Lost Sight, Found Strength

The path is so dark and dim, but Julie keeps walking. She is scared, yet her adrenaline makes her look back several times, urging her to walk faster with each step. She wonders why she can't move faster and then realizes it's just her thoughts getting wilder the longer she's on the road. She shouldn't have chosen this path—terrified and confused. She's already halfway through. It sucks. The only way is to adapt, over time. She has one more block, two more, and again she convinces herself it's just one more step to her destination. She's no longer afraid when she starts looking at the sky instead of the road. The evening feels scarier when it's right in front of our eyes, but when it's above, the stars are beautiful. The cold air on her skin feels warmer as her mind grows calmer. Gently, she realizes that she's no longer worried. In fact, she's arrived, in no time. -- I think loneliness comes from the mind. It's not about being surrounded ...
Do you know why it's hard to say goodbye? Because we afraid if our memories might not be able to remember them, rightly. The fact is, goodbye means good. No matter how hard.
~Aurora Esterlia

Under Water

This is the memorial for Sewol Sinking Ferry. The incident was very disaster and grieving the whole nation, it must be so tired to even cry.

The story is about someone lost someone because of the drowned incident. The person tried to stop thinking but instead that person wondering how it felt to be under water and the last conversation of both of them just very hard to forget because that person decided to be cruel and upsetting.

"Aku berusaha berubah untuk kamu!"

Teriakan seberapa kencang pun dalam ingatanku, tak akan pernah menghilang selama aku masih berada di dalam air.

"Aku melepaskan semua yang kamu minta!"

Raut wajah yang tak pernah kumengerti namun pilihanku yang membuat raut muka itu ada. Udara dalam dadaku mulai habis.

"Aku memberikan apapun untuk bertahan dengan mu!"

Perkataan nya yang terakhir membuatku gagal bertahan dalam air dan aku segera keluar dari dalam kolam renang.

"Aku berjuang untuk kamu."

Aku melangkah di pinggir kolam renang dan mengambik handuk, mengeringkan seluruh badan dan rambutku.

"Aku begitu jatuh cinta padamu."

Terdengar orang di depanku menjatuhkan dirinya ke dalam air, suara dan cipratan air didepanku membuyarkan ingatanku. Aku segera berjalan ke ruang ganti.

"Apakah itu tidak cukup bagimu?"

Aku menyalakan alat pengering rambut, dengan perlahan memainkannya menelusuri tiap sisiran rambutku. Pandanganku di depan cermin mulai berembun.

"Apakah karena itu kamu meninggalkan ku?"

Orang-orang mulai masuk dan juga ramai bercermin. Aku hanya segera pergi dan menuju parkiran.

"Apakah aku bisa hidup tanpamu?"

Sesaat aku tidak bisa membuka pintu mobilku.

"Apakah itu yang kamu inginkan?"

Aku memegang kunci mobilku namun ia terjatuh, akupun mengambilnya.

"Aku benar-benar tidak mengerti dirimu."

Saat aku tertunduk di aspal parkiran, entah mengapa air mataku mengalir keluar. Kenangan terakhirku dengannya, kupikir aku bisa melupakannya. Kupikir dengan jarak memisahkan maka semua akan baik-baik saja.

"Seberapa dalam kamu akan menyelam untukku, jika aku tenggelam?"

Aku ingin mengatakan kepadanya bahkan sampai udara habis dalam kerongkongan paru-paruku, aku mau menyelam untuknya.

Andai aku bisa bernafas didalam air, aku ingin menyelamatkanmu.

The feeling of this cruel incident just can't be explained. It's just hurt and painful. To be thankful, it's all what we need. Keep endure.

Comments

Popular posts from this blog

People thinking : Gay

Kelly's Night

The Man with The Star