jaketnya dan menyelimutkan nya pada Apple. Apple mengerang dan menggigil. Ia sudah tak sadar tapi tatapannya ada. Anak itu bilang, "Sebentar lagi, tunggu, sebentar lagi."

Dari seberang pohon, anak itu melaporkan kalau ia baik-baik saja. Paul tahu anak itu akan baik-baik saja. Mereka semua menunggu sejam lagi dan hujan sudah selesai. Hari sudah menjelang tengah malam, lau terdengar suara seperti mesin dari jauh. Hutan gelap yang besar tentu bisa mendengar suara mesin mobil sekalipun. Tiba-tiba, ada yang berteriak, "Pegangan! Siap-siap turun!" lalu ada lah mobil Vince menabraki semua orang dan melindasnya berkali-kali, hingga tidak ada lagi yang hidup. Paul segera mengajak semua turun. Vince turun dari mobil dan membantu anak lelaki itu membawa Apple. Semua masuk ke dalam mobil dan mobil berjalan. Begitu banyak darah bercipratan, namun di pakaian Vince, semua terlihat seperti lumpur. Vince meminta wanita itu untuk mengambil satu suntikan yang ada di ransel dan menyuntikkannya pada Apple. Paul menanyakan apakah Apple penyakit diabetes tapi Vince membalas, "Lebih dari itu." Mobil terus berjalan hingga pagi hari, Apple terbangun dengan semua tertidur dan Vince masih mengendarai. Ia melihat dirinya diselimuti oleh jaket-jaket mereka dan kakinya dipangku oleh sang anak dan kepalanya dipangku oleh sang wanita. Semua terbangun karena Apple bahkan sudah dapat bergerak sendiri. Vince menghentikan mobil dan mengecek keadaan Apple. Semua senang Apple kembali sehat. Apple menanyakan apa yang terjadi. Dan diceritakanlah bagaimana Apple harus berjuang melawan lemahnya syaraf penahan rasa sakit dan dinginnya hujan malam. Apple melihat tangan anak itu bengkak. Anak itu bercanda, "Yang pati bukan karena gigitan." mereka semua berkenalan dan anak dengan wanita itu adalah Chase dan Yola.

Mobil kembali berjalan dan Paul yang mengendarai. Paul tahu arah dimana desa yang dimaksud Apple dan Vince karena kesana juga tujuan mereka. Mereka cerita kalau di desa itu mereka punya kapal yacht dan memiliki kenalan. Vince menanyakan apakah yang dimaksud Erin dan Koki Walt. Dan ternyata, benar. Yola bilang kalau harus mampir juga ke apotek mengobati punggung Apple dan tangan Chase. Apple bilang ia tidak merasakan sakit lagi, tapi Yola bilang sakit itu akan tetap ada dan malah harus dibalut. 

Sesampai masuk ke desa, sepi sekali. Tidak ada yang terlihat hidup. Lalu mereka menemukan apotek. Mereka pun masuk ke dalam, dengan Apple menunggu di dalam mobil. Di dalam apotek sangat sepi. Semua berusaha menemukan tas dan mereka menemukannya di ruangan pegawai. Mereka bertanya kemanakah semua? Hingga tiba-tiba orang banyak berjalan dengan suara-suara mengerikan. Mereka terlihat mengendus-endus tak jelas di kitar mereka. Vince meminta semua untuk tidak bergerak karena mereka ada di dalam apotek. Hanya saja semua dinding adalah kaca. Yang paling dekat dengan pintu masuk adalah Paul. Yola dan Chase melihat ada salah satu orang mengendus ke dekat kaca dimana Paul berdiri. Awalnya tidak ketahuan, orang itu mau terus berjalan, hingga ada yang berkelahi, saling memakan dan memukul kaca dengan keras dan kaca pecah. Paul bergerak dan orang itu langsung menerkam pintu masuk, mendorongnya, dimana untungnya karena Paul besar, ia melangkah besar menghindari pintu itu. Ia malah berlari keluar. Yola berteriak, dan semuanya memandang ke apotek. Vince segera menarik Yola dan Chase keluar melewati pintu belakang. Mereka berlari pintu exit gedung di sebelah apotek. Mereka terus naik dan sampailah pada atap gedung. Pintu exit dikunci. Dan Chase segera mencari Paul dilihatnya ke bawah. Semua melihat, tindakan heroik Paul berlari dan dikejar, namun karena badannya besar, langkahnya sangat besar, ia sampai dahulu ke mobil. Ia mengendarai mobilnya dan Apple berada di kursi belakang. Apple melihat mereka dari kaca jendela, tapi mengerikannya, orang-orang itu loncat ke mobil dan Paul pun menancap dengan kencang, mengitari sejalan itu dan menukik tajam, melemparkan orang-orang itu melepaskan dari mobil. Vince mencoba menembak, tapi Yola menahan karena mengingatkan atas suara. Lalu, karena untuk ketiga kalinya terlalu tajam beloknya, mobil itu menghantam gedung di seberang jalan gedung Vince dan kawan tempati. Apple segera turun dan membawa ranselnya, ia membangunkan Paul di bangku depan. Dan ada dua orang melihat Apple, namun Paul belum terbangun. Vince dengan masa bodoh, segera menembakkan kedua orang itu. Suara tembakan membangunkan Paul, keduanya berjalan keluar dari mobil, dengan cepat masuk dalam gedung seberang jalan. Mereka sampai pada atap, mengunci pintu masuk ke atap. Mereka berdua pun selamat.

Namun, sekarang mereka terjebak berada di atas gedung, yang sudah pasti mereka harus keluar dari jalan lain selain kembali melalui kemana mereka masuk. Orang-orang sudah ada di dalam gedung. Semua mencari jalan keluar lain. Dan, Yola menemukan tangga darurat. Vince menanyakan apakah ada tangga darurat di gedung Apple dan Paul. Mereka bilang tidak ada. Untuk kesekian kalinya Vince memandang Apple, yang jauh dan terpisah darinya. Apple bilang, "Kita mungkin harus tenang dan bersembunyi." Yola dan Chase memandangi Paul. Paul mencoba berkata, "Tenang. Aku tidak apa-apa." Paul terus mencari apa yang bisa mereka lakukan. Apple menunggu dan Paul pun berhenti dan menunjukkan tidak terdapat apapun. Apple mencoba melihat ke arah mobil, ternyata mobilnya rusak. Apple berteriak, "Hari masih siang, kalian bisa pergi sekarang." Lalu Paul juga mengatakan, "Ya! Mungkin lebih baik kalian menemukan kapal, dan Erin serta Walt! Masih ada waktu." Vince menjadi kesal, karena dia juga mencari di sekelilingnya dan tidak menemukan apapun. Chase akhirnya berteriak, "Aku tidak akan pergi." Akhirnya mereka hanya saling berpandangan seakan tak ada lagi yang akan mereka lakukan. 

Sejam telah berlalu. Paul mulai mengecek Apple dan ia terduduk di sebelahnya dan berkeringat sangat banyak. Paul menanyakan apakah Apple baik-baik saja, dan Apple bilang selama ia memiliki suntikan, semua akan baik-baik saja. Paul pun menjadi gemetar mendengarnya, "Mengapa dengan keadaan seperti ini, kau masih bisa begitu tenang?" Paul menundukkan kepala dan berpangku tangan. Ia melanjutkan, "Kita tidak akan bisa keluar dari gedung ini. Kita akan mati mengenaskan." Apple segera mendatangi Paul dan memegang tangannya, ia berkata, "Kita bisa keluar, selalu ada jalan." Paul membalas, "Aku hanya ingin bersama keluargaku yang baru. Untuk pertama kalinya, kami berlibur bersama, lalu semua ini terjadi. Aku tidak ingin kehilangan mereka." Apple menjawab, "Kau tidak akan kehilangan mereka, Paul!" Paul pun berteriak, "Ya, aku tidak bisa mati sekarang setelah mereka kehilangan suami dan ayah yang paling mereka kasihi! Namun kita sekarang terjebak dan terpisah. Kita akan mati!" Apple terkaget, karena Paul terdengar bukan suami Yola ataupun ayah Chase. Apple menanyakan, "Apa yang terjadi?"

Paul menceritakan, "Kami seharusnya pergi bersama dengan Max ke desa dimana Erin dan Walt berada. Kami akan ikut merayakan 100 hari kematian kakak perempuan Erin. Namun, sesaat kupikir semua akan baik-baik saja, memberikan waktu pada Yola dan Chase bersama dengan Max. Pagi itu, Max datang ke hotel dan mengajak mereka berjalan-jalan. Lalu insiden itu terjadi. Yang kutahu semua tidak baik-baik saja. Yola bilang mereka terpisah dengan Max dan ingin menemukannya. Kami pun memutuskan keluar dari hotel. Dan, anak-anak muda menyerang kami, mereka hampir mengambil mobil kami. Mereka meminta kami untuk membawa mereka dan mereka ditaruh di belakang. Mereka ternyata tidak senang karena kami mengitari taman bermain, mencari Max. Dan, mereka mengarahkan senjata ke kepala kami, saat itu aku melihat, Max dari jauh, telah berubah. Matanya merah dan ia berdarah di hampir seluruh badannya. Ia ikut berlari dan berteriak. Yola dan Chase menangis namun anak-anak muda itu menyuruh kami terus berjalan. Yola dan Chase tidak mau meninggalkan Max. Hingga salah satu anak muda membuka kaca jendela dan menembak Max. Kepalanya meledak dan aku pun tidak kuat melihatnya. Saat itu kupikir, anak-anak muda ini akan mengakhiri hidup kami. Namun, nyatanya kalian menemukan kami dan menyelamatkan kami. Aku kembali mengatakan semua akan baik-baik saja, dan sekarang... Tidak ada yang baik-baik saja."

Apple kemudian berbicara, "Dengar, kita akan berhasil keluar dari sini, kau dengan Yola dan Chase bahkan keluar dari pulau ini. Dan kalian akan menjalani hidup di luar sana dengan bahagia. Kita harus berhasil. Aku berjanji. Aku juga berjuang. Aku dan Vince meninggalkan temanku, dan aku harus memastikan diriku untuk kembali dan menjemput mereka. Temanku bilang padaku kalau aku tidak boleh menyerah seperti dia yang juga tidak menyerah. Aku tidak akan menyerah. Jika aku tidak menyerah, kau pun tidak akan menyerah." 

Paul dan Apple berpelukan, lalu sesaat, ada pom bensin tepat di depan kedua gedung. Semua terkaget karena pom bensin tiba-tiba meledak. Paul dan Apple melihat ke seberang gedung, Chase dan Yola mengatakan kalau Vince yang pergi, Vince turun lebih dahulu dari tangga dengan cepat menerobos para orang secara diam-diam dan sampailah di pom bensin. Vince teringat apa yang dijadikan suara klakson mobilnya mampu menarik orang banyak itu. Dan Vince pun dengan sebatang korek api, meledakkan pom bensin itu.

Semua mengira Vince dalam bahaya. Tapi, ternyata semua orang berbalik mengarah ke api pom bensin itu dan ledakan nya terus menerus. Tak disangka, Paul melihat tidak ada lagi orang di bawah gedung, Chase dan Yola pun turun. Setelah turun, mereka berusaha bersembunyi dan tiba-tiba ada mobil berjalan ke arah mereka dengan lampu depan mobilnya dikelap-kelipkan. Vince menjemput mereka dengan bus yang ia dapati. Gedung tempat Paul dan Apple lebih rendah dan Vince meminta mereka untuk loncat. Paul dan Apple berhasil jatuh di atap bus. Mereka melaju melewati pom bensin kebakaran itu. Setelah jauh, keduanya masuk ke dalam bus. Apple melihat dengan senang Paul, Yola, dan Chase bersama di belakang.

Dalam perbincangan di mobil, Vince memberitahu bahwa orang banyak itu tertarik dengan suara. Dan semua cukup tertawa karena ide gila Vince tadi. Obat-obatan berhasil dibawa dan mengobati memar Chase dan luka punggung Apple, dimana Yola, Chase, dan Paul terkaget melihatnya. Dan Vince, ia semakin diyakinkan untuk penglihatannya akan luka punggung Apple kedua kalinya.

Chase tidak sabar bertemu dengan Erin. Selama perjalanan menuju desa, mereka tak melihat sedikit pun ada orang-orang berteriak, mengejar mobil, dan bahkan loncat seperti bajing. Chase percaya Erin juga selamat bersama ayahnya. Mereka sampai sudah sore. Dan, kebahagiaan mereka terasa begitu cepat menguap. Tidak ada memang yang berjalan atau berlari seperti gila, mereka semua tertembak. Jalanan penuh dengan mayat-mayat. Semua yang melihat seakan tidak kuat. Chase berseru, "Ada yang mengintip dari dalam rumah!" lau mereka menyadari kalau ada yang selamat. Vince memantau, mobil berjalan perlahan karena mereka pada akhirnya harus menginjak mayat-mayat itu. Vince bilang kalau desa ini pintar, mereka hanya perlu tak bersuara dan bersembunyi. Mayat-mayat itu mereka bunuh sendiri, menandakan mereka punya formasi yang baik untuk menanggulangi musibah ini. Apple menanyakan dimana rumah Erin dan Koki Walt, semua di dalam mobil itu tahu. Vince tidak sampai di depan rumah, ia mematikan mobil di balik pepohonan. Apple bertanya dan ia sendiri mendapat jawabannya. Dan yang paling menyedihkan, pesta peringatan 100 hari kemarian kakak Erin tampak jelas sudah tersiapkan di taman depan rumah. Spanduk yang terlepas dan kursi-kursi yang berserakan. Mereka telah telat beberapa hari acara dimulai. Dan yang paling mengerikan, anak-anak kecil dan anak muda, beberapa tua, tapi mereka semua telah menjadi gila. Pintu rumah juga terbuka lebar. Mereka tidak mampu melihat. 

Vince mengatakan mungkin Erin dan Koki Walt juga sudah berubah jikapun mereka ada di rumah. Namun Chase berkata, "Aku berjanji datang pada Erin! Aku harus menemukan Erin!" Chase seperti patah hati yang sangat berat. Tapi Vince bilang itu hal terbodoh yang pernah ia dengar. Semua pun terdiam. Lalu, Paul bilang, "Nak, aku akan membawamu kepada Erin. Kita akan menemukannya bersama." Yola pun setuju. Vince bilang mereka adalah keluarga berani mati. Apple hanya tersenyum. Apple bilang, "Kita hanya hidup sekali." lalu Vince pun luluh. Ia bilang tunggu di dalam mobil. Vince membawa senjata. Vince bilang sampai ia kembali lagi, semua harus tenang di dalam mobil. Apple bertanya, "Mengapa harus sendirian?" lalu Vince menjawab, "Tidak mungkin kalian tega membunuh anak-anak." lalu ia segera pergi. Hari sudah malam, mobil pun mati. Banyak suara-suara di luar mobil yang terdengar begitu jauh. Mengerikan, Apple hanya terus berdoa untuk Vince. Lalu, Vince datang dengan kapak dan bercipratan darah. Vince bilang, "Aku tidak menemukan Erin dan Koki Walt. Baiknya kita bermalam di dalam rumah." lalu semua turun dan sampai di dalam rumah Koki Walt. Apple memandang anak-anak yang mati di perkarangan rumah itu. Apple hanya memandang Vince dari jauh yang beristirahat di sofa. Apple didatangi Yola yang baru dari dapur, memberikan minuman hangat. Yola bilang, "Semuanya higenis. Persediaan Walt sangat berkualitas tinggi. Aku yakin di basement nya, lebih banyak lagi persediaan makanan." Apple mengucapkan terima kasih dan mereka duduk bersama. 

Apple bilang dia tahu ayah Chase meninggal di insiden pertama pulau. Yola pun menambahkan, "Kami sudah bercerai dan tiga tahun tidak bertemu. Lalu, aku dan suami baruku, Paul hanya ingin menemani Chase bertemu ayahnya. Kami semua juga hendak kesini, ikut perayaan ini. Ketika aku dan anakku melihat Max ditembak mati, mungkin bagi Paul itu menyakitkan bagi kami. Tapi, bagiku, Max sendiri akan lebih baik mati dibandingkan terus hidup seperti itu. Aku telah berjuang lama sekali untuk merelakan kepergiannya semenjak kami bercerai. Aku tidak ingin lagi merasakan penyesalan yang sama. Aku akan berjuang untuk Paul dan Chase."

Mereka pun beristirahat. Saat pagi hari, mereka sudah siap untuk berangkat pergi. Chase sendiri sudah melepaskan kepergian Erin, tapi sesaat ia mendengar ada suara di basement. Chase sendirian di depan pintu basement dan Vince melihat dari jauh. Ia juga mendengar ada suara di basement. Tapi, ia tidak menyangka Chase masuk sendirian ke bawah, Vince mengejarnya dan saat dibuka, Ada Koki Walt yang tertunduk, dan ruangan pendingin terbuka lebar bersuara kencang, itu yang membuat suara dari bawah basement. Mereka mendatangi dan ternyata Koki Walt masih hidup. Ia mengenal keduanya dan ia mengira ia bermimpi. Chase menanyakan dimana Erin. Dan koki Walt menunjuk pada mesin es. Mesin es itu seukuran lemari pendingin es yang besar. Koki Walt bilang, "Erin disana. Ia tergigit dan semua begitu riuh. Mereka saling menggigit, maka kami berdua masuk ke basement. Tidak lama, suara teriak menjadi semakin keras,tapi makin lama makin tidak jelas. Dan kemudian, mereka semakin sunyi. Dan Erin malam itu, ia meninggal. Saya menaruhnya di dalam lemari es. Tapi, dalam beberapa menit, lemari es itu bergerak dan Erin kembali hidup. Saya membuka dan ia kedinginan. Tapi, saya tahu itu bukan dia. Ia berteriak dan hampir menggigit, tapi saya langsung menutup lagi. Berhari-hari, ia tidak pernah berhenti berteriak."

Semua turun ke bawah dan Yola sangat bahagia ia berjumpa dengan Walt. Walt diberitahukan kalau Max tidak selamat. Walt juga menunjuk pada lemari es, kalau Erin juga tidak selamat. Yola mengajak Walt untuk pergi, tapi Walt merasa ia sudah kehilangan dua anak perempuannya yang paling ia sayangi. Tidak ada lagi harapan, lalu Apple menampar Walt. Ia menangis karena apa yang dikatakan Walt, lalu ia berkata, "Kami kemari bukan untuk meninggalkan orang di belakang. Mau tidak mau, kami akan membawa mu pergi. Kami tidak berani mati hanya untuk membiarkan orang lain mati." Chase kemudian ingin membunuh Erin. Walt menangis, ia tidak siap. Yola kembali memeluk, "Semuanya akan terasa lebih baik." dan semua bersepakat. 

Vince berdiri di sebelah lemari es, ia membukanya. Erin perlahan keluar dari lemari es selama Vince kembali berjalan berkumpul dengan yang lain. Apple melihat Erin tergigit di leher, lengan, dan tangan. Lalu Chase menembaknya tepat di kepala. Pistol itu segera diambil oleh Vince. Mereka kemudian pergi keluar dan suara tembakan itu cukup membawa orang-orang yang lain. Vince membunuh mereka dengan mudah ketika yang lainnya hanya terus berlari ke mobil. Namun, ternyata Walt punya keberanian membunuh tetangga-tetangganya itu. Mereka pun masuk ke dalam mobil dan segera pergi ke tempat kapal- kapal. 

Kapal Max menunjukkan bahwa itu kapal kepolisian, dan Vince langsung membeku. Saat masuk, semua terkejut karena banyak sekali kasus pembunuhan berantai. Dan, wajah Vince adalah salah satunya. Ada artikel yang hanya mengatakan kalau Vince adalah arsitek terkenal, namun ada artikel tentang kasus Adik Clarice dan hanya Vince yang selamat. Semua tahu kisah pembunuhan berantai itu dan mereka tidak menyangka kalau Vince lah orangnya. Walt menjadi tidak percaya kepada Vince, juga Paul dan keluarganya. Karena Vince lah, perceraian Max dan Yola terjadi dan semua ini mungkin terjadi. Max sendiri juga menulusuri kematian adik Clarice dan rahasia sesuatu yang tampak seperti epidemik. Max juga membahas tentang kecelakaan dua pesawat. Apple melihat gambar-gambar puing pesawat yang terjatuh di balik pulau, kisah pihak militer dan gas beracun. Hingga mereka menemukan buku laporan investigasi Max. Tertulis di halaman terakhir, "Aku harus mengisolasi pulau."

Semua musibah ini dapat dijawab oleh jurnal Max. Mereka pun dikejar oleh orang banyak namun mereka berhasil pergi. Kebanyakan kenalan Walt, dan ia dengan senang membunuh mereka. Benar yang dikatakan Yola, "Semuanya akan terasa lebih baik."

Dalam kapal, Vince ditaruh di dalam kamar dan dikunci. Semua tidak percaya kepada Vince, tapi Apple mencoba membela, "Kalian pikir siapa yang hingga kita sampai sekarang membawa kita sampai disini?" Tapi mereka tetap tidak percaya. Apple meminta untuk menjemput teman-temannya di villa. Mereka menyeberangi danau dan terlihatlah villa si pembunuh berantai. Yola benar-benar tidak menyangka kalau Vince si pembunuh berantai yang dicari oleh Max selama ini. Lalu Terlihat banyak orang berkeliaran, Apple melihatnya tidak percaya karena berarti sekeliling villa telah dimasuki. Vince pun dikeluarkan dan ia juga tidak percaya. Lalu Vince bilang, "Aku memiliki ruangan air, di dalam air, jalan keluar apabila terjadi ledakan gas beracun dari kawah. Hanya aku yang dapat membuka pintunya." Apple bersih keras untuk pergi dengan Vince namun Paul melarang dan lebih baik pergi bersama. Apple bilang, "Ini sudah bukan urusan kalian. Biar aku dan Vince saja yang pergi. Jika kalian tidak melihat kami kembali hingga matanari terbenam, tinggalkan kami." Namun, Walt mengajukan diri untuk melindungi Apple. Vince bilang kalau banyak orang akan menambah beban. Tapi, Walt bilang, "Aku tidak akan meninggalkan Apple." dan, akhirnya mereka berenang menuju gua bawah air. 



Ditiupkanlah kapal karet dan mereka bertiga mengitari pinggiran danau, dimana Walt terus menanyakan apakah di tempat masuknya masih dapat dimasuki atau tidak. Vince menjawab, "Bahkan itu bukan di atas permukaan. Lihat, karang di bawah itu, kita akan menyelam." Apple tidak berani berenang. Apple bilang, "Tidak adakah cara lain?" Lalu Vince menjadi kesal dan meminta mereka untuk menunggu. Vince pun menyelam. Walt dan Apple seperti berusaha menyembunyikan kapal karet mereka karena di pinggiran danau, orang-orang terus berjalan. Walt pun menanyakan apakah diri Apple baik-baik saja. Apple terlihat sangat pucat, saat ini. Apple hanya terdiam dan ia bilang, "Tidak perlu khawatir. Kalau orang-orang di sekitarku sudah memperlakukanku seperti orang sakit, aku sendiri yang malah benar-benar sakit." Walt bilang, satu-satunya yang membawa ia melangkah pergi ialah karena ajakan Apple. Tapi Apple langsung bilang, "Kesempatan kita setengah-setengah, Walt. Kau harus tahu itu. Lihat, kita mempercayakan hidup kita kepada orang seperti Vince. Dan kita selamat. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Dan, aku ingin, kau, Walt, sebelum kau menginjakkan kaki ke tanah diluar pulau ini, jangan pernah berhenti berjuang. Kalau aku memintamu untuk lari, lari sekuat mungkin. Berenanglah sejauh mungkin, dan jika kau butuh pertolongan, teriaklah sekencang-kencangnya. Aku tidak akan meninggalkanmu, Walt." Walt tidak habis pikir dengan jalan otak Apple. Lalu Apple menceritakan lagi, "Orang-orang disana, pernah kutemui. Saat yang sama didalam kecelakaan. Keinginanku untuk keluar dari pulau ini sama seperti kalian. Aku harus keluar dari pulau ini dan mencari jawaban yang sebenarnya dengan semuanya. Mengapa hanya aku yang selamat?"



Lalu, Vince keluar dari air. Vince meminta keduanya untuk berenang. Apple bilang ia tidak mau dan dia juga bingung. Karena sebenarnya ia takut menyelam. Apple meminta untuk tinggal tapi Walt tidak mau Apple tinggal. Lalu orang-orang itu melihat kapal karetnya, dan segera berlari ke arah air. Walt tanpa berpikir panjang memukul Apple dan pingsan. Vince marah, lalu Walt memasang satu-satunya tabung udara mini kepada Apple dan mereka bertiga pun menyelam. Jalan masuknya itu lumayan jauh, namun saat masuk ke dalam goa ada bagian udara di atas air, dan Walt seperti kelelahan. Vince yang membawa Apple karena ia tahu Walt tidak mungkin bisa membawanya sambil menyelam. Walt bertanya, "Berapa jauh lagi?" dan Vince menjawab, "Setelah ini akan ada isapan air karena pintunya akan terbuka, aku minta kau berenang tepat di belakangku." Lalu mereka pun segera kembali menyelam, dan benar, pintu segera terbuka, air serasa menarik Walt ke depan, ia saking kagetnya tidak terpikirkan lagi untuk menahan nafas, ia berteriak di dalam air. Namun hanya dalam beberapa menit, mereka bertiga sudah berada di dalam ruangan, pintu segera tertutup dan air yang menggenang segera meresap keluar. Walt terbatuk-batuk ketika Vince mencoba membangunkan Apple. Apple tidak terbangun, namun ia masih bernafas saat dibuka tabung udaranya. Vince kembali marah dengan kelakuan Walt. Walt bilang, "Dia tidak akan menyerah begitu saja. Ia mau melakukan apa saja untuk berjuang. Ia tidak akan pergi." Dan benar, Apple terbangun di pangkuan Vince dan bilang, "Cukup mengerikan melakukan perjalanan denganmu, Vince." Ia tersenyum. Vince bilang, "Kau yang gila. Orang sakit seperti kau seharusnya berada di kapal saja bersama yang lain." Vince segera membuka pintu untuk masuk ke vila dan hampir saja ia tergigit. Semua segera menghindar karena ada lima orang masuk, Vince meminta Apple dan Walt lari ke atas. Ketika di atas, ada tiga orang yang sudah ada dan melihat mereka, Apple dan Walt segera memakai segala macam barang untuk menghempas mereka jauh dan mati. Satu orang tersisa hampir menggigit Apple yang kelelahan setelah mengalahkan satu orang sebelumnya, namun Walt datang tepat waktu menyelamatkannya. Apple dan Walt segera mendatangi kembali ke tempat ruangan mereka meninggalkan Vince dan  Vince tergigit di tangan kirinya. Vince mendorong orang itu lalu membunuhnya. Vince memandang Apple dan Walt seakan ia tahu kalau ia harus mati sebelum berubah. Vince hampir memotong tangannya, ketika Apple segerea menghentikannya. Ia memeluk Vince dan menangis, "Kumohon, aku membutuhkanmu." Vince melihat Walt dari jauh, dan Walt hanya termenung. Vince ingin mengatakan sesuatu tapi Apple segera membersihkan luka di gigitan itu dan memberikan sapu tangan basah di celananya. Apple sambil berkata, "Jika kau ingin mati, aku akan membunuhmu. Tapi bukan sekarang." lalu Apple berdiri, ia pergi keluar ruangan. Walt dan Vince bertemu muka dan Walt bilang, "Ayo, nak." 

Ternyata, ruangan pintu belakang terbuka dan udara beracun masuk. Hal itu membuat Walt dan Apple terbatuk-batuk saat menuju ke daerah dapur. Vince segera menutupnya. Vince bilang, "Kita tidak tahu bagaimana mereka bisa masuk ke dalam rumah?" lalu Walt melihat ke luar jendela dan melihat di luar pagar villa, mereka semua berkumpul sangat banyak. Mereka menemukan sisi belakang pagar ada yang kebuka engselnya dan pasti disanalah mereka bisa masuk. Vince berkata, "Suara alarm pintu tadi terbuka, pasti yang membawa mereka kemari." Apple berteriak karena sisi pagar yang terbuka itu kembali berhasil dimasuki beberapa orang.

Apple segera mencari Freddy dan Clarice. Mereka tidak ditemukan di lantai dua kamar, malah ada beberapa orang disana dan mengagetkan mereka, tapi berhasil dibunuh. Mereka turun ke ruangan tengah dan mereka melihat Freddy dan Clarice bersama orang laki-laki saat pertama sudah berada di dalam aquarium. Walt seakan tidak percaya bahwa desas-desus itu memang benar. Ketika dibuka, Freddy sudah tidak bernyawa lagi dan Juga orang pertama di dalam aquarium. Apple mendatangi Freddy dan ia begitu sedih, ia memegang tangan Freddy yang sudah dingin, air matanya berlinang. Vince segera mendatangi Clarice dan ternyata ia hanya pingsan. Ia terbangun dengan teriakan-teriakan yang langsung ditampar Vince. Clarice segera memeluk Vince katanya, "Mengapa kamu datang terlambat, mengapa?" Clarice segera dibawa oleh Vince dan Apple ditarik oleh Walt. Apple mencium kening Freddy dan akhirnya ia pun pergi.

Mereka berempat berenang melalui goa bawah tanah. Cukup sulit membawa Apple yang tersadar untuk menyelam. Ia dengan Vince berenang bersama. Saat di pertengahan, Apple sudah terkena serangan panik. Vince melihat Apple kehabisan nafas dan Vince pun menciumnya untuk memberikan nafas, tapi sesaat, Apple langsung pingsan. Semuanya kembali ke luar goa dan mereka berenang, cukp jauh menuju tengah danau dimana kapal menunggu. Yola bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Lalu Walt meminta semua menjauhkan diri dari Vince yang telah tergigit. Clarice seperti kaget dan dia pun ikut menghindar. Vince bilang, "Tolong, aku hanya ingin menyelamatkan Apple." Sesaat kemudian, Apple terbangun. Titik matanya berubah menjadi warna merah. Semua terkejut karena mata Apple awalnya berwarna hijau. Apple menyadari perubahan matanya dan memandang Vince. Ia ingat, "Kau memberikanku udara." 

Akhirnya, mereka berdua pun diisolasi di kamar. Vince dan Apple saling berpandangan dan Vince mulai meminta maaf, "Aku yang membuatmu terkena juga." Apple lalu bilang, "Untuk kedua kalinya, aku dapat melihatmu dengan jelas, Vince. Pertama kali setelah kau melemparkan kacamataku ke air." Vince melihat telinga Apple sudah tidak memakai alat pendengaran, dan Apple bilang, "Aku juga menyadarinya. Hilang saat berenang." Vince bilang, "Apakah karena itu?" dan Apple pun mengatakan, "Kau masih ingat saat Freddy juga tergigit. Aku menyuntikkan obatku padanya. Aku tidak memberitahu kalian. Aku ingin kau juga memakai ini." Ia mengeluarkan suntikannya, satu-satunya kepada Vince. Vince bilang, "Itu obatmu satu-satunya!" lalu Apple segera menyuntikkannya kepada Vince. Apple bilang, "Aku hanya ingin mencoba berjuang menyelamatkan semua orang." Vince bilang sambil menangis, "Bagaimana mungkin masih ada orang seperti mu ingin menyelamatkan orang sepertiku?"

Hari berganti malam, tiba-tiba ada yang membuka kunci pintu mereka. Masuklah Clarice. Clarice menutup pintu dan mengajak bicara mereka berdua, "Mereka menunggu hingga kalian berubah, membunuh kalian, lalu baru pergi. Itu rencananya." Apple bilang itu hal yang bagus. Lalu Clarice segera mengubah perbincangan, "Bagaimana mungkin dengan matamu, Apple?" Apple menceritakan perubahan yang ia rasakan dan bagaimana semua alat inderanya yang rusak dapat kembali berfungsi baik, ia bilang, "Mungkin aku berarti berbahaya." Lalu Vince tiba-tiba menciumnya, menghisap lidahnya. Semua terkaget dan ternyata, Vince tidak berubah jadi apapun. Clarice kemudian mengambil sample darah Apple dan Vince untuk diperiksa. Clarice pun segera pergi. Ia bilang, "Freddy mati karena virus di dalamnya. Bukan aku yang membunuhnya. Tapi Aku melihat setelah Freddy mati. Tapi Ia hanya tidak berubah." Lalu ia menutup pintu.

Pagi harinya, Paul, Yola, Chase, dan Walt membuka pintu kamar Apple dan Vince. Vince terbangun dan ia hampir disuguhi pistol oleh Paul, namun Vince tetap seorang manusia. Vince membangunkan Apple dan Apple pun masih juga manusia. Yola pun bilang, "Kita beri mereka makan. Kita berangkat sekarang." Chase mengabarkan berita kepada Clarice di dalam kamar. Ternyata, ia sedang di kamar mandi. Clarice bilang, "Aku menyusul." lalu Chase pergi.

Chase duduk di samping Vince yang bersebelahan dengan Apple, mereka berdua memakan roti buatan Yola. Chase bertanya, "Bagaimana kau bisa hidup dengan kawah beracun di sekitarmu?" lalu Vince menjawab, "Aku hanya tidak mati ketika menghirup nya. Itu saja." lalu Paul membalas, "Mungkin demikian juga reaksi di badan Vince. Ia menolak racun bahkan sesuatu yang sama berbahayanya dengan racun." Yola pun bertanya, "Bagaimana dengan Apple?!" akhirnya Apple menceritakan reaksi pada badannya yang membuat semuanya menjadi normal, katanya, "Aku bahkan tidak perlu menyuntikkan diri kemarin dan aku tidak apa-apa, sekarang." semua hanya berusaha mengerti. 

Walt pun berdiri dan berkata, "Kurasa kita cukup untuk keluar dari pulau ini."  semua setuju. Mereka pun keluar, ketika di tengah laut, hari sudah malam. Lalu, Vince dan Apple selalu diminta untuk bersama, tetap mereka disuruh untuk tidak dekat-dekat sampai Clarice datang. Apple dan Vince berpegangan tangan. Apple bilang, "Setelah kita sampai nanti, mungkin kita akan ditangkap, dipisahkan, dan bahkan dibunuh seketika. Aku bahkan tidak akan sempat melihat Whale. Aku hanya ingin melihat mu hingga saat ini, memegang tanganku. Setidaknya sampai kita di sana." Vince mencium tangan Apple dan terus memegangnya, ia bilang, "Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Jika kita selamat, mereka akan tetap menghukum mati diriku. Tapi aku akan tetap memegang tanganmu, sampai kau selamat." Apple membalas, "Bodoh."

Lalu, Paul pun memanggil Clarice di depan kamar. Terdengar suara ribut di dalam kamar mandi dalam kamar, suara air deras. Banjir keluar dari bawah pintu. Paul pun mendobrak, karena badannya besar, pintu itu cepat terbuka. Pintu kamar mandi tertutup. Paul membukanya dan ia melihat, Clarice terlilit kain tirai shower, ia menggeliat-menggeliat lalu saat Paul memanggil namanya, Clarice berhenti bergerak. Sesaat, Clarice langsung segera bisa keluar dari lilitan tirai itu. Dan, Clarice melihat Paul dengan mata yang berbeda warna, seluruh matanya merah. Ia hanya termenung memandang Paul, tidak bergerak, hanya memandang. Paul berusaha menahan nafas namun ia tahu apa yang terjadi pada Clarice, ia segera berlari sekuat tenaga, seketika ia bergerak, Clarice segera bergerak dan menyerang, Clarice loncat ke arah dimana Paul berdiri namun segera menghantam dinding. Suara kencang itu menarik perhatian yang berada di luar dek. Paul berhasil keluar, ia melihat Chase dan Yola di depannya, ia berlari ke arah mereka, dan berteriak,"AWAS!" Paul memeluk keduanya hingga tersungkur. Apple dan Vince melihat sesosok Clarice yang telah berubah, ia berlari menuju ke arah Paul dan keluarganya. Walt sedang kaget dan memegang pistolnya ia tidak bisa menggunakannya. Pistol itu terjatuh. Clarice tidak melihat kemanapun, ia tahu sasarannya tak lain adalah Paul.

Saat itu juga, Apple melihat Vince mendorong dirinya dan melepaskan tangannya. Vince segera menghadang Clarice dan menariknya loncat ke laut. Apple meneriaki nama Vince, yang ia pun jatuh ke laut. Laut begitu gelap dan tampak apapun. Apple dan yang lain terus melihat tapi tidak tampak siapapun keluar dari laut. Apple menangis, ia memandang orang-orang di sekitarnya dan ia pun akhirnya mau loncat, kapal terus berjalan. Walt segera memeluknya dari belakang. Apple mengancam kalau ia akan menggigit kalau tidak dilepaskan tapi Walt bilang, "Biar, Nak. Lebih baik kita sama-sama mati." Lalu Apple menyadari kalau kapal itu sudah menjauhi tempat Vince dan Clarice berada jatuh. Apple hanya tersungkur di pelukan Walt. Walt bilang, "Maafkan aku, aku tidak bisa menembak dengan cepat." Paul dan keluarganya mendekati mereka dan ikut berduka.

Mereka semua mendatangi tempat Clarice dan menemukan beberapa suntikan di kamar mandi. Dan, terlihat yang ia pakai adalah suntikan dengan isi darah Apple. Paul bilang, "Ia tergigit di bagian punggungnya." Selama ini mereka mengira jas putih dipakai Clarice menandakan ia tidak tergigit. Yola bertanya, "Lalu mengapa ia menggunakan darah Apple?" Walt menjawab, "Mungkin, ia mengira semua penyakit Apple yang disembuhkan oleh penyakit tersebut, tentu dapat menyembuhkan nya." Apple hanya terdiam. Ia melihat suntikan lain, tersisa, terlabel, darah Freddy dan darah Vince. Chase bertanya, "Mengapa ia tidak menggunakan darah lain." Apple segera mengambil kedua suntikan itu dan berkata, "Ia mengambil risikonya." Ia lalu menyimpannya sendiri.

Mereka sampai pada jam 8, dan pihak militer sudah ada di sana, mereka diamankan dan mereka dinyatakan bersih. Pemimpin militer itu memperbolehkan mereka pergi karena di dalam kapal tidak ada yang menunjukkan kalau mereka pernah ke pulau. Kapal itu bersih. Ketika dilihat surat izinnya adalah milik Max Lucys, mereka tahu itu kapal polisi, mereka pun diperbolehkan keluar. Pemimpin itu tahu siapa Max Lucys, dan pemimpin itu tahu mereka tidak mungkin tidak tahu soal infeksi itu. Pemimpin itu  kembali bertanya, "Apa kalian yakin kalian hanya berempat?" semuanya menjawab ya. 

Whale, ia berada di ruang tunggu bersama para pembawa berita maupun wartawan. Ia disana sudah bukan lagi bekerja tapi benar-benar menunggu Apple. Whale kemudian dipanggil oleh sahabatnya, Tom, ia mengatakan, ada empat orang yang selamat namun tak ada seorang pun adalah Apple. Lalu, ia melihat keempat orang itu berjalan. Whale berlari menerjang Tom, memanggil mereka, teriaknya, "Apakah kalian mengenal Apple? Tolong! Beritahu aku, apa kalian mengenal Apple? Apple!" Whale seperti hancur karena Apple tidak ada diantara mereka. Tom membawa Whale pergi. Whale hanya melihat anak lelaki itu menengok Whale, namun ibunya menyuruhnya untuk kembali melihat kedepan. Whale melihatnya, ia segera mendorong Tom dan kabur. Prajuritnya bertanya, "Perlukah kami kejar, Pemimpin?" Tom menjawab, "Biarkan ia sendiri."

Whale mendapati mereka diluar. Dan, ketika mereka sedang akan naik ke mobil militer, semua memandangnya. Whale terdiam dan para prajurit meminta mereka semua diantarkan ke rumah mereka masing-masing. Semua memandang Whale hingga berlalu, para prajurit pergi dan ia berdiri sendirian. Mobil itu pergi, dan ia melihat Apple berdiri di seberang jalan. Apple segera berlari dan memeluk Whale. Whale bilang sambil terharu, "Kau menepati janjimu." Apple juga menangis, "Kau menemukanku."

Mereka menaiki mobil dan Whale ingin menciumnya, Apple menghentikannya. Whale terdiam, ia tahu apa yang terjadi, "Apple, ada apa dengan matamu?"


-The End-










Comments

Popular posts from this blog

One Last Time

The Accident